Ibu kota Jakarta, selain langganan dikepung oleh banjir saat musim hujan juga dikepung oleh asap dari PLTU yang berada di sekitaran wilayah Jakarta.
Dari laporan 2017 yang dirilis dari Greenpeace berjudul “Pembunuh senyap di Jakarta”, Jakarta menjadi ibukota negara dikelilingi oleh PLTU Batubara terbanyak di dunia dalam radius 100 km dibandingkan dengan ibukota lainnya.
Menurut dari Walhi menilai emisi dari PLTU Batubara menyumbang sekitar 20-30% polusi udara di Jakarta. PLTU menghasilkan polutan berbahaya seperti Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), Merkuri, Kadmium, Arsenik, dan lain sebagainya. Selain itu ada pula PM (particulate matter)2,5 partikulat berukuran kecil yang tak kalah berbahaya.
Dilansir dari greenpeace.org, keberadaan PLTU Batubara di sekitar Jakarta diperkirakan dapat menyebabkan kematian sebanyak 10.600 kematian dini dan 2.800 kelahiran dengan berat lahir yang rendah per tahunnya dimana hampir setelah dari dampak ini berada di Jabodetabek.
Baca juga:
Krisis Batubara, Akan Buka Peluang Energi Terbarukan di Indonesia
Dahlan Iskan Sebut PLN Harus Dorong Energi Geotermal Melalui Investor
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan dari Walhi bersama Greenpeace pada tahun 2017 silam setidaknya terdapat 10 PLTU Batubara tercatat menyumbang polusi di Jakarta. Mereka adalah PLTU Lestari Banten Energi berkapasitas 670 MW, PLTU Suralaya unit 1-7 berkapasitas 3400 MW, PLTU Suralaya unit 8 berkapasitas 625 MW, PLTU Labuan unit 1-2 berkapasitas 600 MW, dan PLTU Merak Power Station unit 1-2 berkapasitas 120 MW. Kemudian PLTU Lontar unit 1-3 berkapasitas 945 MW, PLTU Lontar Exp berkapasitas 315 MW, PLTU Babelan unit 1-2 berkapasitas 280 MW, PLTU Pindo Deli dan Paper Mill II berkapasitas 50 MW, serta PLTU Pelabuhan Ratu unit 1-3 berkapasitas 1050 MW.
Oke, harga listrik dari PLTU Batubara saat ini memang paling murah. Sehingga menjadi alternatif untuk pemerintah dalam memberikan pelayanan listrik masuk desa, listrik terjangkau dan listrik jarang biarpet (mati). Tetapi faktor eksternal tidak pernah diperhitungkan seperti sakit penyebab risiko kanker paru-paru, masalah reproduksi dan penyakit pernapasan akut.
Baca juga:
PLTA Hydropower Sungai Kayan Kalimantan Utara, Menjadi PLTA Terbesar di Asia Tenggara
Festival Motor Listrik di Bali Resmi Digelar
PLTU kedepannya akan menjadi teknologi yang ketinggalan zaman dalam waktu tidak lama lagi. Revolusi teknologi akan membuat ketersediaan pembangkit listrik energi terbarukan akan lebih murah. “Akhirnya, dalam 10 tahun lagi PLTU akan menjadi aset yang terbengkalai di tanah Jawa”, ujar dari Faby Tumiwa Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR).
Kecanduan akan energi murah tapi kotor melekat pada pemerintah saat ini. Sementara dalam kurun waktu satu generasi sudah terpapar kondisi udara yang buruk yang bukan hanya menjadi permasalahan kesehatan bagi negara, tapi berdampak ke ekonomi.
Bukan tidak mungkin biaya kesehatan akan lebih mahal dari biaya listrik bersumber pembangkit PLTU Batubara. Seperti sekarang ini, orang rela membayar mahal agar dapat sembuh dari virus COVID-19.
#batubara #energi #listrik #covid19 #pltu #jakarta #sehat #KLHK
6 Comment
Just a simple test comment.
The comment style looks good!