Listrik: Kebutuhan dan Potensi Peningkatan Emisi Gas Karbon

Gambar Pembangkit Listrik Sebagai Salah Satu Penyebab Emisi Gas Karbon. Sumber: https://pixabay.com/id/photos/pembangkit-listrik-cerobong-pabrik-6579092/
  • Listrik memiliki peranan penting dalam membantu aktivitas masyarakat yang menjadikannya ketergantungan seperti air.
  • Pembangkit energi listrik dengan bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam dan minyak menjadi salah satu sumber emisi gas karbon.
  • Pengembangan pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan di Indonesia.

Isu mengenai lingkungan menjadi salah satu permasalahan global yang memerlukan perhatian khusus. Salah satunya adalah potensi peningkatan emisi gas karbon yang dapat menyebabkan permasalahan dan kerusakan ekologis jika tidak diatasi sesegera mungkin. Ada beberapa hal atau aktivitas yang menyebabkan terjadinya emisi gas karbon yang disebut sebagai jejak karbon. Salah satunya adalah penggunaan alat-alat elektronik atau listrik.

Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan energi listrik menjadi salah satu hal penting untuk menunjang aktivitas masyarakat. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan ditunjang oleh energi listrik, contoh paling sederhana adalah penggunaan listrik dalam lingkungan keluarga. Seperti untuk penerangan rumah dengan menggunakan lampu, mencuci dan menyetrika baju, menonton televisi sebagai hiburan, serta kegiatan lainnya. Bayangkan berapa energi listrik yang digunakan untuk menghidupkan atau menggerakkan alat elektronik sebagai sarana efisiensi dan efektivitas di kehidupan masyarakat. 

Baca Juga:



Masyarakat dan ‘Ketergantungan’ Energi Listrik

Ilustrasi Penggunaan Barang-barang Elektronik di Masyarakat. Sumber: https://pixabay.com/id/photos/komputer-papan-ketik-apel-2565478/

Seperti kebutuhan akan air yang memiliki tempat penting bagi kehidupan masyarakat, listrik pun demikian. Dewasa ini di mana pengembangan Teknologi dan Informasi yang semakin masif membuat kebutuhan akan listrik juga bertambah. Contohnya adalah internet, kita tidak dapat mengakses internet jika tidak memiliki perangkat elektronik yang juga bergantung pada listrik seperti komputer dan ponsel pintar yang memerlukan listrik untuk mengisi baterainya. Penggunaan barang elektronik dan energi listrik membantu masyarakat dalam memudahkan aktivitas sehari-hari. Bahkan saat ini sudah banyak negara dan produsen mobil yang mengembangkan alat transportasi beroda empat tersebut dengan penggunaan energi listrik.

Tidak hanya itu, penggunaan listrik juga memiliki pengaruh dalam kegiatan ekonomi. Seperti yang diketahui bahwa saat ini banyak negara yang sedang mengembangkan sektor industri mereka atau biasa kita sebut dengan industrialisasi. Kegiatan ini tentu memerlukan energi listrik yang begitu besar apalagi bagi usaha dengan skala produksi yang besar. Listrik memiliki peran penting dalam kegiatan usaha untuk menumbuhkan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, penggunaan energi listrik memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat dari tingkat paling kecil atau keluarga hingga di sektor ekonomi makro.

Pembangkit Listrik Sebagai Salah Satu Penyumbang Emisi Karbon

Potret Bahan Bakar Fosil (Batu Bara) sebagai Sumber Pembangkit Listrik Penghasil Emisi Gas Karbon. Sumber: https://pixabay.com/id/photos/buldoser-batu-bara-jala-polos-2450036/

Namun, dengan segala ketergantungan masyarakat akan energi listrik ternyata juga memiliki dampak negatif dalam penggunaannya. Salah satunya adalah sebagai penyumbang emisi gas karbon. Seperti yang diketahui bahwa saat ini bumi sedang menghadapi potensi bencana ekologis salah satunya karena peningkatan gas rumah kaca yang membuat suhu bumi meningkat. Ketika suhu bumi meningkat maka akan berdampak pada kehidupan masyarakat salah satunya adalah perubahan iklim yang ekstrim. Perlu diketahui bahwa dampak perubahan iklim tersebut seperti efek domino yang akan menyentuh seluruh bidang kehidupan di masyarakat.

