• Dari Pertanian Organik ke Regeneratif: Pertanian organik mengurangi bahan kimia sintetis, sedangkan pertanian regeneratif memulihkan kesehatan tanah dan ekosistem.
• Sertifikasi ROC: ROC menstandarkan pertanian regeneratif dengan fokus pada tanah, kesejahteraan hewan, dan keadilan sosial.
• Solusi Iklim melalui Pertanian Regeneratif: Tanah sehat dalam pertanian regeneratif dapat menyerap karbon, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

Selamat datang kembali, Sobat EBT Heroes! Kali ini, kita akan membahas sesuatu yang menarik: pertanian regeneratif, yang saya percaya menjadi jalan ke depan. Mari kita mulai dengan sesuatu yang sudah cukup akrab.

Banyak dari kita sudah mengenal pertanian organik sebagai alternatif dari penggunaan herbisida dan insektisida sintetis yang banyak digunakan dalam pertanian industri. Gerakan ini mulai berkembang pada tahun 1970-an setelah bahaya bahan kimia ini semakin jelas, dipicu oleh buku Silent Spring karya Rachel Carson yang diterbitkan pada awal 1960-an. Buku tersebut turut mendorong gerakan lingkungan yang menghasilkan pembentukan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) di Amerika Serikat. Pertanian organik pada dasarnya mirip dengan cara bertani yang dilakukan oleh nenek moyang kita sebelum tahun 1950-an, sebelum bahan kimia sintetis berkembang.

Whole Foods dan Pertumbuhan Pasar Produk Organik

Pertanian organik adalah metode pertanian yang mengutamakan penggunaan pupuk alami seperti kompos dan pupuk kandang, serta menghindari input sintetis. Praktik ini juga melibatkan teknik seperti rotasi tanaman dan penanaman pendamping. Awalnya, pertanian organik hanya terbatas pada petani lokal yang menjual produk mereka di pasar-pasar kecil. Namun, dengan berkembangnya pasar, organik menjadi lebih mainstream. Masuklah pasar Whole Foods.

Pada akhir 1970-an, John Mackey dan Renee Lawson memulai perusahaan di Austin, Texas, yang dikenal dengan nama SaferWay. Beberapa tahun kemudian, SaferWay bergabung dengan Clarksville Natural Grocer dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi Whole Foods Market. Dengan nilai inti yang holistik, mereka menawarkan makanan alami dan organik berkualitas tinggi, kemitraan yang menguntungkan dengan pemasok, dan perhatian terhadap komunitas dan lingkungan. Meskipun kini Whole Foods dimiliki oleh Amazon, nilai-nilai tersebut masih tetap dijaga.

Keberhasilan Whole Foods memanfaatkan tren pertanian organik menciptakan permintaan pasar yang meluas, yang tidak hanya menyasar konsumen tertentu, tetapi mulai merambah ke pasar lebih besar, dengan banyak perusahaan besar seperti Kroger dan Target ikut menawarkan produk organik. Namun, perkembangan selanjutnya yang perlu dibahas adalah pertanian regeneratif, sebuah pendekatan baru untuk mengatasi masalah tanah sehat yang terdegradasi akibat pertanian intensif.

Pertanian Regeneratif sebagai Solusi Berkelanjutan

Pertanian regeneratif bukan hanya sekadar pendekatan alternatif terhadap pertanian industri; ini adalah solusi berkelanjutan yang dapat membantu memulihkan kesehatan tanah, meningkatkan kualitas pangan, dan mengurangi dampak lingkungan. Teknik-teknik dalam pertanian regeneratif seperti rotasi tanaman, penggunaan tanaman penutup, tanpa pengolahan tanah, keanekaragaman tanaman, dan integrasi hewan bekerja secara sinergis untuk memperbaiki ekosistem pertanian secara keseluruhan.

• Rotasi Tanaman dan Tanaman Penutup dalam Pertanian Regeneratif

Salah satu praktik kunci dalam pertanian regeneratif adalah rotasi tanaman. Dengan mengganti jenis tanaman setiap beberapa musim, tanah tetap kaya nutrisi karena setiap jenis tanaman menyerap dan menambah unsur hara yang berbeda. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengurangi populasi hama, yang tidak dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan jenis tanaman di tiap musim.

Praktik tanaman penutup dilakukan setelah tanaman komersial dipanen. Alih-alih membiarkan tanah kosong, tanaman penutup ditanam untuk menjaga tanah tetap hidup. Saat tanaman ini akhirnya terurai, mereka memberikan nutrisi tambahan ke dalam tanah, memperkuat struktur tanah, dan melindunginya dari erosi. Dengan demikian, tanah menjadi lebih kaya, lebih lembab, dan lebih produktif untuk musim tanam berikutnya.

Baca Juga

---

• Dilema Pertanian Modern: Solusi Pangan vs. Dampak Lingkungan
• Apa Saja Sumber Gas Rumah Kaca Antropogenik?

