- Transportasi merupakan salah satu sektor yang banyak menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) di dunia.
- Subsektor transportasi yang paling banyak menyumbang emisi CO2 pada tahun 2022 adalah mobil dan van, dengan proporsi mencapai 48%.
- Jika ada kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat, transportasi dapat menjadi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan di masa depan.
Transportasi merupakan salah satu sektor yang banyak menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) di dunia. Hal ini menjadi perhatian serius karena emisi CO2 berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Berdasarkan hasil analisis statistik dari data Badan Energi Internasional (IEA), subsektor transportasi yang paling banyak menyumbang emisi CO2 pada tahun 2022 adalah mobil dan van, dengan proporsi mencapai 48% dari seluruh sektor transportasi di dunia.
Transportasi Penghasil Emisi Karbon
Transportasi menjadi salah satu sektor yang banyak menghasilkan emisi karbon dioksida di dunia. Hal tersebut menyebabkan gas rumah kaca dan akhirnya berkontribusi terhadap pemanasan global. Fenomena efek rumah kaca ini menjadi penyebab pemanasan global. Jika tidak ada perubahan serius dalam mengatasi akibat pemanasan global, maka intensitas gelombang panas, permukaan air laut, pencemaran udara, dan dampak perubahan iklim lainnya akan semakin membahayakan.
Mobil dan Van Menjadi Penyumbang Utama Emisi CO2

Mobil dan van telah lama menjadi kendaraan pribadi yang paling umum digunakan di seluruh dunia. Popularitas kendaraan ini menyebabkan jumlahnya meningkat pesat, akibatnya, emisi CO2 yang dihasilkan juga meningkat. Pada tahun 2022, mobil dan van menyumbang sekitar 48% dari emisi CO2 dalam sektor transportasi. Hal ini disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dalam jumlah besar, seperti bensin dan diesel yang menghasilkan emisi karbon dioksida secara signifikan.
Upaya untuk mengurangi emisi CO2 dari mobil dan van telah menjadi fokus utama di banyak negara. Langkah-langkah seperti pengembangan kendaraan listrik, peraturan ketat terkait emisi kendaraan, dan promosi transportasi berkelanjutan telah diimplementasikan untuk mengurangi dampak negatif subsektor ini terhadap lingkungan.
Baca Juga
- Pemerintah Indonesia Meluncurkan Skenario Energi Low Carbon dalam RUPTL 2021-2030
- Hutan Bakau, ‘Benteng Hijau’ Pesisir Pejuang Perubahan Iklim
Kendaraan Angkutan Berat dan Pengiriman Internasional
Selain mobil dan van, kendaraan angkutan berat juga menjadi penyumbang signifikan terhadap emisi CO2 dalam sektor transportasi. Pada tahun 2022, subsektor ini menyumbang sekitar 16% emisi CO2 global. Kendaraan angkutan berat, seperti truk dan truk berat, sering kali menggunakan mesin diesel yang menghasilkan emisi CO2 dalam jumlah besar.
Pengiriman internasional juga menjadi salah satu penyumbang emisi CO2 yang signifikan, yakni menyumbang sekitar 10% dari total emisi sektor transportasi. Aktivitas pengiriman barang internasional yang terus meningkat memicu penggunaan kendaraan dan pesawat kargo yang beroperasi dengan bahan bakar fosil juga terus meningkat. Hal ini menyebabkan peningkatan emisi CO2 di subsektor ini.
Transportasi dan Emisi CO2 di Bidang Angkutan Barang
Subsektor angkutan barang, termasuk kendaraan angkutan barang sedang dan kereta api, juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi CO2. Kendaraan angkutan barang sedang menyumbang sekitar 9% dari emisi CO2 global, sementara kereta api hanya menyumbang sekitar 1%. Emisi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan angkutan barang sedang, terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dalam proses pengiriman dan distribusi barang.
Kendaraan angkutan barang sedang juga memiliki tantangan dalam mengurangi emisi CO2, terutama karena mereka seringkali harus membawa muatan yang berat dan melakukan perjalanan jarak jauh. Meskipun beberapa perusahaan angkutan barang sedang telah mulai mengadopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan, seperti truk listrik dan kendaraan bertenaga gas alam terkompresi (CNG), tantangan besar masih ada.
Subsektor Penerbangan dan Bus

