- Produksi sampah organik di Indonesia mencapai 68,7 ton/tahun
- Sampah yang menjadi listrik melalui berbagai metode, seperti fermentasi, inserenasi, pengolahan briket, dan sanitary landfill
- Di Pulau Jawa telah tersebar PLTSa, seperti PLTSa Benowo, PLTSa Bantargebang, dan PLTSa Putri Cempo
Halo sobat EBT Heroes!
Sampah organik yang dengan mudah ditemukan di lingkungan sekitar dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Produksi sampah organik yang terus meningkat setiap tahun menjadi perhatian serius. Namun, sebagai makhluk hidup, manusia tidak bisa sepenuhnya lepas dari produksi sampah organik dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Indonesia terus mengkampanyekan pengelolaan sampah organik yang efektif. Kampanye ini mencakup edukasi kepada masyarakat tentang cara mengolah sampah organik dengan benar, baik di lingkungan rumah tangga maupun untuk diubah menjadi energi terbarukan yang bermanfaat bagi lingkungan.
Salah satu bentuk energi terbarukan yang berasal dari sampah organik adalah pembangkit biomassa. Biomassa dikategorikan sebagai energi terbarukan karena proses produksinya ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sampah organik, yang jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan sampah plastik, memiliki potensi besar sebagai sumber energi alternatif. Data menunjukkan bahwa 57% sampah di Indonesia terdiri dari sampah organik, jauh lebih tinggi dibandingkan sampah plastik yang hanya 16%. Fakta ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan energi biomassa sebagai sumber listrik alternatif.
Bagaimana sebenarnya proses pengolahan sampah organik menjadi listrik? Simak penjelasannya di bawah ini.
Baca Juga
- Alur Produksi dan Pemanfaatan Biomassa Woodchip
- Mengubah Limbah menjadi Energi Berkelanjutan dengan PLTBm
PROSES SAMPAH MENJADI LISTRIK
- Fermentasi
Sampah organik yang telah dikumpulkan diolah menjadi biogas melalui proses fermentasi anaerobik dengan bantuan bakteri anaerob di dalam reaktor biodigester. Fermentasi ini berlangsung dalam kondisi tertutup, di mana oksigen dihilangkan dan digantikan oleh gas seperti nitrogen (N₂), karbon dioksida (CO₂), atau produk sampingan dari proses fermentasi. Biogas yang dihasilkan kemudian didistribusikan ke genset biogas sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik.
Ilustrasi alur proses fermentasi sampah organik. Sumber : quiziz.com
2. Inserenasi
Sampah organik dibakar di dalam incinerator untuk menghasilkan panas, yang kemudian diubah menjadi uap bertekanan tinggi. Uap ini digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan tenaga listrik. Incinerator dirancang untuk pembakaran oksidatif penuh pada suhu antara 850°C hingga 1.400°C. Pada suhu ini, proses kalsinasi terjadi dan material tertentu dapat mencair.
Sebagai alternatif, teknologi termal dapat digunakan dengan membatasi jumlah udara pembakaran utama agar sampah berubah menjadi gas. Gas hasil proses ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kimia atau dibakar kembali untuk pemulihan energi. Uap yang dihasilkan tidak hanya digunakan untuk pembangkitan listrik, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
Ilustrasi alur proses insenerasi sampah organik. Sumber : Kemenlhk.go.id
3. Pengolahan Menjadi Briket
Briket sampah organik dibuat dengan cara mencampurkan sampah organik yang telah menjadi abu dengan bahan pengikat (biasanya tepung kanji) kemudian dipadatkan dan dicetak. Pembuatan briket ini bisa dipraktikan di sekolah sebagai bagian dari praktik pembelajaran, tentunya di bawah pengawasan guru atau instruktur.
Salah satu bahan utama yang sering digunakan dalam pembuatan briket adalah bonggol jagung. Briket ini memiliki bentuk menyerupai arang dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak, penerangan, serta kebutuhan energi lainnya.
Gambar Briket. Sumber : Aktual.com
4. Sanitary Landfill
Sanitary landfill adalah metode pengolahan sampah yang saat ini dianggap paling efisien dan efektif. Metode ini dilakukan dengan menumpuk sampah di lokasi cekung, kemudian memadatkannya sebelum akhirnya menimbunnya dengan tanah.
Keunggulan utama dari metode ini adalah kemampuannya dalam meminimalkan gangguan lingkungan serta mengurangi pencemaran air, tanah, dan udara. Di Indonesia, metode sanitary landfill telah diterapkan di beberapa tempat pembuangan akhir (TPA) sebagai solusi pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.
Ilustrasi proses Sanitary Landfill. Sumber : cleanipedia
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH DI PULAU JAWA
Pada bagian sebelumnya, kita telah membahas proses sampah menjadi listrik. Pada bagian ini, akan dibahas pembangkit listrik tenaga sampah yang ada di Pulau Jawa.
- PLTSa Benowo, Surabaya
Pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) pertama di Kota Surabaya memiliki kapasitas tenaga listrik sebesar 122,04 kWh, menjadikannya sebagai sumber energi bersih di Jawa Timur. Beroperasi sejak 30 November 2015, PLTSa Benowo memanfaatkan sampah dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Benowo yang memiliki luas area 37,4 hektare.
Pada awal operasinya, PLTSa ini berkapasitas 1,65 MW dan menggunakan teknologi sanitary landfill untuk menghasilkan listrik secara lebih ramah lingkungan.
2. PLTSa Bantargebang
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang terkenal dengan gundukan sampahnya yang menyerupai bukit. Untuk mengatasi permasalahan sampah yang terus menggunung, TPA ini dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai solusi mengubah limbah menjadi sumber energi ramah lingkungan.
Sebagai proyek percontohan, PLTSa di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dibangun pada tahun 2018 oleh Pusat Teknologi Lingkungan (PTL). Pembangkit ini mampu mengolah 100 ton sampah per hari dan menghasilkan listrik sebesar 700 kWh.
3. PLTSa Putri Cempo
Pembangkit listrik Putri Cempo mulai beroperasi pada tahun 2023 melalui kerja sama dengan PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP). PLTSa Putri Cempo diperkirakan mampu mengolah 545 ton sampah per hari untuk menghasilkan listrik sebesar 5 MW.
Pembangkit ini menggunakan teknologi gasifikasi biomassa, yaitu proses mengubah biomassa menjadi gas bakar dengan cara dipanaskan pada suhu tinggi dalam kondisi oksigen terbatas.
#ZonaEBT #SebarTerbaruka #EBTHeroes
Editor: Aghnia Tazqiah
Referensi
(1.) Jumlah sampah organik di Indonesia menurut Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan
(2.) Teknologi sampah menjadi listrik proses dan contoh penerapan
(3.) Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan proses Inserenasi
5 Comment
Your blog post was the highlight of my day. Thank you for brightening my inbox with your thoughtful insights.
gab I like the efforts you have put in this, regards for all the great content.
Somebody essentially help to make significantly articles I’d state. This is the first time I frequented your web page and up to now? I surprised with the research you made to make this actual post incredible. Fantastic job!