Optimalisasi CCS untuk Mengurangi Polusi di Jakarta

  • Setiap harinya, jutaan warga Jakarta terpapar kualitas udara yang buruk, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, jantung, hingga meningkatkan risiko kanker.
  • Mensukseskan pengurangan polusi di Jakarta
  • Menerapkan CCS secara optimal

Mengapa Jakarta Terancam Polusi? Ini Penyebabnya

Kota dengan kondisi polusi yang rendah. Source Freepik

Pada tahun 2023, indeks kualitas udara atau Air Quality Index (AQI) di Jakarta mencapai angka 135, masuk dalam kategori tidak sehat. Bahkan jutaan warganya sudah terpapar kualitas udara yang buruk. Buruknya kualitas udara ini, menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, jantung, hingga meningkatkan risiko kanker. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kualitas udara di Jakarta sering berada di level yang tidak sehat.

Sumber utama emisi ini berasal dari sektor transportasi, di mana kendaraan bermotor menyumbang sekitar 75% dari total emisi. Selain itu, industrialisasi yang pesat turut memperparah beban polusi udara. Pertumbuhan ekonomi yang tidak diimbangi dengan kebijakan lingkungan yang memadai, telah menjadikan Jakarta salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di Asia.

Namun, polusi udara bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi. Biaya kesehatan akibat polusi udara diperkirakan mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya. Selain itu, polusi udara juga berdampak pada produktivitas kerja dan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan upaya serius dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah ini.

Baca Juga:



Langkah Bersama untuk Udara Bersih Jakarta

Pemerintah DKI Jakarta telah mengambil berbagai langkah strategis untuk mengurangi polusi udara. Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah pemberlakuan sistem disinsentif tarif parkir bagi kendaraan bermotor yang tidak lolos uji emisi. Kebijakan ini bertujuan mendorong pemilik kendaraan untuk melakukan perawatan rutin dan memperbaiki kondisi kendaraan mereka, sehingga emisi yang dihasilkan dapat diminimalisir.

Di samping itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan kualitas transportasi publik. Salah satu langkah pentingnya yaitu, mengganti armada Transjakarta dengan bus listrik. Bus listrik tidak hanya mampu mengurangi emisi karbon, tetapi juga membantu mengurangi polusi suara yang sering dikeluhkan warga. Peningkatan kualitas transportasi publik ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di jalan, sehingga menekan emisi dari sektor transportasi.

Selain transportasi, pemerintah juga menggencarkan program penghijauan kota dengan menanam lebih banyak pohon dan memperbanyak taman kota. Pohon-pohon tersebut berfungsi sebagai penyaring udara alami, mampu menyerap polutan dan menghasilkan oksigen. Di samping manfaat lingkungan, program penghijauan juga meningkatkan keindahan kota, serta menyediakan ruang hijau bagi masyarakat untuk beraktivitas dan bersantai.

Namun, upaya pengurangan polusi udara tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Peran aktif masyarakat juga sangat penting, seperti dengan menggunakan transportasi umum, bersepeda atau berjalan kaki untuk mengurangi emisi kendaraan. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan dapat ditunjukkan melalui tindakan kecil, seperti tidak membakar sampah dan memilih produk yang ramah lingkungan.

Baca Juga:



Teknologi CCS: Solusi Inovatif untuk Polusi Udara Jakarta

jalanan dengan minim polusi. Source Freepik

Salah satu solusi inovatif untuk mengurangi polusi udara adalah dengan menerapkan teknologi Penyerapan dan Penyimpanan Karbon (Carbon Capture and Storage/CCS). CCS memungkinkan penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh industri besar, sehingga mencegah pelepasan emisi tersebut ke atmosfer. Teknologi ini dapat secara signifikan mengurangi jumlah CO2 yang dilepaskan dan menjadi bagian penting dalam upaya global mengatasi perubahan iklim.

Di Jakarta, implementasi CCS secara optimal dapat menjadi langkah strategis untuk mengurangi polusi udara. Industri besar seperti pabrik semen, pembangkit listrik dan pabrik baja merupakan sumber utama emisi CO2 dan teknologi CCS dapat membantu menangkap emisi ini. CO2 yang ditangkap bisa disimpan di bawah tanah atau dimanfaatkan kembali dalam proses industri lainnya, menciptakan siklus yang lebih berkelanjutan.

Meski menjanjikan, penerapan CCS menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal biaya investasi yang tinggi. Untuk mendorong adopsi teknologi ini, pemerintah perlu memberikan insentif ekonomi, seperti keringanan pajak atau subsidi, kepada industri yang bersedia berinvestasi dalam CCS. Selain itu, regulasi yang jelas dan pengawasan yang ketat sangat diperlukan untuk memastikan penerapan teknologi ini berjalan efektif dan efisien.

#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan 

Editor : Alfidah Dara Mukti

Referensi:

1. [3 Penyebab Buruknya Indeks Kualitas Udara Jakarta]

2. [Upaya Pemprov DKI Jakarta Turunkan Polusi Udara]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *