Rakyat Masyarakat Tolak Proyek Geothermal, Begini Kata Kementerian ESDM

  • Pemanfaatan energi panas bumi sangat diperlukan dalam mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan 23% pada tahun 2025.
  • Kementerian ESDM membantah anggapan jika eksplorasi geothermal dapat merusak lingkungan atau membuat sumur kering.
  • Potensi panas bumi di Indonesia berada pada urutan nomor dua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat.

Saat ini, proyek energi panas bumi sering digadang-gadang sebagai tulang punggung pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Peran pemanfaatan energi panas bumi sangat diperlukan dalam mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan 23% pada tahun 2025.

Proyek eksplorasi sumber energi panas bumi di Indonesia sering kali mendapat penolakan dari masyarakat sekitar. Mereka merasa khawatir dengan adanya pemanfaatan energi panas bumi ini justru akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan sekitar.

Baca juga:



Direktur Panas Bumi Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harris menyampaikan penolakan dari masyarakat tersebut sebenarnya hadir dari rasa kekhawatiran berlebihan yang sebenarnya tidak akan terjadi pada waktu ke depannya.

“Sebenarnya kalau saya melihatnya, apa yang diangkat oleh teman-teman tentu banyak hal-hal yang memang dulu sudah pernah ada dan sebenarnya sudah ditangani. Namun, ada juga hal-hal yang sebenarnya kekhawatiran berlebih saja, misalnya nanti kalau mengebor panas bumi akan keluar lumpur seperti di Lapindo, padahal sebenarnya tidak. Jadi kadang-kadang masyarakat langsung menjustifikasi seperti itu, padahal beda karakteristik, tidak semua sama.” tanggapan Harris melalui program Zooming with Primus bertajuk “Peran Geothermal dalam Transisi Energi” yang disiarkan langsung di Beritasatu TV, Kamis (17/2/2022).

Melalui program tersebut, Harris turut membantah anggapan jika eksplorasi geothermal dapat merusak lingkungan atau membuat sumur kering. Justru sebaliknya, berbagai contoh pengembangan geothermal pada sejumlah daerah juga telah membantah kekhawatiran itu.

“Saya rasa contoh riil-nya sudah ada. Di Kamojang, Jawa Barat, sudah 40 tahun beroperasi dengan baik, bisa berdampingan baik dengan masyarakat, dan juga keberadaan PLTP ini membuat pengelolaan lingkungan jadi lebih baik daripada hal-hal negatif yang dipikirkan.” sebut Harris.

Mengikuti potensi perkembangan EBT dunia, Harris mengungkapkan saat ini potensi panas bumi di Indonesia berada pada urutan nomor dua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat yang mencapai kapasitas sebesar 23,76 Giga Watt. Dari sisi pemanfaatannya pun energi panas bumi di Indonesia merupakan yang terbesar kedua di dunia.

“Bukan mustahil dalam beberapa tahun ke depan Indonesia akan menjadi nomor satu di dalam penyediaan energi panas bumi. Memang saat ini pengembangannya baru sebesar 2.280 Mega Watt yang sudah terpasang dan beroperasi di Indonesia dari target sampai dengan 18.000 megawatt sampai tahun 2035.” tutur Harris.

Baca juga:



Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Herman Darnel Ibrahim turut menyampaikan potensi terbesar geothermal di Indonesia terutama berada di wilayah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Meskipun pemanfaatannya saat ini baru sebesar 2.280 Mega Watt, hasil ini dinilai sudah merupakan capaian yang baik jika melihat realisasi pada seluruh dunia.

“Selama 12 tahun ini, perkembangannya di dunia hanya 3.000-an Mega Watt. Dari jumlah ini, 1.000-an Mega Watt di Indonesia. Jadi sebenarnya Indonesia sudah memiliki prestasi yang besar, karena tambahannya itu sepertiganya di Indonesia.” pungkas Herman.

zonaebt.com

Renewable Content Provider

#sebarterbarukan #zonaebt #geothermal #KESDM

Editor : Bunga Pertiwi

Referensi:

https://investor.id/business/283143/proyek-geothermal-sering-ditentang-ini-kata-kementerian-esdm

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *