Green Jobs: Kepekaan Generasi Muda Terhadap Isu Lingkungan

Isu Lingkungan
  • Masalah lingkungan masih menempati posisi teratas di media liputan dan urgensi diadakannya diskusi publik dalam beberapa tahun terakhir.
  • Seluruh responden menilai kepedulian mereka terhadap isu lingkungan saat ini sebesar 87,48%.
  • Mayoritas responden memperhatikan masalah pemanasan global dan polusi udara.

Kerusakan lingkungan semakin parah karena gaya hidup manusia yang menghasilkan karbon ke atmosfer bumi. Manusia menghasilkan emisi untuk hidup sementara tingkat penyerapannya tidak sebanding dengan pertumbuhannya. Menurut PBB, per Maret 2020 jumlah manusia di planet ini adalah 7,8 miliar. 

Masalah lingkungan masih menempati posisi teratas di media liputan dan urgensi diadakannya diskusi publik dalam beberapa tahun terakhir, akibat kerusakan lingkungan di berbagai sektor kehidupan manusia. Aktivitas manusia yang ingin terus bersaing dalam memperbaiki infrastruktur dengan membangun gedung menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi lingkungan juga menyebabkan peningkatan efek gas rumah kaca dan mendorong perubahan iklim yang drastis. Hal ini menyebabkan degradasi lingkungan di seluruh dunia, termasuk negara-negara di kawasan Asia. Degradasi lingkungan adalah kerusakan lingkungan melalui menipisnya sumber daya seperti udara, air dan tanah.

Baca Juga:



Banyak kasus kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia terutama pada kegiatan industri seperti pencemaran udara karena emisi karbon yang dikeluarkan oleh otomotif di kawasan metropolitan telah melewati ambang batas keselamatan. Polusi oleh pabrik-pabrik industri berat menyebabkan hujan asam yang merusak hutan. Peraturan menggunakan filter udara, dan teknologi pengurangan emisi belerang dikeluarkan. Belum lagi banyaknya kasus pencemaran air dan pencemaran tanah yang terus meningkat dan memperburuk keadaan alam.

Isu Lingkungan dari Sudut Pandang Anak Muda

Baru-baru ini, tim ZE-Research Hub yang merupakan bagian dari zonaebt.com telah melaksanakan penelitian pada generasi muda umur 17 hingga 24 tahun yang berdomisili di Jabodetabek. Penelitian dilaksanakan sejak pertengahan bulan Juli hingga akhir bulan Juli ini telah mengumpulkan 115 responden yang tersebar di rentang umur dan seluruh daerah Jabodetabek. Sebesar 71,3% responden masih berkuliah, sisanya ada yang sudah bekerja, belum bekerja, dan masih SMA. 

Berdasarkan penilaian menggunakan kuesioner online dengan skala linear, seluruh responden menilai kepedulian mereka terhadap isu lingkungan saat ini sebesar 87,48%. Nilai ini cukup besar dimana generasi muda yang akan merasakan dampak lingkungan sebenarnya di masa depan akibat dari kerusakan lingkungan yang telah diperbuat sejak generasi sebelumnya. Para responden telah memahami pentingnya peduli dengan lingkungan dan menjadikan isu lingkungan sebagai prioritas pada setiap keputusan yang diambil.

Isu Lingkungan yang Menjadi Perhatian Generasi Muda
Isu Lingkungan yang Menjadi Perhatian Generasi Muda
Sumber: Hasil Penelitian Tim ZE-Research Hub

Dalam penilaian ini, responden memberikan pendapatnya tentang berbagai permasalahan lingkungan yang saat ini mereka rasakan dampaknya. Mayoritas responden memperhatikan masalah pemanasan global dan polusi udara. Hal ini dapat dikaitkan dengan seluruh responden yang tinggal di perkotaan sehingga pemanasan global akibat polusi udara paling dirasakan oleh responden. Apalagi polusi udara yang dihasilkan dari asap kendaraan di perkotaan. Responden menilai emisi pembangkit listrik lebih rendah. Hal ini dapat disimpulkan karena masyarakat perkotaan tidak merasakan dampak langsung dari emisi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik, khususnya pembangkit listrik tenaga batubara yang hanya berada di pinggiran wilayah Jabodetabek. Beberapa perhatian lain diberikan pada masalah tanah longsor, sisa makanan, dan produk sampingan batu bara.

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa generasi muda memiliki perhatian yang sangat tinggi akan adanya kerusakan lingkungan, khususnya pemanasan global dan polusi udara. Untuk membaca hasil laporan penelitian yang lengkap dapat diakses melalui LINK berikut. Penelitian ini didukung penuh oleh PERSOLKELLY Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan rekrutmen terbesar di Asia Pasifik yang menyediakan solusi tenaga kerja end-to-end yang komprehensif kepada klien.

Sumber: 
[1] Álvarez, I. G, Environmental information: Special reference to greenhouse gas emissions in Spain. Social Responsibility Journal, 4(3), 378–387. 2008.
DOI:10.1108/17471110810892875

[2] Ortegon, K., & Acosta, P, Ecological footprint: a tool for environmental management in educational institutions. International Journal of Sustainability in Higher Education, 20(4), 675–690. 2019.
DOI:10.1108/IJSHE-09-2018-0156

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

77 Comment