Rusia dan Cina Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Bulan

Kerja sama Rusia-Cina mengenai pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di bulan. Sumber: express.co.uk
  • Pembangunan PLTN di bulan direncanakan direalisasikan oleh Rusia yang kemudian mengajak Cina menjadi mitranya. 
  • Pembangunan PLTN di bulan akan melibatkan eksplorasi luar angkasa. Untuk itu, gabungan Rusia dan Cina memutuskan untuk membentuk pangkalan di bulan. Roscosmos dan CNSA sepakat membangun pangkalan bulan sekitar tahun 2030-an. 
  • Alasan rencana pembentukan PLTN di bulan adalah demi menunjang kebutuhan penelitian serta rencana pemukiman di bulan.

Halo, sobat EBT heroes! Sekarang ini tenaga nuklir sudah tidak lagi dijadikan sebagai pilihan terakhir bagi negara-negara sebagai sumber energi listrik. Bahkan, sudah banyak negara yang malah beralih memakai energi nuklir. Yang lebih menarik, nuklir sudah tidak hanya digunakan di bumi, tetapi juga sampai di bulan. 

Pembangunan PLTN di bulan direncanakan direalisasikan oleh Rusia yang kemudian mengajak Cina menjadi mitranya. Kerja sama tersebut dikonfirmasi oleh agensi luar angkasa Rusia Roscosmos. Yuri Borisov selaku kepala agensi sekaligus mantan wakil menteri pertahanan Rusia menyatakan bahwa Rusia dan Cina merencanakan dibangunnya PLTN di bulan. Proyek tersebut direncanakan dimulai antara tahun 2033-2035. 

“Hari ini, kami secara serius mempertimbangkan sebuah proyek, sekitar tahun 2033-2035, untuk mengirimkan dan memasang pembangkit energi di permukaan bulan bersama dengan rekan-rekan kami di Cina,” ungkap Borisov dikutip melalui VOA. 

Hubungan Baik dengan Cina Lingkup Luar Angkasa 

Yuri Borisov selaku mantan wakil menteri pertahanan Rusia selaku kepala Roscosmos. Sumber: dw.com

Hubungan kerja sama Rusia-Cina sudah berlangsung sejak Maret 2021. Beberapa pihak yang terlibat adalah China National Space Administration (CNSA) dan agensi Roscosmos dari Rusia. Keduanya menandatangani nota kesepahaman untuk bekerja di Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS), dimana roadmap pembangunannya dipresentasikan pada Juni 2021. 

Dalam perjanjian tersebut, Cina berkontribusi membentuk program eksplorasi bulan yang memanfaatkan wahana tak berawak. Wahana tak berawak tersebut meliputi Chang’e 6, Chang’e 7, dan Chang’e 8. Dikutip dari DW, wahana chang’e 6 direncanakan diluncurkan pada bulan Mei 2024 untuk mengumpulkan sampel batuan di bulan, tepatnya di bagian Cekungan Aitken yang dipercaya memiliki air beku melimpah. 

Cina turut berencana mengirimkan pihaknya menjadi astronot Cina pertama yang mampu menapaki bulan sebelum tahun 2030. 

Sedangkan dari Rusia, negara tersebut sempat mengalami kemunduran pada tahun 2023 dengan kegagalan misi Luna-25. Meski begitu, kolaborasi Rusia dengan Cina tidak menunjukan tanda-tanda merenggang. Borisov bahkan mengatakan bahwa Moskow dapat berkontribusi dengan keahliannya dalam “energi ruang angkasa tenaga nuklir”. 

Baca juga:



Membangun Pangkalan Tenaga Nuklir di Bulan 

Ilustrasi pangkalan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di bulan. Sumber: livescience.com

Pembangunan PLTN di bulan akan melibatkan eksplorasi luar angkasa. Untuk itu, gabungan Rusia dan Cina memutuskan untuk membentuk pangkalan di bulan. Roscosmos dan CNSA sepakat membangun pangkalan bulan sekitar tahun 2030-an. 

