- Indonesia mempunyai potensi tenaga air sebesar 75 GW yang perlu dimanfaatkan guna mendukung RUPTL 2016-2025.
- Pembangunan PLTA merupakan alternatif sumber tenaga listrik yang memenuhi kriteria ramah lingkungan dan bersifat berkelanjutan
- Proyek PLTA Kayan ditargetkan akan selesai pada tahun 2035 dengan kapasitas 9.000 Megawatt (MW)
Indonesia mempunyai potensi tenaga air sebesar 75 GW yang perlu dimanfaatkan guna mendukung RUPTL 2016-2025. Perkembangan teknologi di bidang energi terbarukan terus berkembang, salah satunya dalam Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Pembangunan PLTA merupakan alternatif sumber tenaga listrik yang memenuhi kriteria ramah lingkungan, bersifat berkelanjutan, dan untuk jangka panjang biaya O&M jauh lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit lainnya.
Pemerintah saat ini tengah memaksimalkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air sebagai upaya mengurangi emisi karbon, salah satunya diwujudkan di Sungai Kayan Kalimantan Utara. Proyek PLTA Kayan ditargetkan akan selesai pada tahun 2035 dengan kapasitas 9.000 Megawatt (MW) yang nantinya dapat menopang kebutuhan listrik proyek untuk warga Kalimantan dan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca juga:
- Unik! Ada PLTA yang Dibangun di Bawah Tanah
- Salah Satu Perkembangan PLTA di Indonesia: Sistem Peaker
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan
Proyek ini ditargetkan akan selesai pada tahun 2035 dengan kapasitas 9.000 Megawatt (MW) di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Pembangunan akan dibagi menjadi 5 tahap dengan masing-masing kapasitas sebagai berikut:
- Tahap pertama: 900 MW
- Tahap kedua: 1.200 MW
- Tahap ketiga: 1.800 MW
- Tahap keempat: 1.800 MW
- Tahap kelima: 3.300 MW
Tahap pertama pembangunan PLTA Kayan akan dimulai dengan membangun bendungan pertama Kayan 1 yang memanfaatkan area sepanjang aliran air dari Sungai Kayan dengan target dapat beroperasi secara komersial pada tahun 2027. Tahap pertama akan memiliki kapasitas hingga 900 MW. Listrik hijau tersebut nantinya akan turut disalurkan ke kawasan IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur sesuai dengan arah kebijakan pemerintah untuk mengembangkan IKN dalam memanfaatkan energi hijau dan terbarukan.
“Saat ini fokus kita membangun Bendungan Kayan 1, pembangunannya dimulai dari hilir ke hulu. 1 tahun sebelum hilir selesai, maka akan dilakukan pembangunan infrastruktur untuk bendungan selanjutnya. Hal ini dilakukan secara bertahap hingga Bendungan Kayan 5. Penggunaannya itu sebagian masuk ke kawasan industri, juga kita menopang untuk Ibu Kota Negara di IKN,” jelas Khaeroni selaku Direktur Operasional Kayan Hydro Energy (KHE)
Baca juga:
Kolaborasi PT Kayan Hydro Energy Bersama PT PLN (Persero)
PT Kayan Hydro Enery (KHE) dan Sumitomo Corporation selaku inisiator dan pemrakarsa proyek PLTA akan meninjau peluang sinergi untuk mendukung kebijakan nasional melalui kerja sama dengan PLN. Kerja sama ini terkait percepatan pengurangan emisi karbon dan menggantinya dengan energi terbarukan. Meskipun rincian terkait emisi belum dijelaskan secara detail mengenai hal tersebut, tetapi kerja sama ini akan dianggap sebagai langkah strategis dalam mendukung infrastruktur Energi Baru Terbarukan (EBT) di IKN. Direktur Operasional PT Kayan Hydro Energy (KHE) juga telah melakukan berbagai hal terkait pemakaian untuk kebutuhan industri maupun pelabuhan.
“PLN kan sudah ada transmisi dan sudah terkoneksi dengan yang di Kalimantan. Jadinya pasokan listrik hijau dari PLTA Kayan ke IKN akan menggunakan jaringan transmisi listrik milik PT PLN,” ujar Khaeroni.
Sementara itu, PT Kayan Hydro Energy (KHE) masih menunggu permintaan dari pemerintah terkait pendistribusiannya ke IKN. Khaeroni menjelaskan bahwa ini proyek besar dari pemerintah dan kita harus mendukung demi tercapainya green energy di IKN.
Pemerintah Mendukung PLTA Kayan
Pemerintah saat ini mendukung percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kayan, di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Pembangunan ini merupakan komitmen bangsa Indonesia terhadap green energy.
“Presiden beberapa kali menyebut proyek Kayan Cascade di Kalimantan Utara ini sebagai proyek monumental bagi Indonesia untuk menunjukkan pada dunia bahwa kita punya semangat yang kuat dalam transformasi energi,” kata Moeldoko selaku Kepala Staff Kepresidenan.
Moeldoko juga menyebut bahwa proyek ini menjadi sangat strategis karena terletak di kawasan perbatasan, sehingga diharapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat di kawasan terluar Indonesia.
“Proyek ini menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) dan bagian dari tugas Kantor Staf Presiden (KSP) adalah mengawal PSN tersebut. Bentuk kerja sama ini tidak sekedar tanda tangan saja, tapi setelah ini harus segera bekerja,” imbuhnya.
Kepala Staf Kepresidenan menambahkan, proyek ini membutuhkan waktu penyelesaian yang cukup lama karena semua pihak, baik swasta maupun pemerintah, harus memastikan bahwa pembangunan disesuaikan dengan upaya konservasi lingkungan dan tidak merusak kawasan hutan.
Moeldoko memastikan pemerintah akan terus memonitor dan mengevaluasi kelanjutan perjanjian antara PT Kayan Hydro Energy (KHE) dengan Sumitomo Corporation. Ia yakin, presiden akan menempatkan pembangunan PLTA Kayan sebagai proyek strategis nasional. Selain itu, Pemprov Kaltara bersama pemerintah pusat dan PT KHE juga berkomitmen untuk melakukan mitigasi dampak sosial dan lingkungan dari proyek ini melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes
Editor: Adhira Kurnia Adhwa
Referensi:
[1] Moeldoko: PLTA Kayan Cascade Jadi Proyek Monumental Transformasi Energi
[2] Pemerintah Dorong Percepatan Realisasi Pembangunan PLTA Kayan
[4] PLTA Kayan jadi Tonggak Energi Hijau Kaltara
[5] IKN Dapat Pasokan Listrik Hijau PLTA Kayan Mulai 2027
[6] Calon PLTA Terbesar di Asia Tenggara Bakal Pasok Listrik IKN, Intip Progresnya
[7] PLTA Terbesar di Asia Tenggara Pasok Listrik Untuk Ibu Kota Nusantara
6 Comment