
- Sering sekali terdengar kabar bahwa telah terjadi penurunan permukaan tanah di kota-kota besar, seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan lain sebagainya.
- Hal ini dikarenakan dengan mewabahnya eksploitasi air tanah secara masif, baik untuk keperluan pribadi, maupun kelompok seperti Perusahaan, bisnis, industri, dan lain sebagainya.
- Penggunaan air tanah yang tidak terkendali akan banyak membawa berbagai macam resiko terhadap lingkungan serta kehidupan kita sehari-hari.
Sering kali kita mendengar kabar bahwa permukaan daratan di Jakarta semakin hari semakin menurun akibat berbagai faktor, salah satunya adalah eksploitasi air tanah yang berlebihan.
Fenomena ini diperburuk oleh semakin banyaknya bangunan tinggi yang memiliki bobot sangat berat, dan kondisinya diperkirakan akan terus memburuk seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di Jakarta.
Tak hanya di Jakarta, Sobat EBT Heroes, berbagai kota lain seperti Semarang, Yogyakarta, Bandung, Pekalongan, dan Pemalang juga mengalami masalah serupa.
Dampak dari penurunan permukaan tanah ini tentu akan sangat terasa bagi kehidupan kita. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan eksploitasi air tanah? Apa saja dampak dan bahayanya jika hal ini tidak segera diatasi dengan serius? Mari kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini.
Baca juga
- Floods Hit Indonesia at the Beginning of 2025: Central Java and East Java Severely Affected
- Konsep Spons City, Mengubah Banjir Menjadi Berkah
Apa itu Eksploitasi Tanah?

Eksploitasi air tanah merupakan kegiatan pemanfaatan air yang tersedia di bawah permukaan tanah dengan menggunakan berbagai alat, seperti sumur dan pompa air. Air yang terdapat di dalam tanah dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari, mulai dari keperluan rumah tangga hingga industri, perikanan, pertanian, dan sektor jasa.
Secara teknis, air tanah merupakan sumber daya alam yang tergolong terbarukan. Namun, penggunaannya tetap perlu diperhatikan, lho, Sobat EBT Heroes.
Pasalnya, banyak kota besar mengalami penyusutan permukaan tanah akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan. Melansir laman Mongabay.co.id, penurunan permukaan tanah di Kota Semarang menyebabkan sebuah bangunan masjid yang awalnya memiliki dua lantai kini hanya tersisa satu lantai.
Dampak Buruk Eksploitasi Air Tanah yang Harus Diwaspadai
Air tanah memang menjadi sumber utama bagi berbagai kebutuhan, mulai dari rumah tangga hingga industri. Namun, jika pemanfaatannya tidak dikelola dengan baik, keseimbangan ekosistem bisa terganggu. Dampak buruknya tidak hanya dirasakan oleh lingkungan, tetapi juga oleh manusia yang bergantung pada sumber daya ini. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat terjadi akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan.
Penggunaan air tanah secara berlebihan dapat menyebabkan penurunan permukaan tanah atau land subsidence. Hal ini terjadi, karena lapisan batuan sedimen di bawah tanah yang awalnya mampu menopang daratan kehilangan daya topangnya akibat penyedotan air tanah dalam jumlah besar. Ketika air tanah habis disedot, lapisan ini tidak lagi dapat menopang bobot daratan, sehingga permukaan tanah mengalami penurunan.
Proses ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan berlangsung perlahan dan mencakup wilayah yang luas. Akibatnya, masyarakat tidak langsung merasakan dampaknya. Dalam jangka panjang, fenomena ini dapat menyebabkan berbagai kerusakan infrastruktur, seperti retaknya bangunan, jalanan yang ambles, serta rusaknya fasilitas umum lainnya. Selain itu, di kawasan pesisir, penurunan permukaan tanah juga meningkatkan risiko banjir rob saat air laut pasang.
Selain menurunnya permukaan tanah, eksploitasi air tanah yang berlebihan, terutama di daerah pesisir, dapat menyebabkan intrusi air laut. Fenomena ini terjadi ketika air laut masuk ke dalam lapisan batuan bawah tanah yang disebut akuifer.