---

• Tanpa Pengolahan Tanah dan Keanekaragaman Tanaman

Tanpa pengolahan tanah adalah praktik di mana tanah dibiarkan utuh dan tidak digarap setiap musim. Tujuannya adalah untuk menjaga ekosistem tanah agar tidak terganggu. Pengolahan tanah yang berlebihan dapat mengekspos bahan organik penting ke udara dan matahari, yang berpotensi membunuh organisme tanah yang bermanfaat dan meningkatkan emisi CO₂. Dengan tidak mengolah tanah, mikroorganisme tanah dapat tumbuh subur, meningkatkan kualitas tanah secara alami.

Keanekaragaman tanaman sangat penting dalam pertanian regeneratif. Selain menghindari monokultur, petani menanam berbagai jenis tanaman secara bersamaan, menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan seimbang. Penanaman ganda ini memungkinkan tanaman saling mendukung, misalnya melalui perlindungan dari hama atau meningkatkan penyerapan nutrisi.

• Integrasi Hewan untuk Mendukung Kesuburan Tanah

Integrasi hewan adalah praktik unik yang memanfaatkan hewan untuk mendukung kesuburan tanah. Hewan yang digembalakan di atas lahan pertanian memberikan pupuk alami melalui kotorannya dan membantu memperbaiki struktur tanah. Dengan manajemen yang baik, hewan dapat membantu menambah unsur hara penting ke dalam tanah tanpa harus menggunakan pupuk sintetis.

Pentingnya Regenerative Organic Certified (ROC)

Sobat EBT Heroes pasti sudah familiar dengan label “organik” di banyak produk makanan. Nah, ada sertifikasi baru yang perlu kalian tahu, yaitu Regenerative Organic Certified, atau disingkat ROC. Sertifikasi ini dikembangkan oleh Regenerative Organic Alliance. Kalian bisa cek situs web mereka untuk informasi lebih lanjut soal apa yang diperlukan agar sebuah pertanian bisa mendapat label ini. ROC tidak hanya melarang pestisida sintetis, tetapi juga memastikan pertanian berkontribusi pada penangkapan karbon di atmosfer melalui tanah sehat yang kaya mikroba.

Yang menarik dari pertanian regeneratif adalah tanah sehat yang mereka ciptakan punya peran penting dalam mengatasi perubahan iklim. Tanah yang sehat bisa menangkap karbon, yang berarti mengurangi kadar karbon dioksida di atmosfer. Ini terjadi karena tanah kaya dengan bakteri dan jamur yang sebenarnya juga berbasis karbon, mirip seperti kita. Dr. Rattan Lal, profesor dari Ohio State University, menemukan peningkatan kandungan karbon tanah sebesar 2% saja sudah bisa mengimbangi 100% emisi gas rumah kaca! Bisa jadi, solusi perubahan iklim ada di bawah kaki kita selama ini.

Dengan mendukung pertanian regeneratif, kita bisa ikut berkontribusi memperbaiki iklim. Sudah mulai terlihat label ROC di beberapa produk, seperti telur, yang sekarang bisa ditemukan di banyak toko. Untuk bisa punya label ini, ROC juga menambahkan tiga elemen penting: pertama, kesehatan tanah; kedua, kesejahteraan hewan; dan ketiga, keadilan sosial untuk pekerja. Tujuannya adalah agar semua yang terlibat, baik hewan maupun manusia, mendapat perlakuan yang layak.

Baca Juga

---

• Elektrifikasi Segalanya: Mobil Listrik, Lalu?
• Nuklir: Energi Bersih atau Risiko Lingkungan ?

---

Rekomendasi Film Dokumenter tentang Pertanian Regeneratif

Buat kalian yang tertarik, ada beberapa film dokumenter yang bisa jadi referensi. Sustainable mengeksplorasi pertanian dari sisi petani kecil dan pentingnya ketahanan pangan. The Biggest Little Farm menceritakan kisah pasangan dari LA yang beralih menjadi petani dengan semua suka dukanya. Terakhir, Kiss the Ground membahas lebih dalam soal pertanian regeneratif dan bahkan punya program pendidikan bagi mereka yang mau ikut mendukung gerakan ini. Film-film ini sangat menginspirasi dan membuat kita paham soal manfaat besar dari pertanian yang bertanggung jawab. Cek salah satunya, kalian mungkin juga akan terinspirasi!

Intinya, cara kita bertani sekarang punya banyak manfaat, terutama soal produksi makanan murah untuk memenuhi kebutuhan populasi. Tapi, ini juga datang dengan biaya lingkungan yang besar. Pertanian organik membantu mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis, sementara pertanian regeneratif membawa hal ini lebih jauh dengan memulihkan kesehatan tanah. Dalam jangka panjang, pertanian regeneratif tidak hanya memastikan suplai pangan yang sehat tetapi juga bisa jadi cara kita mengatasi perubahan iklim. Produk-produk ini memang mungkin lebih mahal di awal, tapi seiring meningkatnya jumlah pertanian bersertifikat, biayanya akan lebih terjangkau bagi semua orang.

#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes

Editor: Adhira Kurnia Adhwa

Referensi:

[1] How Two ‘Hippies’ Created Whole Foods

[2] Regenerative Organic Certification

[3] Why Regenerative Organic?