- Awalan antusias masyarakat Tapanuli terhadap pembangunan PLTA Batang Toru.
- Deskripsi dari proyek pembangunan PLTA Batang Toru.
- Adanya laporan mengenai tidak butuhnya PLTA Batang Toru di Sumatera Utara.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sudah banyak dibangun di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan listrik yang ramah lingkungan. Proyek pembangunan PLTA di Indonesia makin dipercepat dan menyebar untuk meraih target bauran di tahun 2025. Salah satu pembangunan PLTA ini ialah berada di Sumatera Utara yaitu PLTA Batang Toru.
Masyarakat yang berada di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara mendukung adanya pembangunan pembangkit listrik dengan menggunakan energi terbarukan yaitu energi air. Adanya pembangkit listrik tenaga air ini diharapkan bahwa keberadaannya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Baca juga:
- Hydropower from Old Dams in the US can Create Renewable Energy
- Dua Megaproyek di Kaltara Masuk Proyek Strategis Nasional, Ada PLTA!
Masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan merasa senang adanya pembangunan pembangkit listrik disebabkan karena adanya listrik, terlebih lagi anak-anak daerah tersebut dapat belajar di malam hari sehingga memudahkan mencapai akses informasi akan lebih terbuka dan meluas. Jadi, manfaat listrik di sana bukan hanya sebagai penerang, akan tetapi sebagai kemajuan peradaban.
Keinginan masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan ialah lebih sejahtera dan yakin dapat lebih meningkat pada saat PLTA Batang Toru ini sudah beroperasi sebagaimana mestinya. Banyak lapangan kerja yang terbuka karena tersedianya pasokan listrik di sana. Industri kerajinan tenun dapat bekerja lebih lama, lapangan pekerjaan akan terbuka di proyek PLTA, dan usaha-usaha lain akan tumbuh.
Maka dari sini, tumbuhnya manfaat-manfaat yang terbuka akibat adanya pasokan energi listrik. PLTA Batang Toru ialah bagian dari program penyediaan energi listrik sebesar 35.000 Megawatt yang mana diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo. Besar kapasitas daya energi listrik pada PLTA Batang Toru ialah mencapai 510 Megawatt.
PLTA Batang Toru ialah PLTA terbesar yang ada di Sumatera karena memiliki kapasitas 4×127,5 Megawatt dan jumlah daya proyek sebesar USD 1,668 miliyar. Pembangunan PLTA Batang Toru dinilai ramah lingkungan, sebab target pembangunan ialah turut serta mencegah pemanasan global dengan pengurangan ketergantungan pada energi yang mengeluarkan emisi karbon. Maka dari itu, proses yang berawal dari perencanaan, pembangunan, sampai operasi, PLTA Batang Toru melengkapi macam standar yang ketat lingkungan.
Akan tetapi, pembangunan PLTA Batang Toru dinilai dapat mengancam kelangsungan hidup orangutan Tapanuli. Terdapat ungkapan-ungkapan laporan yang ditulis Dr. David Brown yang seorang principal di Brown Brothers Energy dan Environment. Pada laporan menyantumkan beberapa pernyataan, yaitu sebagai berikut:
- Sumatera Utara hampir semuanya terelektrifikasi dan pemandaman secara bergilir tidak banyak terjadi.
- PLTA Batang Toru tidak mengganti pembangkit listrik tenaga diesel yang dapat disewa yang berasal dari luar negeri karena tidak ada pembangkit listrik di Sumatera Utara, adanya pembangkit listrik terapung dengan tenaga gas sewaan.
- Adanya klaim yang menyatakan pengoperasian PLTA Batang Toru menghasilkan reduksi sangat kecil yang mencapai angka .0016 sampai .0022 gigaton emisi CO2 setiap tahunnya.
- Diperlihatkan citra dari PLTA Batang Toru sebagai penghasil peak power, padahal setengah output-nya saja, sisanya baseload power.
- Kurangnyaa kebutuhan terhadap besar kapassitas peak power PLTA Batang Toru yang diusulkan bahwa makin berkurang akibat adanya pembangkit listrik terapung yang bertenaga gas.
Pembangunan PLTA Batang Toru ini dijauhkan dari pemberi pinjaman akibat proyek ini memiliki anncaman besar bagi spesies orang utan tapanuli dan minimnya manfaat dari pembangunan proyek ini. Laporan-laporan di atas sudah dipertimbangkan pro dan kontranya.
Kesimpulannya, proyek pembangunan PLTA Batang Toru diberhentikan. Hal ini karena PLTA Batang Toru bukan termasuk infranstruktur yang sangat diperlukan di Sumatera Utara. Harapannya, pembangunan PLTA di mana pun lebih memperhatikan kawasan pembangunan, serta manfaat-manfaat yang diberikan kepada masyarakat setempat.
Editor: Riana Nurhasanah
Referensi:
Analisis: PLTA Batang Toru tidak dibutuhkan