Akuifer merupakan tempat penyimpanan air tanah yang biasa kita gunakan. Jika air laut yang bersifat asin meresap ke dalam akuifer, maka kualitas air tanah pun akan menurun. Melansir dari Kompas.com, dampak nyata dari intrusi air laut adalah menurunnya kualitas air bersih. Air tanah yang telah terkontaminasi air laut akan terasa asin, lengket saat digunakan untuk mandi, dan tidak berbusa ketika digunakan untuk mencuci.
Intrusi air laut secara langsung berkaitan dengan menurunnya kualitas air bersih. Air tanah yang telah tercampur dengan air laut tidak lagi layak untuk dikonsumsi, karena rasanya yang asin dan kandungan garamnya yang tinggi.
Masyarakat di daerah terdampak terpaksa harus membeli air bersih hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti memasak, mencuci, dan minum. Selain itu, para pelaku usaha di sektor air minum dalam kemasan juga terkena dampak karena sumber air yang mereka gunakan tidak dapat dimanfaatkan kembali.
Baca juga
- Green Building adalah Inovasi Arsitektur Hemat Energi dan Ramah Lingkungan
- Rumah dan Kota Berkelanjutan: Masa Depan yang Layak Huni
Bagaimana Solusi Pencegahan Penurunan Permukaan Tanah?

Segala bentuk permasalahan lingkungan tentu memiliki solusi pencegahannya, termasuk penurunan permukaan tanah. Bahkan, hanya dengan bijak menggunakan air bersih, kita sudah berkontribusi dalam mengurangi dampaknya, lho, Sobat EBT Heroes!
Dengan menghemat penggunaan air, kita dapat mengurangi ketergantungan terhadap air tanah. Terlebih jika kita mengajak orang-orang terdekat untuk turut serta dalam kebiasaan ini, dampaknya akan semakin besar bagi kelestarian lingkungan.
Selain itu, terdapat langkah-langkah preventif lain yang dapat dilakukan, seperti membuat sumur resapan. Sumur resapan berfungsi menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah, sehingga membantu menjaga keseimbangan air tanah.
Selain pembuatan sumur resapan, keberadaan ruang terbuka hijau juga berperan penting. Ruang terbuka hijau memungkinkan air hujan terserap ke dalam tanah, bukan justru menggenang dan berpotensi menyebabkan banjir.
Meskipun air tanah merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, bukan berarti kita bisa menggunakannya secara berlebihan tanpa mempertimbangkan cara untuk mengembalikannya ke dalam tanah.
Mulai sekarang, mari bersama-sama menjaga keseimbangan alam dengan menggunakan air secara bijak. Ingat, setiap tetes air yang kita hemat hari ini adalah investasi bagi kelangsungan hidup di masa depan. Jadilah agen perubahan untuk lingkungan yang lebih baik, karena bumi yang sehat adalah warisan berharga bagi generasi mendatang!
#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi
- Indriastoni, R.N. Indiah Kustini. (2014). Intrusi Air Laut Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal di Kota Surabaya. Rekayasa Teknik Sipil, 3(3), 228-232.
- Yuliyani, Dwi Nur. Putranto, Thomas Triadi. dan Sudarno. (2019) Studi Distribusi Spasial Pengaruh Intrusi Air Laut Terhadap Pencemaran Air Tanah Di Kota Semarang. (Tesis Pascasarjana, Universitas Diponegoro). http://eprints.undip.ac.id/76775/3/BAB_II.pdf
- Gumilar, I, et al. (2010). Studi Potensi Kerugian Ekonomi (Economic Losses) Akibat Penurunan Muka Tanah. Documentation Teknik Geodesi. http://eprints.undip.ac.id/21585/
- Land Subsidence
- Penyebab Muka Tanah Turun yang Ancam Jakarta Tenggelam
- Ini Penyebab Penurunan Tanah di Jakarta
- Was-was Eksploitasi Air Tanah Berlebih
- Apa Itu Intrusi Air Laut?
- Penurunan Permukaan Tanah DKI Jakarta, Bagaimana Tips Pencegahannya?
- Pemanfaatan Air Tanah Harus Memperhatikan Keseimbangan Lingkungan
- 5 Dampak Pengambilan Air Tanah secara Berlebihan, Bisa Picu Bencana!
- Dampak Eksploitasi air tanah Secara Berlebihan