
- Pendidikan konservasi dapat diimplementasikan dalam menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan lingkungan alam dan lingkungan sosial
- Pendidikan konservasi di tingkat universitas diproyeksikan untuk mereduksi emisi karbon, meningkatkan kegiatan aktif peduli lingkungan, dan keberlanjutan lingkungan
- Implementasi dari pendidikan konservasi masih belum optimal dan banyak menemui kendala dalam penerapan secara nyata
Pengertian Pendidikan Konservasi

Pendidikan konservasi merupakan proses pembelajaran mengenai pentingnya keberlanjutan lingkungan1. Pendidikan konservasi umumnya memiliki tujuan utama untuk membangun semangat dan kebiasaan pada masyarakat mengenai pentingnya menjaga keberlangsungan ekosistem lingkungan sehingga kehidupan seluruh makhluk hidup tetap dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Pembelajaran ini umumnya memiliki beberapa tahapan dimulai dari penanaman nilai konservasi, pemberian studi kasus dan observasi permasalahan di lingkungan sekitar maupun lingkup global, hingga merancang dan melakukan tindakan untuk menanggulangi permasalahan lingkungan yang sedang atau akan terjadi. Salah satu poin penting dalam pendidikan konservasi adalah bagaimana cara mengurangi tindakan yang mampu meningkatkan emisi karbon dan gas rumah kaca.
Sobat EBT Heroes mungkin sudah tau bahwa kegiatan manusia adalah salah satu faktor utama dalam meningkatnya emisi karbon ke atmosfer2. Oleh sebab itu, edukasi mengenai pengendalian kegiatan manusia yang banyak mengemisikan karbon masih sangat perlu ditingkatkan terutama di lingkungan pendidikan seperti sekolah hingga universitas. Jika di sekolah terdapat adiwiyata yang menjadi kegiatan utama maka untuk di universitas umumnya implementasi pendidikan konservasi akan lebih ditingkatkan. Pihak universitas umumnya melakukan berbagai cara dalam meningkatkan peran akademisi untuk mendukung lingkungan yang lebih minim menghasilkan emisi karbon seperti penyediaan lahan terbuka hijau dan penggunaan kendaraan ramah lingkungan untuk mobilitas dalam lingkungan kampus.
Namun apakah Sobat EBT Heroes mengetahui contoh nyata mengenai penerapan konsep konservasi di lingkungan universitas?
Baca Juga
- Pemikiran 1985, Terealisasikan 2019: Bagaimana Sejarah MRT?
- Ishak Warnares Jadi Sorotan, Pengelola Kayu Putih Papua
Implementasi Pendidikan Konservasi di Lingkup Universitas

Pendidikan konservasi di lingkungan universitas umumnya dilakukan menyesuaikan dengan konsep konservasi yang dipegang oleh pihak universitas tersebut. Contoh konsep konservasi yang menjadi dasar implementasi pendidikan konservasi adalah tujuh pilar utama universitas konservasi. Tujuh pilar utama konservasi ini meliputi:
- Konservasi keanekaragaman hayati.
- Arsitektur hijau dan sistem transportasi internal.
- Pengelolaan limbah.
- Kebijakan nirkertas.
- Energi bersih.
- Konservasi, etika, seni, dan budaya.
- Kaderisasi konservasi.
Ketujuh poin dalam pilar-pilar utama di atas menjadi dasar penerapan universitas konservasi seperti pada Universitas Negeri Semarang. Universitas Negeri Semarang merupakan universitas yang terletak di Jawa Tengah dengan menjadikan konservasi sebagai prinsip-prinsip utama sebagai dasar dalam kegiatan akademik yang dilakukan di lingkungan universitas3. Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah penyediaan kendaraan listrik (shuttle) untuk mobilisasi antar gedung di lingkungan universitas, pendirian kader konservasi di tingkat fakultas hingga tingkat universitas, serta dorongan untuk membawa botol minum pribadi (tumbler) yang diikuti penyediaan sumber air minum gratis di fakultas. Upaya-upaya ini memiliki tujuan utama dalam mewujudkan pendidikan konservasi yang semakin kuat dan berdampak nyata bagi lingkungan.
Implementasi Pendidikan Konservasi pada Tingkat Mahasiswa

