• Pernyataan Menteri Luhut tentang potensi penyimpanan karbon sebesar 400 Giga Ton CO2
• Mengoptimalkan potensi penyimpanan karbon, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam pengembangan industri hijau
• Investasi dalam infrastruktur CCS, seperti pabrik penangkapan karbon dan pipa-pipa untuk transportasi CO2, dapat menjadi sumber pendapatan yang besar

Sobat EBT Heroes, ternyata komitmen Indonesia yang kuat untuk mengatasi perubahan iklim, memiliki potensi besar menjadi pemimpin dalam industri Carbon Capture and Storage (CCS), lho. Investasi dalam teknologi CCS bukan hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga peluang besar untuk memperkuat posisi Indonesia dalam agenda global mengurangi emisi karbon. Apalagi Indonesia tercatat sebagai negara dengan sektor industri yang berkembang pesat dan emisi karbon yang tinggi. 

Indonesia adalah salah satu produsen energi terbesar di dunia, dengan sektor energi masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Investasi dalam CCS menjadi semakin penting dalam rangka mencapai target-target kesepakatan internasional seperti Kesepakatan Paris. Indonesia dapat mengurangi emisi karbon sambil tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Penerapannya melalui teknologi CCS pada pembangkit listrik, pabrik, dan fasilitas industri lainnya,

Kapasitas Penyimpanan Karbon

Luhut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) menggarisbawahi CSS yang Indonesia miliki berpotensi mencapai 400 Giga Ton C02  Hal itu diklaim sebagai peluang bisnis dan investasi yang akan berkembang dalam negeri. Kontribusi positif Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dapat meningkatkan citra negara di mata dunia dan membuka peluang kerja sama internasional yang lebih luas dalam pengembangan teknologi dan proyek CCS.

“Di Awal 2023, CCS Indonesia memusatkan visinya mengembangkan potensi CCS. Potensi penyimpanan saat ini diperkirakan mencapai 400 Giga Ton. Ini yang dapat memberikan peluang bisnis dan investasi bagi negara,” Ujar Luhut pada Senin (11/9/2023).

Lebih lanjut, Luhut mengatakan sampai saat ini kontribusi investasi Asia pada bisnis migas ‘baru’ mencapai US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp18,4 triliun (asumsi kurs Rp15.352 per US$). Total investasi secara global untuk teknologi CCS di dunia mencapai US$ 6,4 miliar atau Rp98,2 triliun.

Baca Juga

---

Top 10 Titans of Geothermal Energy Plants in the World

Eco-Route: Aplikasi Inovatif Karya Anak Bangsa Penghitung Emisi Karbon

Peresmian Bursa Karbon, Gali Peluang Ekonomi dalam Menjaga Lingkungan

---

Investasi dalam teknologi CCS juga membawa potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Indonesia dapat menjadi tujuan investasi yang menarik bagi perusahaan – perusahaan global yang bergerak di bidang teknologi CCS. Melalui pembangunan infrastruktur CCS yang kokoh dan mengembangkan kapasitas teknis yang berkualitas, dapat menarik investor dan menciptakan iklim bisnis yang kondusif untuk pertumbuhan industri CCS di dalam negeri.

Mengukuhkan Peran Indonesia dalam Agenda Perubahan Iklim Global

Indonesia juga memiliki potensi besar untuk mengembangkan proyek CCS berbasis alam, seperti penyimpanan karbon di hutan mangrove, gambut, dan hutan tropis yang kaya akan biodiversitas. Maka, perlu mengambil langkah-langkah konkret dalam mengurangi emisi karbon dan memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim. Indonesia dapat memainkan peran yang lebih besar dalam mendorong aksi global untuk mengatasi krisis iklim yang semakin memprihatinkan.

Baca Juga

---

Pertamina: Berkomitmen dalam Transisi Energi melalui Kolaborasi Injeksi Karbon

Proyek Carbon Capture Storage “Agen Perubahan” Masyarakat Kalimantan Timur

Hutan Rawa Gambut: Penyerap Karbon yang Mulai Beralih Fungsi 

---

Komitmen Indonesia menjadi Dekarbonisasi Industri

Penandatanganan perjanjian merupakan awal dari proses bagi pemerintah Indonesia dalam membangun ekosistem CCS. Mewakili Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Jodi Mahardi, hadir dalam pertemuan di Amerika Serikat pada Senin (13/11/2023).

“Dengan adanya perjanjian itu, membuktikan bahwa semua perangkat di Indonesia, khususnya dari sisi Pemerintah, telah siap memanfaatkan potensi CCS Indonesia untuk kemajuan industri rendah karbon, peningkatan investasi, dan pembukaan lapangan kerja baru untuk masyarakat Indonesia,” ujar Deputi Jodi.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, terdapat 15 proyek CCS dan CCUS di Indonesia yang sedang dalam berbagai tahap persiapan di dengan total investasi hampir US$ 8 miliar atau setara dengan Rp 124,58 triliun. Angka tersebut sudah termasuk proyek CCUS Ubadari. 

Perlu Sobat EBT Heroes tahu, komitmen yang kuat dari pemerintah, kerjasama antara sektor publik dan swasta, serta dukungan dari komunitas internasional menjadi potensi investasi CCS bagi Indonesia untuk merangkul masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Nah, Indonesia tidak hanya akan mengurangi jejak karbonnya sendiri, tetapi juga akan memainkan peran yang lebih aktif dalam menjaga keberlanjutan planet ini untuk generasi mendatang.

#ZonaEBT #EBTHeroes #SerbaTerbarukan

Editor: Bellinda Putri Hidayat

Referensi 

[1] Tandatangani Dua Perjanjian CCS Indonesia Siap Pimpin Dekarbonisasi Industri

[2] Diam-diam, Ternyata RI Punya 15 Proyek Simpan Karbon!

[3] Jokowi Groundbreaking Proyek CCS/CCUS Pertama di Indonesia

[4] Jokowi Terbitkan Aturan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon