Menebar Matahari, Menuai Kangkung Bogor Ala Putro?

Ilustrasi Panel Surya Ala Putro. Sumber: Pinterest.com
  • Penggunaannya di perkebunan organik banyak memberinya bonus fulus
  • Putro juga memadukan panel surya itu dengan pemasangan Internet of Things (IoT)
  • Dua tahun sejak pemasangan panel surya, Putro mengaku belum mengeluarkan biaya perawatan sama sekali

Bagi Putro Santoso Kurniawan (47), memakai panel surya tak sekadar kepentingan jargon ramah lingkungan. Penggunaannya di perkebunan organik banyak memberinya bonus fulus. 
Ketika CNNIndonesia.com datang ke lahan pertanian miliknya, belum lama ini, pria lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu sedang memberi pelatihan kepada 10 warga binaan dari berbagai lembaga pemasyarakatan di perkebunan miliknya, SAGA Farm.

Mereka saat ini tengah menjalani pelatihan di Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor, sebagai bagian program asimilasi lantaran sudah menjalani dua pertiga masa hukuman dan bebas bersyarat.

“Ada balai lapas, ada program untuk membekali teman-teman karena mereka kan butuh adaptasi dan keahlian untuk mata pencaharian baru. Kita bekerjasama untuk itu. Di sini pelatihan yang diberikan yaitu agroekologi yakni pertanian yang berbasis lingkungan,” kata Putro.

Putro mulanya mendirikan SAGA Farm di sekitar kampus IPB di Dramaga, Bogor, 2006. Pada 2009, ia pindah ke daerah Ciaruteun Ilir yang dikelilingi perbukitan.

Dari mana ia dapat ilmu pertanian? Putro mengaku mendapat banyak ilmu bertani organik saat bergabung dengan Serikat Petani Indonesia (SPI).

Usaha pertaniannya berkembang hingga memiliki lahan seluas 1 hektare 200 meter persegi. Putro terutama menanam bayam, kangkung, dan caisim secara organik.

“Karena saya pikir di sini sentranya tiga tanaman itu dan banyak yang nanam. Jadi, input produksinya sudah tersedia termasuk kultur bertaninya. Tinggal saya memodifikasinya menjadi pertanian organik,” kata Putro.

Menurut Putro, pertanian organik bisa dipraktekan dengan memperhatikan jenis tanaman yang ditanam. Ia mengungkapkan sengaja menanam tiga tanaman tersebut karena masa tanam hingga panennya yang singkat.

Selain itu, Putro juga tidak menanam satu jenis tanaman saja. “Kita tidak melulu memberi pestisida. Kita bikin pola tanam yang tidak monokultur. Kita bikin beragam. Itu yang akan membuat keseimbangan ekologis,” lanjutnya.

Putro mengungkapkan pihaknya mulai memakai panel surya sekitar dua tahun lalu. Itu pun karena ketidaksengajaan.

“Awalnya sebenarnya irigasi kita rusak. Irigasi jebol sehingga air masuk sungai semua jadi tidak ada air sama sekali. Akhirnya kita ambil tanah pakai alkon atau sumur pompa. Sebab, model sayur-sayuran seperti ini kan sensitif sekali, harus ada air,” kata Putro.

Dia menyatakan biaya pemasangan awal panel surya itu memang mahal. Namun, Putro menilai hal itu sebanding dengan manfaat yang diberikan. Kemampuan panel surya menyimpan cadangan energi matahari lewat baterai membuatnya leluasa membangun nursery atau tempat penyemaian bibit.

Dengan menadah sinar Matahari dan menebarkannya di kebun itu lewat energi listrik, siklus tanam dan panen pun menjadi lebih terjaga. Selain itu, pemakaian panel surya juga dinilai lebih ramah lingkungan. “Kalau pakai bensin kan membuang karbon. Kalau ini (panel surya, red) kan enggak,” kata dia.

Di SAGA Farm, panel surya dipasang sebagai atap sebuah bangunan sekitar 3×3 meter. Di dalamnya, terdapat baterai dan inverter yang mengubah arus DC dari panel menjadi arus AC untuk pemakaian alat-alat lain seperti pompa air.

