- Energi panas bumi masih menjadi primadona sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT)
- Integrasi bisnis panas bumi diharapkan dapat menjadi salah satu katalis untuk mewujudkan panas bumi sebagai green innovation engine di Indonesia
- Saat ini Indonesia merupakan negara terbesar kedua setelah Amerika Serikat berdasarkan potensi panas bumi dengan total kapasitas terpasang 2.133 MW
Upaya transisi energi menuju Net Zero Emission tahun 2060 masih terus dilakukan dengan panas bumi sebagai tulang punggungnya. Sebagai primadona sumber energi baru terbarukan, panas bumi memberikan peluang bagi banyak negara untuk melakukan diversifikasi bauran pembangkitan daya secara berkelanjutan.
Berbeda dengan kapasitas daya yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Optimalisasi dan panas bumi menghasilkan daya base load terus menerus, tanpa terpengaruh waktu dan cuaca.
Pemanfaatan energi panas bumi dinilai amat penting dalam proses transisi penerapan energi baru terbarukan seiring dengan sorotan pemerintah mengenai isu pemanasan global. Meski upaya untuk memaksimalkan potensinya perlu dukungan dari berbagai pihak karena tantangan yang dihadapi dalam pengembangannya tidak sedikit.
Baca juga:
- Akankah Panas Bumi menjadi Potensi Energi Mendatang?
- Suhu Bumi Diprediksi Lampaui Batas Aman pada 2030, Apa Saja Dampaknya?
Secara umum, pengembangan panas bumi ini sangatlah penting karena dari segi ukuran pemanfaatan yang dapat diperbesar (scalable to utility size) di atas 50 MW tanpa mengambil tanah dan ruang yang luas. Sehingga jika ingin menambah kapasitas tidak harus memperluas lahan.
Panas bumi diklaim mampu memberikan peluang kestabilan pembangkit energi di tahap-tahap awal masa transisi energi di Indonesia (2021-2035). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) pun sudah merancang Peta Jalan Transisi Energi Menuju Karbon Netral (2021-2060).
Saat ini beberapa ahli pun menepis anggapan bahwa optimalisasi terhadap pemanfaatan panas bumi dianggap merusak lingkungan dengan menyerap air permukaan. Padahal justru sebaliknya, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) menjadi benteng bagi lingkungan dan keanekaragaman hayati di sekitarnya.
Ditambah lagi dengan biaya investasi untuk eksplorasi dan pengembangan panas bumi relatif tinggi. Namun, panas bumi dapat memberikan biaya per-kWh yang cukup kompetitif karena tingginya faktor ketersediaan dan tanpa biaya bahan bakar.
Proyek Energi Bersih Pertamina
PT. Pertamina (Persero) turut ambil bagian dalam pengembangan dan pemanfaatan sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia. Setidaknya terdapat delapan proyek energi bersih yang sedang dikembangkan mulai dari proyek panas bumi (geotermal) hingga bioavtur.
Proyek yang pertama kali digarap dan dikembangkan oleh Pertamina yakni dari energi panas bumi (geotermal) melalui anak usahanya, Pertamina Geothermal Energy. Saat ini Pertamina mengelola 14 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW yang terdiri dari 672 MW (Own Operation) dan 1.205 MW (Joint Operation).
Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro mengatakan, bahwa dalam rangka optimalisasi pemanfaatan panas bumi, Pertamina saat ini sedang melakukan konsolidasi aset panas bumi milik BUMN lain dan badan pemerintah untuk dikembangkan.
Integrasi bisnis panas bumi diharapkan dapat menjadi salah satu katalis untuk mewujudkan panas bumi sebagai green innovation engine di Indonesia yang dapat berkontribusi pada pencapaian komitmen NDC, serta sebagai green-baseload yang dapat menggantikan pembangkit listrik berbasis fosil.
Di sisi lain, hal tersebut mampu membantu percepatan pengembangan panas bumi dengan bonus kapasitas terpasang dari perusahaan sebesar 1,2 GW hingga 2030, dan mendukung target pencapaian rencana pengadaan tenaga listrik jangka panjang (RUPTL) dan target perencanaan energi umum (RUEN) nasional.
Baca juga:
- KOLABORASI BUMN UNTUK RISET DAN PENGEMBANGAN BATERAI KENDARAAN LISTRIK
- PLN Upayakan Transformasi Batu Bara Jadi Biomassa hingga Tahun 2025
Berdasarkan hal ini, Pertamina bertekad mewujudkan pemanfaatan panas bumi yang optimal sebagai salah satu kunci penting sumber energi terbarukan di Indonesia.
Saat ini Indonesia merupakan negara terbesar kedua setelah Amerika Serikat berdasarkan potensi panas bumi dengan total kapasitas terpasang 2.133 MW.
Berdasarkan lanskap nasional, Indonesia memiliki lokasi cadangan panas bumi yang cukup tersebar, namun sebagian besar permintaan masih berada di Sumatera dengan kapasitas terpasang 0,7 GW dari potensi 9,1 GW, Jawa 1,3 GW dari 9,1 GW potensi, dan Bali 0,01 GW dari potensi 1,7 GW.
Dannif Danusaputro menambahkan, Pertamina bertekad menjajaki peluang yang sangat besar untuk memanfaatkan energi panas bumi.
zonaebt.com
Renewable Content Provider
#zonaebt #sebarterbarukan #Pertamina #PanasBumi
Referensi:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20211109/44/1464087/pertamina-akan-kuasai-aset-panas-bumi-milik-bumn
7 Comment