Ekonomi hijau, Menjadi kaya tanpa merusak alam

Hidup merupakan pilihan yang mesti kita ambil, seperti halnya “Kaya tapi sakit-sakitan dan Miskin tapi sehat walafiat”. Sobat terbarukan akan memilih di posisi mana?. Tentu itu merupakan pilihan yang berat. Sama halnya, kecenderungan para negara maju yang notabene sekarang ini berkata ayo pake energi bersih agar bumi ini lebih hijau. Kita seakan-akan dibutakan oleh kemauan negara-negara maju itu.

Padahal bila ditelusuri sejarah yang lebih dalam, negara-negara maju dulunya yang mencetuskan revolusi industri, teknologi-teknologi yg acap kali digunakan untuk merusak alam, sistem peternakan dan pertanian modern.

Kita lupa dengan semua itu, yang diingat hanya lah prestasi-prestasi sebagai negara maju.

Lambat laun, revolusi teknologi yang digagas oleh negara-negara maju. Sampai juga ke negara-negara berkembang. Melalui kolonialisme yang dibawa oleh penjajah. Bangsa ini belajar teknik pertanian yang satu jenis komoditas besar dan luas. Seperti hal nya perkebunan tebu, banyak ada di jawa, perkebunan sawit, yang kini luas kebun sawit berkali-kali negara Singapura, dan juga tanaman rempah-rempah lainnya. Mesin-mesin besar didatangkan dari benua eropa sana untuk meningkatkan produksi di jajahannya Indonesia.

Sekarang kita lihat, anekdot negara maju eropa pada menolak menggunakan minyak sawit asal indonesia. Lah bukannya kalian yang mengajari bangsa kami untuk menanam sawit yang bukan asli Indonesia itu. Sekarang Anda yang menolak, mentang-mentang di eropa sana berlimpah dengan biji bunga matahari. Sebuah narasi yang beralasan, sawit itu merusak habitat orang utan dan merusak bentang ekosistem alami hutan.

Di Sisi lainnya, malahan mereka negara- negara Eropa pada kesemsem dengan nikel mentah dari Indonesia. Kan itu produk dari tambang- yang jelas-jelas merusak alam juga. Tapi kalian negara maju kok pengan?. Apa jangan-jangan bisa mendatangkan cuan yang gede banget.

Menjadi negara berkembang, posisi kita akan selalu salah. Paling benar selalu mereka yang sudah menjadi negara maju.

Sekali lagi, banyak tantangan sebagai negara berkembang.

Baca juga:

Apakah bisa maju tanpa merusak alam?

Kalau menurut penulis, hal itu tidaklah mustahil untuk dicapai. Sekilas hal yang berbau ramah lingkungan itu ribet dan mahal. Seperti halnya mobil berbahan bakar minyak (BBM) yang menghasilkan banyak polusi dan  juga bahan bakar minyak didapat dari pengeboran lepas pantai. Tapi harga mobil BBM jauh lebih murah ketimbang mobil listrik energi baru terbarukan, yang ramah lingkungan. Sekali lagi, tetapi disini masyarkat acap kali lupa akan kesalahannya. Kita tidak pernah melihat harga mobil BBM secara lengkap selengkapnya-padahal sebenarnya ada biaya-biaya yang tidak terungkap dan tidak hitung. Seperti: buaya ke dokter paru-paru karena efek asap knalpot kendaraan BBM, tekor dari bencana alam dari kerusakan alam akibat tambang dan sejenisnya dan juga kita semakin bodoh karena beberapa penelitian mengatakan polusi udara itu membuat otak makin lemot. dan faktanya lagi semua itu hanya untuk memperkaya golong 5%.

Pemikiran yang beranggapan bahwa lingkungan dan ekonomi adalah hal yang berlawan. Berarti Anda perlu liburan untuk mencari inspirasi baru haha.

Gambar Model Ekonomi Hijau dari kokbisa.com

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa, ada tiga hubungan berbentuk piramida yang saling terikat dimulai dari lingkungan, sosial dan ekonomi. Ini disebut model ekonomi hijau-menjadi kaya tanpa merusak alam. Semisal kita hanya ingin diposisi ekonomi saja, ya oke Anda akan menjadi miliarder baru. Tapi ingat kekayaan yang yang Anda punya itu tidaklah kokoh. Anda menemukan pondasi unsur lingkungan. Menunggu waktu saja, kekayaan yang Anda bangun akan hilang begitu saja.

Sebagai generasi yang lebih sadar akan masa depan bumi, ayolah kita untuk tidak melupakan ketiga unsur komponen ekonomi hijau itu: Lingkungan, sosial dan ekonomi. Mereka semua merupakan hal yang selaras, ini cocok bila dianalogikan macam sepasang sepatu yang harmonis berjalan beriringan.

Baca juga:

Ekonomi hijau juga membuka lapangan pekerjaan baru

Bonus demografi yang indonesia punya sampai ulang tahun ke 100. Mayoritas penduduk Indonesia berada di fase produktif. Jika kita semua berpikir pekerjaan ramah lingkungan hanya ada di industri energi baru terbarukan, Anda salah besar bung. Sebenarnya, semua jenis pekerjaan aslinya bisa ikut andil dalam menjaga lingkungan. Mau itu Anda sebagai profesi arsitek, pemandu wisata, youtuber, dan apa pun itu. Semua ikut berkontribusi dalam menjaga bumi.  

Jika Anda berpikir, kan rusaknya bumi ini dibuat oleh generasi sebelum saya, kok generasi sekarang yang disalahkan sih?. Kita jadi generasi yang ketiban sialnya, harus berbuat apa dong?. Oke tenang jangan panik-panik. Tidak masalah kita menerima ini semua, masih ada pilihan untuk melanjutkan merusak bumi atau ambil tindakan untuk menjaga bumi. Seperti perkataan orang bijak diluar sana. Ita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi kita mengubah masa depan.

Tindakan kecil yang kita lakukan saat ini, walaupun itu hanya memilah sampah di rumah dan membuang ke tempat yang benar. Kecil tapi jika seluruh penduduk Indonesia melakukan itu, maka hasilnya bisa menjadi besar. Menggunakan energi listrik yang bijak, penggunaan air yang secukupnya, mulai dengan naik transportasi umum dan apa pun itu bertujuan untuk menjaga bumi.

Kita percaya, jika 10% saja penduduk dunia memiliki pemikiran sepura untuk menjaga bumi. Gerakan itu akan menyebar dengan sendirinya, dan dibarengi dengan kebijakan pemerintah yang pro lingkungan. Kerusakan alam saat ini yang merupakan titipan generasi pendahulu, tidak akan kita titipkan lagi ke generasi mendatang.  Apa bisa?

Tulis di komentar, kontribusi apa yang Anda akan lakukan untuk menjaga bumi ini.

zonaebt.com

Renewable Content Provider

#zonaebt #sebarterbarukan #indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 Comment