- DER mengubah produksi, perdagangan, dan distribusi energi dengan lebih fleksibel dan efisien.
- Perdagangan energi P2P mendukung DER, memungkinkan konsumen menukar energi terbarukan.
- Proyek P2P di Kolombia dan Bangladesh meningkatkan akses dan efisiensi energi lokal.
Sobat EBT Heroes, apakah menyadari bahwa industri energi dunia secara fundamental sedang mengalami perubahan besar? Tren pembangkitan energi kini bergeser dari sistem terpusat menjadi terdistribusi, sering disebut sebagai DER (distributed energy resources). Pada tahun 2019, kapasitas DER global adalah 1430 MW dan meningkat menjadi 1668 MW pada tahun 2020, menurut REN21. Negara seperti US, Australia, dan Indonesia mempercepat adopsi sistem ini, yang tidak hanya berpotensi dalam merevolusi cara energi dihasilkan dan diperdagangkan, tetapi juga meningkatkan fleksibilitas, aksesibilitas, serta efisiensi.
Ketika konsumen bertransformasi menjadi produsen — dikenal sebagai “prosumen” — metode perdagangan energi konvesional menjadi kurang relevan. Metode yang lebih sesuai saat ini adalah perdagangan energi peer-to-peer. Tapi apa kontribusi metode P2P ini terhadap transformasi sektor energi?
Baca Juga
Memperkuat Energi Terbarukan dan Fleksibilitas Energi
Platform perdagangan P2P (peer-to-peer) memfasilitasi penggunaan pembangkit listrik terdistribusi dengan menyediakan pasar tempat konsumen bisa menukar energi terbarukan dengan harga yang lebih baik. Ini memberi pelanggan kendali lebih besar atas biaya dan jumlah listrik yang mereka gunakan, sehingga membuat sistem lebih fleksibel.
Selain itu, perdagangan P2P, dengan atau tanpa perangkat penyimpanan energi, memungkinkan pengguna untuk memberikan manfaat bagi komunitas lokal. Mereka bisa menggunakan sumber energi terbarukan dan meningkatkan pendapatan dari pembangkitan listrik yang tersebar. Melalui perdagangan listrik P2P, pengguna yang tidak memiliki akses ke pembangkit listrik terbarukan dapat tetap mendapatkan keuntungan.
Sebagai contoh, proyek percontohan Transactive Energy Colombia di Medellin, Kolombia, yang dimulai pada tahun 2019 oleh University College London (UCL) dan Universitas EIA. Banyak konsumen energi di Medellin — khususnya mereka yang tinggal di gedung-gedung tinggi — tidak mampu menghasilkan listrik sendiri. Konsep dasarnya memberikan kemungkinan pengguna membeli listrik dari individu di kota berdasarkan beberapa lokasi dan infrastruktur energi terbarukan. Tujuan utamanya menciptakan nilai sosial seputar energi (UCL, 2019). Proyek ini mengelompokkan 14 pengguna perumahan dengan tingkat pendapatan berbeda di Medellin, masing-masing terhubung secara independen ke jaringan distribusi. Pengguna berpendapatan rendah akan memasang panel surya di atap rumah mereka dan akan menukarkan listrik dengan konsumen dan prosumen berpendapatan tinggi (UCL, 2019).
Optimalisasi dan Manajemen Sumber Daya Energi Terdistribusi
Platform perdagangan P2P memungkinkan pengelolaan yang lebih baik atas pembangkit listrik terdesentralisasi dengan mencocokkan permintaan dan pasokan listrik lokal setiap saat. Ini membantu mengurangi investasi yang diperlukan untuk kapasitas pembangkit dan infrastruktur transmisi yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan puncak.
Sebagai contoh, Sustainable Energy Development Authority di Malaysia sedang menjalankan proyek percontohan perdagangan listrik P2P yang diluncurkan pada November 2019, di mana prosumers dapat memperdagangkan listrik dengan konsumen atau menjual kelebihan listrik fotovoltaik surya mereka ke utilitas Tenaga Nasional Berhad (TNB). Pertukaran ini dilacak melalui platform blockchain.
Baca Juga
- Blockchain: Dari Kita dan Untuk Kita, Listrik Berkeadilan
- Jumlah Pengguna Panel Surya Atap di Indonesia (2020-2021)
Memperbaiki Akses Energi di Mini-Grid
Dalam konteks mini-grid yang terisolasi, perdagangan P2P dapat meningkatkan akses energi dan keandalan sumber listrik lokal. Kelebihan listrik dari sistem tenaga surya di satu rumah dapat digunakan oleh konsumen lain dengan imbalan pembayaran.
SOLshare, perusahaan yang berbasis di Bangladesh, melakukan proyek percontohan jaringan perdagangan listrik P2P untuk rumah tangga pedesaan. Jaringan ini menghubungkan rumah-rumah melalui jaringan arus searah (DC) bertegangan rendah dan mengontrol aliran listrik melalui pengukuran dua arah yang terintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi (ICT).
Setiap meter SOLshare memungkinkan pengguna untuk membeli dan menjual listrik terbarukan dengan konsumen tetangga (rumah tangga, bisnis, dan industri pedesaan). Warga desa Bangladesh sekarang dapat memperoleh pendapatan tambahan dengan menjual kelebihan listrik mereka, sementara pengguna baru mendapatkan akses listrik untuk pertama kalinya (UNFCCC, 2020).
Jadi Sobat EBT Heroes, sudah Makin Tahu Indonesia mengenai betapa pentingnya perubahan menuju sistem energi yang terdistribusi dan potensi besar dari perdagangan energi peer-to-peer? Maukah Sobat EBT Heroes menjadi bagian dari pembangunan energi yang berkelanjutan dan ikut serta dalam revolusi energi ini?
#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes
Editor: Adhira Kurnia Adhwa
Referensi:
7 Comment
Your blog is a testament to your passion for your subject matter. Your enthusiasm is infectious, and it’s clear that you put your heart and soul into every post. Keep up the fantastic work!
artikel anda sangat bagus dan menarik.