Pompa itu lalu terhubung dengan pipa-pipa penyalur air (sprinkler) ke lahan dan nursery. Putro hanya perlu menyalakan saklar untuk mengaktifkannya. “Sistemnya persis seperti ketika charge aki. Kalau siang, baterainya jadi penyimpanan sehingga bisa dipakai untuk malam hari,” kata Putro.

Ditanya mengenai dampak positif kehadiran panel surya, Putro menjawab “Enak banget. Kalau bisa, saya malah pengin ada yang seperti ini di rumah,”

Putro juga memadukan panel surya itu dengan pemasangan Internet of Things (IoT). Hal itu memungkinkannya mengontrol situasi di SAGA Farm dari jauh.

“Saya bisa memantau dari rumah lewat CCTV. Di sini kan ada CCTV,” kata Putro sambil menunjuk CCTV yang terpasang di salah satu saung.

Ia mengatakan pemakaian panel surya juga membuatnya berhemat lantaran tak perlu membeli bahan bakar untuk Alkon. Dalam pertanian, mesin Alkon biasanya digunakan untuk memompa air untuk irigasi.

Selain itu, dua tahun sejak pemasangan panel surya, Putro mengaku belum mengeluarkan biaya perawatan sama sekali.

“Sehari bisa [hemat] Rp25 ribu. Omset Rp25 juta per bulan. Kalau operasional panelnya sampai saat ini belum berbiaya. Belum ada perawatan,” katanya.

Perkenalan Putro dengan panel surya terjadi lewat sosok Irvan Hermala (37). Pria lulusan Master of Business Strategy & Entrepreneurship, Cardiff University itu adalah salah satu pendiri Berbagi Listrik.
Berbagi Listrik merupakan socio-enterprise yang didirikan Irvan bersama rekannya, Agus Ismail, pada 2018 di bawah nama Yayasan Energi Nusantara.

Usaha ini berfokus kepada penyediaan akses listrik berbasis renewable energy atau energi terbarukan kepada daerah-daerah yang sulit dijangkau dan masuk kategori 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).

Berbagi Listrik bekerja dengan sistem mitra yang terbagi menjadi dua yakni mitra pendanaan dan mitra pemberdayaan. SAGA Farm sendiri merupakan salah satu mitra pemberdayaan.

“Awalnya waktu itu ada pendanaan dari Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud) kemudian menggandeng mitra Universitas Mercubuana untuk mengembangkan bersama-sama sistem pertanian yang sustainable dari energinya 100 persen memanfaatkan tenaga surya sebagai irigasi,” kata Irvan.

Untuk memasang listrik di sebuah desa, Berbagi Listrik lebih dahulu menerima pengajuan dari desa yang membutuhkan. Setelah melakukan survei dan pemetaan, Berbagi Listrik bekerjasama dengan berbagai pihak.

Di antaranya, seperti lembaga pemerintahan, organisasi non-pemerintahan (NGO), Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh, CSR Perusahaan, pendanaan publik atau crowdfunding, serta lembaga donor baik dari dalam maupun luar negeri.

“Kalau kita minta mereka untuk bayar akan sangat berat. Tetapi kalau dengan gerakan sosial investasinya di awal for free, tetapi nanti untuk maintenance akan atur sendiri dan itu mereka bisa jangkau plus lebih sustain karena ada iuran yg bisa mereka lakukan,” ujar Irvan.

Baca Juga:



Sumber Inspirasi

Ilustrasi Panel Surya. Sumber: Pinterest.com

Dia mengaku mendapat inspirasi pendirian Berbagi Listrik ketika bekerja sebagai penyurvei saat masih berkuliah S1 di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2010. Saat itu, Irvan harus mengunjungi Dusun Tompong di daerah Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang belum memiliki listrik.

Perjalanan menuju Dusun Tompong memakan waktu 8 jam perjalanan darat dari bandara terdekat. Tinggal di wilayah tanpa listrik, Irvan merasa kesulitan beraktivitas dan komunikasi.

Dari sanalah ia bertekad berkontribusi memberikan akses listrik untuk daerah-daerah terpencil. Dalam membangun instalasi di sebuah desa, Berbagi Listrik akan melihat terlebih dahulu kebutuhan desa tersebut.

Rencana Bauran Energi 2025

Pemerintah Indonesia telah menyampaikan komitmennya dalam mempercepat transisi energi melalui target bauran energi dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.