Subsektor penerbangan internasional dan bus memiliki proporsi yang hampir sama dalam kontribusi emisi CO2 mereka pada tahun 2022, masing-masing sekitar 6%. Penerbangan internasional menggunakan pesawat komersial yang seringkali beroperasi dengan bahan bakar jet, yang menghasilkan emisi CO2 dalam jumlah besar. Sementara itu, bus adalah salah satu alat transportasi umum di banyak kota di seluruh dunia dan mereka juga sering menggunakan bahan bakar fosil.
Subsektor penerbangan domestik menyumbang sekitar 5% dari total emisi CO2 sektor transportasi. Meskipun emisi CO2 dari penerbangan domestik relatif lebih rendah dibandingkan dengan penerbangan internasional, peningkatan jumlah penerbangan domestik di beberapa negara telah menyebabkan peningkatan emisi CO2 dalam subsektor ini.
Subsektor Kereta Api: Potensi untuk Mengurangi Emisi CO2

Meskipun subsektor kereta api hanya menyumbang sekitar 1% dari total emisi CO2 di sektor transportasi pada tahun 2022, kereta api memiliki potensi besar untuk mengurangi emisi CO2. Kereta api adalah salah satu bentuk transportasi yang lebih efisien dalam hal penggunaan bahan bakar dan emisi CO2 per penumpang atau muatan.
Upaya untuk mengembangkan, memperluas, serta meningkatkan efisiensi operasional kereta api, dapat membantu mengurangi emisi CO2 secara signifikan. Investasi dalam kereta api berkecepatan tinggi dan kereta api listrik menjadi langkah positif dalam mengurangi dampak lingkungan dari transportasi kereta api.
Baca Juga
- Mengenal Hutan Mangrove, Harta Karun Karbon dari Pesisir
- Capai Rp 8000 Triliun: Potensi Ekonomi Karbon di Indonesia
Upaya untuk Mengurangi Emisi CO2 di Subsektor Transportasi
Peningkatan emisi CO2 dalam subsektor transportasi merupakan masalah serius. Oleh karena itu, banyak negara dan organisasi telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Beberapa upaya yang telah diambil antara lain sebagai berikut.
- Promosi Kendaraan Listrik
Banyak negara telah mendorong penggunaan kendaraan listrik dengan insentif fiskal dan pengembangan infrastruktur pengisian daya. Kendaraan listrik adalah alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan kendaraan konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil.
- Regulasi Ketat Terkait Emisi Kendaraan
Pemerintah mengeluarkan peraturan yang mengharuskan produsen kendaraan untuk memenuhi standar emisi yang lebih ketat. Ini mendorong pengembangan kendaraan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
- Transportasi Publik Berkelanjutan
Meningkatkan dan mempromosikan penggunaan transportasi publik yang ramah lingkungan, seperti bus listrik dan kereta api listrik akan membuat upaya pengurangan emisi CO2 semakin cepat dijalankan.
- Inovasi dalam Transportasi Kargo
Meningkatkan efisiensi dalam pengiriman barang dengan mengadopsi teknologi seperti truk listrik, kendaraan otonom, dan rute pengiriman juga menjadi solusi yang lebih efisien dalam mengurangi emisi CO2.
- Penggunaan Bahan Bakar Alternatif
Cara lain yang bisa dipakai untuk mengurangi CO2 adalah dengan menggunakan bahan bakar alternatif, seperti gas alam terkompresi (CNG) atau hidrogen untuk sektor transportasi.
- Penggunaan Teknologi Hijau
Menerapkan teknologi hijau dalam operasi transportasi, seperti penggunaan sistem manajemen lalu lintas cerdas juga bisa dipakai untuk mengurangi kemacetan dan emisi.
Upaya untuk mengurangi emisi CO2 dari transportasi melibatkan berbagai tindakan, termasuk promosi kendaraan listrik, regulasi ketat terkait emisi kendaraan, dan promosi transportasi publik berkelanjutan. Kereta api, meskipun menyumbang proporsi yang lebih kecil dari emisi CO2, memiliki potensi besar untuk mengurangi dampak negatif transportasi terhadap lingkungan. Adanya kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat, akan menjadikan sektor transportasi menjadi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan di masa depan.
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes
Editor: Rewinur Alifianda Hera Umarul
Referensi:
[1] Emisi Karbon: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
[2] Ini Subsektor Transportasi yang Paling Banyak Sumbang Emisi CO2
[3] Kurangi Emisi Karbon, Kemenhub Terus Kembangkan Angkutan Massal Perkotaan Ramah Lingkungan
[4] Indonesia Komitmen Lakukan Dekarbonisasi dan Dorong Pembiayaan Kreatif Sektor Transportasi