Jika pembahasan sebelumnya berfokus pada penerapan nyata konsep konservasi yang dilakukan oleh universitas, lalu bagaimana dengan penerapan konsep konservasi di tingkat mahasiswa?
Penerapan konsep konservasi pada tingkat mahasiswa dapat dimulai dari peningkatan kebiasaan jalan kaki untuk menempuh tempat dengan jarak yang dekat. Kegiatan jalan kaki merupakan upaya kecil yang sangat bisa berdampak pada keberlangsungan lingkungan karena membantu mengurangi emisi karbon jika dibandingkan menggunakan kendaraan bermotor untuk mobilisasi. Meskipun upaya ini tergolong cukup mudah, namun nyatanya kebiasaan ini semakin berkurang seiring waktu. Oleh karena itu, sangat diperlukan upaya untuk meningkatkan kebiasaan ini seperti pembangunan fasilitas trotoar yang layak, zebra cross dan jembatan penyebrangan, hingga penanaman manfaat kesehatan dan lingkungan jika lebih sering berjalan kaki untuk mobilisasi ke tempat yang berjarak relatif dekat dalam kegiatan sehari-hari.
Selain meningkatkan kegiatan berjalan kaki, upaya yang mampu dilakukan mahasiswa adalah mengurangi dan meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai dan meningkatkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya untuk memudahkan proses daur ulang nantinya. Sekali lagi, hal ini merupakan upaya yang tergolong cukup mudah namun seringkali diabaikan karena masih minimnya kesadaran menjaga keberlanjutan lingkungan. Padahal, umumnya di lingkungan kampus sudah terdapat tempat sampah dengan penempatan yang cukup banyak dan mudah dijangkau. Namun, masih banyak mahasiswa yang abai akan hal ini, maka dari itu peningkatan kesadaran mahasiswa untuk berperan aktif dalam membuang sampah pada tempatnya dan meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai. Untuk mencapai tujuan ini, kader konservasi juga dapat turut mengambil aksi untuk menjadikan mereka mampu berkontribusi secara aktif dalam mengingatkan mahasiswa untuk bertanggung jawab akan sampah yang mereka hasilkan.
Baca Juga
- Indonesia Berpotensi Menjadi Pemasok Alternatif Panel Surya Global di Tengah Dominasi China
- Kontroversi Subsidi NIK KRL Jabodetabek: Apa Kabar KRL Jogja?
Tantangan dalam Implementasi Konsep Konservasi di Lingkup Universitas

Dalam melakukan penerapan secara nyata dari konsep konservasi tentunya terdapat berbagai tantangan yang perlu dihadapi. Umumnya tantangan utama dari upaya yang dilakukan adalah minimnya pengetahuan dan kesadaran mahasiswa dalam pentingnya berperan aktif dalam menjaga lingkungan4. Minimnya pengetahuan akan pentingnya melakukan penerapan konservasi menjadikan mahasiswa kurang menyadari bahwa tindakan manusia yang jarang memperhatikan keberlanjutan lingkungan mampu berdampak secara nyata pada ketidaknyamanan yang akan dirasakan seperti peningkatan suhu yang semakin tinggi hingga polusi udara yang semakin parah. Sedangkan minimnya kesadaran dalam menerapkan konsep konservasi dapat membuat mahasiswa enggan melakukan tindakan seperti membuang sampah pada tempatnya dan jarang berjalan kaki untuk mobilisasi jarak dekat karena merasa hal tersebut tidak menguntungkan mereka dan cenderung membebankan. Kesalahan berpikir inilah yang dapat membuat implementasi konsep konservasi sulit diterapkan secara optimal di lingkungan universitas. Oleh karena itu, diperlukan dukungan pihak lain seperti masyarakat dan pihak akademisi (universitas) sangat diperlukan dalam menanggulangi minimnya pengetahuan dan kesadaran mahasiswa untuk berperan aktif dalam menerapkan kegiatan dengan konsep konservasi di lingkungan universitas.
#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan
Editor: Savira Oktavia
Referensi:
[1] Pengertian Pendidikan Konservasi
[2] Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Emisi Karbon
[3] Universitas Negeri Semarang sebagai Universitas Konservasi