Irvan menuturkan rata-rata Berbagi Listrik bisa mengerjakan enam hingga delapan proyek per tahun. Pada 2022, misalnya, Irvan menggarap delapan proyek yang dikerjakan tim beranggotakan empat orang.

“Tapi di luar itu, kita juga punya staf terus teknisi dan mitra-mitra volunteer di lapangan yang cukup banyak. Tapi tim intinya hanya berempat,” kata Irvan.

Terkait penggunaan energi terbarukan, Irvan mengaku hal itu tidak bisa dihindari. Pasalnya, cadangan sumber daya alam untuk bahan bakar fosil semakin menipis.

Ia pun melihat pemerintah dan PLN sudah berkeinginan untuk menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan. Hal itu bisa terlihat dari penetapan terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Irvan menilai momentum tersebut bisa berdampak positif untuk Berbagi Listrik. Irvan juga merasa pemerintah dan PLN sudah cukup suportif terhadap pengembangan energi terbarukan.

“Kita pengin membuat sebuah gerakan ini, Berbagi Listrik yang mengusung energi hijau, clean energy semakin kuat exposure-nya sehingga masyarakat semakin aware bahwa alam di sekitarnya juga bisa menghasilkan energi yang bisa dimanfaatkan,” kata pria yang kerap diundang sebagai tenaga ahli dan konsultan terkait renewable energy tersebut.

Terkait energi terbarukan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan tenaga surya berperan besar dalam transisi energi di Indonesia. Pasalnya, ia menyebut 89 persen dari 3.600 gigawatt potensi EBT berasal dari tenaga surya.
“Indonesia memiliki berbagai sumber energi terbarukan, lebih dari 3.600 gigawatt (GW) di seluruh Indonesia, di mana 89 persen dari potensi tersebut berasal dari energi surya,” ujar Arifin dalam Advancing G20 Solar Leadership, Kamis (27//10).

Kementerian ESDM sendiri telah mensahkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030 pada Oktober 2021. Arifin berharap peta jalan itu diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan di sektor ketenagalistrikan dalam kerangka kebijakan transisi energi.

“RUPTL ini lebih hijau karena porsi penambahan pembangkit energi baru terbarukan mencapai 51,6 persen lebih besar dibandingkan dengan penambahan pembangkit fosil yang hanya sebesar 48,4 persen,” kata Arifin seperti dikutip dari Antara, Selasa (5/10).

Di dalam RUPTL PLN tersebut, tercantum keinginan untuk menjadikan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) mendominasi penambahan kapasitas pembangkit yaitu sebesar 20,9 gigawatt (GW) atau sekitar 51,6 persen dari total proyek pembangkit baru.

Baca Juga:



Potensi Surya Per Provinsi di Indonesia

Sebelumnya, PLN juga telah menargetkan pembangkit EBT dengan total kapasistas 648 megawatt (MW) beroperasi pada tahun 2022.

“Untuk tahun ini, kami menargetkan penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT mencapai 648 MW, terdiri dari pembangkit tenaga surya, air, panas bumi, angin hingga sampah,” kata Direktur Perencanaan Korporat PLN, Evy Haryadi seperti dikutip situs resmi PLN.

Sebanyak 648 MW tersebut terbagi ke dalam beberapa sektor yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 108 MW, tambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 53 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) sebsar 154 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 287 MW, disusul Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) masing-masing 2 MW dan 43 MW.

Dari sebaran wilayah, kata Evy, regional Jawa, Madura dan Bali mendominasi bauran pembangkit EBT dengan total kapasitas terpasang saat ini mencapai 9,6 gigawatt (GW). Sedangkan Sumatera saat ini sudah mempunyai kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 5,2 GW.

Untuk Kalimantan, kapasitas terpasang pembangkit EBT mencapai 1,7 GW. Sulawesi mempunyai 2,2 GW pembangkit EBT dan wilayah Maluku, Papua dan Nusa Tenggara kapasitas terpasang pembangkit EBT nya sebesar 2,05 GW.

PLTU pensiun

PLN sendiri memiliki rencana mempensiunkan PLTU di 2026. Setelah itu, PLN akan menggantikan pembangunan PLTU dengan pembangkit listrik EBT baseload (yang dapat kontinu menghasilkan listrik).