Pembangunan ini melibatkan 3 tahap. Tahap 1 meliputi eksplorasi bulan dan penentuan lokasi PLTN. Tahap 2 mencakup pusat kontrol, pengiriman kargo, dan modul orbital untuk daya komunikasi dan transportasi. Terakhir, tahap 3 melibatkan eksplorasi permukaan bulan dengan berfokus memperluas fungsionalitas modul stasiun lunar. 

Eksplorasi luar angkasa didukung dengan adanya proyek pembangunan pesawat ruang angkasa kargo yang memanfaatkan tenaga nuklir bernama Zevs (Zeus). Permasalahan teknik dari pembangunan kapal tersebut memang telah teratasi. Yang tersisa adalah kendala bagaimana mendinginkan reaktor nuklir yang menjadi tenaga kapal tersebut. 

 “Kami memang sedang mengerjakan kapal tunda luar angkasa. Berkat reaktor nuklir dan turbin berkekuatan tinggi, struktur siklop raksasa ini mampu mengangkut muatan besar dari satu orbit ke orbit lain, mengumpulkan puing-puing ruang angkasa, dan melakukan banyak aplikasi lainnya,” ujar Borisov melalui powermag.com. 

Baca juga:



Alasan di Balik Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ambisius Rusia 

Alasan rencana pembentukan PLTN di bulan adalah demi menunjang kebutuhan penelitian serta rencana pemukiman di bulan. Rencana pemukiman di bulan merupakan salah satu proyek Rusia, yakni Peluncuran Artemis 1.

Proyek Artemis 1 merupakan uji coba wahana tanpa awak yang bertujuan pembuatan stasiun di bulan. Program jangka panjang Artemis adalah eksplorasi Mars. Bulan direncanakan menjadi semacam pit stop dalam operasi eksplorasi Mars. 

Mitra dalam Proyek Artemis ini adalah Badan Antariksa Eropa (ESA) serta NASA. Aiden Cowley selaku ilmuwan material di ESA menyatakan bahwa bulan menjadi tempat uji coba pengelolaan sumber daya, perlindungan radiasi, serta penelitian energi, sebelum nantinya dibawa ke Mars. 

“Bulan merupakan medan yang berat. Salah satu tantangan terbesar adalah melindungi astronot dari radiasi. Kami sedang membangun modul habitat dengan eksterior bata regolith (debu bulan) untuk memblokir radiasi,” ungkap Cowley melalui DW.

Akan tetapi, mengapa harus PLTN? 

Sebenarnya sempat terdapat opsi selain PLTN, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTA). Akan tetapi, Borisov menyebutkan bahwa PLTS tidak akan cukup untuk menjamin pasokan listrik untuk kebutuhan penelitian maupun untuk rencana pemukiman. 

Apabila dibandingkan dengan PLTN, PLTS memang menghasilkan energi yang lebih sedikit. Salah satu faktor yang mempengaruhi energi yang dihasilkan adalah kapasitasnya. Kapasitas dari PLTS hanya sebatas pada 24,9%. Jumlah tersebut berbeda jauh dengan PLTN yang mampu menghasilkan total 92,5% energi. 

Melalui worldnuclear.org, turut diketahui bahwa pembangkit nuklir 2.430 MW mampu menghasilkan 21 juta MWh daya per tahun. Sedangkan PLTS dengan daya yang sama sebesar 2.430 MW hanya dapat menghasilkan 6 juta MWh.

Sebagai pembanding, dengan daya yang sama energi nuklir mampu memberi daya listrik yang setara dengan kebutuhan sekitar 1,75 juta penduduk, sedangkan PLTS hanya dapat memberikan listrik kepada sekitar 500.000 penduduk. 

#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan

Editor: Devi Oktaviana

Referensi:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 Comment