- Proyek MRT Jakarta Lin Timur-Barat diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 11 September 2024. Rute Timur-Barat ini akan menghubungkan dari Medan Satria hingga Tomang.
- Pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, MRT ditetapkan sebagai Proyek Nasional yang memperoleh persetujuan pembiayaan dari Gubernur JBIC dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang.
- MRT Fase 1 ini menghabiskan anggaran sebesar Rp16 triliun, yang merupakan pinjaman hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan JICA
Halo, Sobat EBT Heroes!
Mantan ibu kota Indonesia, Jakarta, kini bertransformasi menjadi kota global — kota yang memiliki pengaruh penting dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial. Jakarta semakin dikenal sebagai kota yang sibuk, padat, dan tidak pernah tertidur.
Ragam transportasi umum modern yang terintegrasi dapat mudah kita temui di Jakarta. Integrasi ini bertujuan mendukung keberlangsungan hidup kota Jakarta, termasuk di antaranya Transjakarta (TJ), Commuter Line (KRL), Lintas Raya Terpadu (LRT), Whoosh, dan Moda Raya Terpadu (MRT).
Pencanangan MRT Lin Timur-Barat Fase 1
Moda Raya Terpadu (MRT) merupakan salah satu transportasi umum berbasis listrik di Jakarta. MRT telah beroperasi sejak 2019 dengan rute dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia. Untuk menambah integrasi, proyek pembangunan MRT Lin Timur-Barat telah dicanangkan.
Proyek MRT Jakarta Lin Timur-Barat diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 11 September 2024. Rute Timur-Barat ini akan menghubungkan dari Medan Satria (Bekasi) hingga Tomang (Jakarta Barat).
“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini saya canangkan pembangunan MRT Lin Timur-Barat Fase 1 Tahap 1,” ujar Presiden Joko Widodo.
Proyek ini didanai dari pinjaman Jepang senilai 140 miliar Yen, atau setara Rp 14,5 triliun. Pada Fase 1 Tahap 1, MRT Lin Timur-Barat akan memiliki 21 stasiun dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2031. Harapannya, proyek ini dapat meningkatkan mobilitas serta mendukung pertumbuhan ekonomi di Jakarta dan sekitarnya.
Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional, MRT Lin Timur-Barat bertujuan mempertahankan Jakarta sebagai kota global dan pusat aglomerasi dengan transportasi publik yang modern, terintegrasi, dan berkelanjutan.
“Peradaban itu betul-betul peradaban transportasi yang modern, betul-betul hadir setelah MRT itu nantinya selesai semuanya,” ujar Presiden.
Sementara itu, pembangunan fase 2A MRT Lin Utara-Selatan juga sedang berlangsung. Keberhasilan proyek MRT pertama yang telah beroperasi pada Maret 2019 ditandai dari tingginya antusias masyarakat terhadap transportasi ini, yang dibuktikan dengan jumlah penumpang yang mencapai 120 juta.
Dalam acara peresmian tersebut, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, turut hadir. Ia mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam proyek infrastruktur MRT Jakarta dan menyebutnya sebagai simbol kemitraan erat antara Indonesia dan Jepang di era Presiden Jokowi.
“MRT simbol kekerabatan Indonesia dan Jepang di masa pemerintahan Jokowi,” Ungkap Yasushi.
Berbicara mengenai MRT, tidak afdal kalau tidak membahas sejarah dari MRT. Agar Sobat EBT Heroes makin tahu Indonesia, berikut sejarah untuk transportasi berbasis listrik ini.
Baca Juga:
- Menilik Kapal Listrik: Potensi Transisi Energi Sektor Transportasi Perairan, Siapkah Indonesia?
- Ekspansi MRT Jakarta East-West Dimulai: Akankah Menjadi Kompetitor KRL Jabodetabek?
Menelisik Sejarah MRT
MRT Jakarta sebenarnya telah direncanakan sejak lama, tepatnya sejak tahun 1985, ketika mobilitas warga sudah sangat tinggi. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada saat itu menyatakan bahwa Jakarta sudah membutuhkan moda transportasi seperti MRT.
Pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, MRT ditetapkan sebagai Proyek Nasional. Setelah menjadi proyek nasional pada tahun 2006, MRT memperoleh persetujuan pembiayaan dari Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Kyosuke Shinozawa, serta Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusuf Anwar.
JBIC kemudian merancang dan memberikan rekomendasi studi kepada Pemerintah DKI Jakarta, sebelum bergabung dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) sebagai pemberi pinjaman yang bertanggung jawab sebagai penilai JBIC.
Pada tahun 2008-2009, desain teknis dan pengadaan lahan yang dilakukan JBIC rampung, bersamaan dengan berdirinya PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta), BUMD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bertugas mengelola, mengoperasikan, serta mengembangkan bisnis MRT.
Tahun berikutnya, tender peralatan elektrik dan konstruksi dilakukan, namun pekerjaan konstruksi baru dimulai pada 2010-2014. Uji coba yang direncanakan pada 2014 tak terlaksana. Pada 2013, tahap konstruksi dimulai dan direncanakan selesai pada 2018, yang mencakup pembangunan jalur MRT Fase 1 dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia sejauh 16 kilometer. Akhirnya, pada 24 Maret 2019, proyek MRT Fase 1 diresmikan.
MRT Fase 1 ini menghabiskan anggaran sebesar Rp16 triliun, yang merupakan pinjaman hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan JICA, dengan rencana pembayaran dimulai pada 2027. Beban tanggungan sebesar 51 persen berasal dari APBD DKI Jakarta dan 49 persen dari APBN.
Proyek ini mencakup pembangunan 13 stasiun, terdiri dari 7 stasiun layang dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga Stasiun ASEAN, serta 6 stasiun bawah tanah dari Stasiun Senayan Mastercard hingga Stasiun Bundaran HI. Saat ini, MRT Fase 2A, yang melintang dari Thamrin hingga Kota, sedang dalam tahap pembangunan lanjutan.
Baca Juga:
- Proyek LRT Bali: Solusi Kemacetan dengan Sentuhan China?
- Mengupas Alasan di Balik Harga Murah Kendaraan Listrik China
MRT Tidak Sekedar Transportasi Umum
Dampak positif dari MRT Fase 1 sangat signifikan, ditandai dengan peningkatan jumlah penumpang dalam dua tahun terakhir pasca COVID-19, mencapai 33.496.540 penumpang pada 2023 dan 93.681 penumpang harian pada Maret 2024.
Masifnya penggunaan MRT di Jakarta berkontribusi pada pengurangan kemacetan, peningkatan kualitas udara, efisiensi waktu perjalanan, peningkatan mobilitas, dan pengembangan ekonomi di Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, transportasi ini mendukung visi Jakarta sebagai kota berkelanjutan dengan mendorong gaya hidup ramah lingkungan yang rendah emisi.
#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes
Editor: Adhira Kurnia Adhwa
Referensi:
[1] Peresmian Pembangunan Proyek MRT Tomang Medan Satria
[2] Sejarah MRT Jakarta, dari 1985 Hingga Sekarang
[3] Anggaran Proyek MRT Tomang Medan satria
[4] Jepang Memberikan Pinjaman bangun MRT Tomang
[5] Sejarah MRT
2 Comment
helloI really like your writing so a lot share we keep up a correspondence extra approximately your post on AOL I need an expert in this house to unravel my problem May be that is you Taking a look ahead to see you