Internet of Things (IoT) yang Bersumber dari Energi Surya

Ilustrasi Internet of Things. Photo: Pixabay
  • Internet of Things (IoT) merupakan teknologi yang mampu menghubungkan sesuatu yang tersambung dengan internet.
  • IoT memerlukan energi agar dapat tersambung antar perangkat-perangkatnya.
  • Energi terbarukan melalui panel surya dapat menjadi sumber yang efisien untuk IoT.

Manusia menjalin hubungan atau interaksi dengan manusia lain. Semenjak teknologi ditemukan, manusia dapat membangun koneksi dengan sesuatu seperti televisi. Akan tetapi, Sobat EBT Heroes apakah pernah mengira jika sesuatu atau alat dapat berhubungan dengan sesuatu atau alat yang lain? Misalnya, seperti smartphone dengan kulkas?

Hal tersebut merupakan sesuatu yang erat kaitannya dengan Internet of Things atau IoT. Internet of Things secara tidak sadar dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaannya semakin marak beriringan dengan perkembangan zaman. Energi yang digunakan untuk menjalankan IoT juga berkembang. Mulai dari energi fosil hingga energi terbarukan seperti energi surya melalui panel surya.

Baca Juga



Apa itu Internet of Things?

Ilustrasi Internet of Things (IoT). Photo: Pixabay

Internet of Things (IoT) adalah suatu teknologi yang memungkinkan terjadinya hubungan antar perangkat atau alat melalui jaringan. Teknologi tersebut menjadi populer karena kemudahan yang diberikan. Layaknya manusia, IoT memiliki identitas , dapat secara mandiri beroperasi, dan berkomunikasi dengan perangkat atau alat yang lain.

Setiap perangkat memiliki identitas atau dapat disebut alamat IP. IP yang digunakan, yakni IPv6. Terdapat dua jenis IP, yakni IPv4 dan IPv6. Perbedaan antara keduanya pada intinya, yakni IPv6 dapat dihubungkan dengan perangkat lain secara tidak terbatas. Suatu perangkat memiliki IP yang telah tersambung dengan internet. Dengan begitu, perangkat tersebut dapat disambungkan dengan perangkat lain yang juga terhubung dengan internet.

Perangkat yang telah tersambung dapat dilakukan otomatisasi. Alat atau mesin dapat bekerja secara mandiri tanpa adanya perintah dari manusia. Selain itu, suatu alat atau mesin dapat dikontrol dengan perangkat dari jarak jauh. IoT juga dapat membantu pekerjaan pada era big data saat ini. Perangkat dapat dengan mudah membantu dalam menghimpun dan menganalisis data.

Internet of Things di Indonesia

Ilustrasi Internet of Things di Indonesia. Photo: Pinterest

Penerapan IoT di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Teknologi ini banyak digunakan oleh banyak orang dan perusahaan. Selain itu, sektor-sektor lain juga telah disusupi oleh IoT seperti pertanian, kesehatan, militer, dan lain-lain. Sobat EBT Heroes yang bergerak di sektor-sektor tersebut mungkin tidak menyadari bahwa yang ada di sektar kalian itu merupakan IoT. Para pebisnis misalnya menggunakan IoT untuk mengetahui data perusahaan perbulannya.

Pada tahun 2021, pengguna IoT lebih banyak dibandingkan pengguna smartphone yang terkoneksi menurut Badan SIber dan Sandi Negara (BSSN). Pemerintah Indonesia mendukung perkembangan dari IoT. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI) mengadakan Program IoT Creation 2022. Program tersebut diadakan dalam upaya pencarian, pembekalan, hingga mendorong terbentuknya perusahaan baru (startup) lokal.

Penggunaan IoT marak mulai tahun 2018. Perangkat IoT seperti GPS, Tracker, dan Smartwatch. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate terus mendorong setiap pemda untuk memanfaatkan teknologi digital, termasuk IoT dalam membuat terobosan baru atau smart solution. Hal tersebut disampaikan dalam Indonesia Smart City Conference, Forum Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Pameran Smart City di ICE BSD Tangerang, Selasa (13/12/2021).