Mengutip situs BUMN, pemerintah memang berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca pada 2030 sebesar 29 persen. Alhasil, pemanfaatan EBT perlu dimaksimalkan, apalagi potensinya cukup besar di Indonesia.

“Indonesia adalah salah satu negara dengan potensi EBT terbesar di dunia. Memang harus diakui, tantangan pengembangan EBT ini besar karena dari sisi proses pembangunannya lama. Sehingga butuh kajian kelayakan yang beragam dan perencanaan yang matang,” kata Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.

“Artinya, masih banyak ruang untuk kita lakukan pengembangan,” katanya menambahkan.

Sementara itu mengutip, studi Ernst & Young berjudul Green Recovery Opportunities in Southeast Asia, Japan, Korea, and Taiwan,EBT bisa menciptakan sekitar 34 ribu lapangan pekerjaan baru di Indonesia. Tak hanya itu, pemanfaatan EBT juga dapat mengurangi emisi karbon dioksida sekitar 19 Metrik ton (Mt CO2e).

“Sebagai satu-satunya penyedia tenaga listrik, PLN memainkan peran penting dalam perkembangan energi terbarukan di Indonesia,” demikian dikatakan dalam studi tersebut.

Baca Juga:



Potensi Energi Baru dan Terbarukan

Ilustrasi Panel Surya. Sumber: Pinterest.com

Pada November, PLN mengumumkan kesepakatan dengan Amazon untuk pengembangan energi baru terbarukan dengan kapasitas 210 megawatt (MW) di empat proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Amazon akan membeli listrik berbasis EBT di Indonesia yang dipasok melalui empat proyek PLTS tersebut untuk mendukung kegiatan operasionalnya di Indonesia. Keempat proyek tenaga surya tersebut akan berlokasi di Bali dan Pulau Jawa pada jaringan Jawa-Madura-Bali.

Komitmen Amazon tersebut dinilai PLN menjadi peluang untuk membuka opsi pengadaan EBT perusahaan di Indonesia.

“PLN berkomitmen penuh untuk mendukung program pemerintah untuk menerapkan energi bersih dan mempercepatnya dengan peta jalan yang jelas untuk mencapai misi tersebut. Kolaborasi antara sektor swasta dan publik ini adalah strategi kunci untuk memastikan masa depan energi yang bersih dan terjangkau.” kata Darmawan seperti dikutip situs PLN.

“PLN akan membangun empat proyek pembangkit listrik skala utilitas baru yang masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL) 2021 – 2030 yang merupakan RUPTL terhijau yang pernah kita miliki dalam sejarah nasional, dengan penambahan 20,9 gigawatt pembangkit listrik energi terbarukan,” katanya.

“Dengan perjanjian ini kami mendukung Amazon menuju 100 persen energi terbarukan, dan berharap inisiatif ini akan menginspirasi kolaborasi di masa depan dengan perusahaan multinasional bercita-cita tinggi lainnya yang sadar lingkungan,” tandas Darmawan.

#zonabet #energiterbarukan #sobaheroes

Referensi:

[1] Menebar Matahari, Menuai Kangkung Bogor Ala Putro

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

12 Comment

  1. жолбарыс арыстан әйел сипаттамаларының басқа зодиак
    белгілерімен үйлесімділігі кандай мамандар бар, ұл балаға
    қандай маман иесі болған дұрыс аямай бар ғұмырын баласынан текст, ана қадірі текст оттек алу,
    оттек жер қыртысында қосылыс түрінде кездеседі

  2. This design is wicked! You obviously know how to keep a
    reader amused. Between your wit and your videos, I was almost
    moved to start my own blog (well, almost…HaHa!) Great job.
    I really loved what you had to say, and more than that, how you
    presented it. Too cool!

  3. квартиры в кызылорде ипотека, квартиры в залоге
    у банка қазіргі замандағы әйел затының қоғамдағы рөлі, қазіргі замандағы әйел теңсіздігі смарт-часы для
    мужчин, смарт часы каспи бурабай тур,
    однодневные туры в боровое из астаны

  4. мужәдәлә сүресі, мужәдәлә
    сүресі 11 аят германия еңбек ресурстары, жапония жастық
    құрамының өзгеруі адамның киіну мәдениеті киіну стилі мен тазалық,
    киім кию мәдениеті диалог база атом, турмацин цена