Teknologi Internet of Things yang telah membantu UMKM di Indonesia di tengah pandemi ini harus terus dikembangkan. Johnny G Plate mengatakan bahwa jumlah perangkat IoT diperkirakan mencapai 400 juta perangkat pada tahun 2022, dan akan meningkat menjadi 678 juta perangkat tahun 2025 dengan adanya 5G. Nilai pangsa pasar IoT di Indonesia juga akan mengalami peningkatan dari Rp 355 triliun pada 2022 mencapai Rp 557 triliun pada tahun 2025.

Sesuatu seperti IoT yang telah banyak diaplikasikan saja masyarakat masih belum sadar akah kehadirannya. Bahkan, Indonesia atau negara kita sekalipun sudah banyak mengimplementasikannya. Karena itu, melalui artikel ini diharapkan masyarakat terutama Sobat EBT Heroes lebih tahu tentang Internet of Things. Lebih dari itu, Sobat EBT Heroes makin tahu Indonesia dari penggunaan hingga aplikasinya terhadap IoT.

Internet of Things dengan Energi dari Panel Surya

Ilustrasi Internet of Things Bertenaga Surya. Photo: Yt PowerFilm Solar

Internet of Things dapat digunakan atau dihubungkan dengan perangkat yang memiliki baterai agar tetap menyala. Kondisi yang ada sekarang beberapa masih menggunakan energi listrik untuk mengisi dan menyimpan daya. Energi surya dapat menjadi opsi melalui panel surya untuk mendapatkan energi terbarukan dan ramah lingkungan. Panel surya akan membantuk mengisi daya baterai yang juga dapat disimpan agar dapat terhubung dengan IoT.

Perangkat yang terhubung dengan IoT mencakup ribuan node dan sensor. Baterai yang digunakan tentu tidak sedikit menghabiskan daya. Dana yang dibutuhkan tentunya tinggi dari segi pemeliharaan. Pengumpulan energi dengan sel fotovoltaik yang dioptimalkan menggunakan energi cahaya sekitar untuk menjaga agar baterai tetap terisi. Panel surya dapat digunakan untuk mengumpulkan dan mengubah energi yang ada tersebut.

Sumber daya terbarukan secara fungsi dan ketahanan dapat dijamin dengan adanya energi surya. Dengan adanya panel surya, biaya pengeluaran dan pemeliharaan dapat ditekan. Bahan surya performa tinggi dari power film mengumpulkan energi cahaya. Energi cahaya didapatkan di dalam atau luar ruangan bahkan dengan sumber cahaya buatan. Sumber buatan dengan sifat ultra tipis yang fleksibel dan ringan memungkinkan digunakan dengan mudah.

Sobat EBT Heroes dapat memahami sistem Internet of Things dapat dilihat pada gambar di atas. Terlihat terdapat supermarket yang gentengnya terdapat panel surya. Panel surya tersebut membantu dalam mengumpulkan energi surya menjadi energi listrik. Energi tersebut disimpan dalam baterai dan disalurkan melalui kabel yang dihubungkan dengan perangkat elektronik. Selain itu, energi surya juga dapat dikumpulkan secara langsung dengan panel surya yang lebih kecil yang ada pada ala elektronik label harga.

Baca Juga



Manfaat IoT Tenaga Surya

Ilustrasi Manfaat Internet of Things Tenaga Surya. Photo: Pixabay

Manfaat adanya IoT tenaga surya pada dasarnya ramah lingkungan dan berkelanjutan. Energi tersebut dapat ditemukan secara melimpah. Biaya yang dikeluarkan juga relatif kecil dalam jangka panjang. Kehadiran IoT tenaga surya membantu pekerjaan manusia di berbagai sektor seperti industri, bangunan, pertanian, ritel, dan lain-lain.

Perangkat atau alat yang menggunakan IoT tenaga surya juga semakin banyak digunakan. Adanya perangkat penghubung seperti bluetooth misalnya. Hal lain yang dapat dirasakan juga dengan adanya fitur maps. Alat-alat lain yang dapat ditemui sehari-hari seperti smartphone, CCTV, kunci elektronik, dan lain-lain. Menurut Sobat EBT Heroes, alat atau perangkat apa saja yang sudah menggunakan IoT tenaga surya di sekitar kalian? Tulis di kolom komentar, ya!

#zonaebt #energiterbarukan #sobatheroes

Editor: Himatul Azqiya

Referensi:

[1] Internet of Things di Indonesia

[2] Melihat Perkembangan Internet of Things di Indonesia

[3] Internet Of Things

[4] Solar Energy Harvesting For IoT Explained

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

194 Comment