Memang pada saat ini banyak negara dan kelompok atau perusahaan yang sedang mengembangkan pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan yang lebih bersih. Namun, di lain sisi, masih banyak masyarakat atau pihak-pihak yang menggunakan listrik bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam dan minyak. Dikutip dari terrapass.com oleh zonaebet.com, dikatakan bahwa 63,3% listrik global bersumber dari pembakaran fosil yang menghasilkan karbon dioksida dan gas rumah kaca (GRK) lainnya. Pembakaran bahan bakar fosil diperlukan untuk menggerakkan turbin atau generator yang menggunakan panas untuk memutar atau menghasilkan listrik. 

Masih dari sumber yang sama, dikatakan bahwa emisi gas karbon dari pembangkit listrik lebih tinggi dari sektor lainnya. Tidak hanya itu, tahun 2018, dunia mengeluarkan 15,59 miliar ton karbon dioksida hanya dari listrik dan panas saja. Sedangkan untuk sektor lainnya seperti transportasi ada di posisi kedua dengan angka 8,26 miliar ton pada tahun yang sama. Perlu diketahui bahwa sumber terbesar emisi karbon dioksida dari pembangkit listrik adalah pembakaran batu bara di seluruh dunia. Bahkan pada tahun 2019, dikatakan bahwa 37% listrik dunia dihasilkan dari pembakaran batu bara. 

Baca Juga:



Bagaimana Penggunaan Energi Listrik di Indonesia?

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar di sektor pertambangan seperti minyak bumi, gas alam dan batu baru. Beberapa bahan galian tambang tersebut seperti yang sudah dibahas di atas menjadi salah satu sumber pembangkit listrik. Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak dari pembakaran bahan bakar fosil tersebut dapat meningkatkan emisi karbon dan gas rumah kaca lainnya. Dimana hal tersebut akan berdampak pada kerusakan dan bencana ekologis. Oleh karena itu banyak negara yang kemudian beralih atau mengembangkan pembangkit listrik dengan energi terbarukan yang lebih bersih, tidak terkecuali Indonesia.

Fakta bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan konsumsi listrik yang bersumber dari bahan bakar fosil memang tak terelakan. Namun, bukan berarti Indonesia kemudian hanya mengandalkan bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik. Indonesia sendiri memiliki potensi besar untuk mengembangkan pembangkit listrik dari energi terbarukan salah satunya adalah panas bumi atau geothermal. Ada beberapa Pembangkit Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang ada di Indonesia seperti PLTP Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak di Jawa Barat, PLTP Dieng di Jawa Tengah dan PLTP Lahendong di Sulawesi Utara. 

Tidak hanya dari panas bumi, Indonesia juga mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air. Indonesia memiliki beberapa PLTA yang tersebar di Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan hingga Sulawesi Selatan. Selain panas bumi dan air ada beberapa pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan seperti panel surya (sel surya) dan angin. Namun demikian perlu diketahui bahwa pengembangan pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan di Indonesia masih belum maksimal. Faktanya, konsumsi listrik di Indonesia masih dominan penggunaan bahan bakar fosil.

#zonaebt #Sebarterbarukan #EBTHeroes

Editor: Savira Oktavia

Referensi:

[1] Jejak Karbon – Penyebab dan Dampaknya

[2] Carbon Dioxide Emissions From Electricity and How You Can Help

[3] 8 Sumber Energi Terbarukan di Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

21 Comment

  1. Hi i think that i saw you visited my web site thus i came to Return the favore I am attempting to find things to improve my web siteI suppose its ok to use some of your ideas

  2. What i do not understood is in truth how you are not actually a lot more smartlyliked than you may be now You are very intelligent You realize therefore significantly in the case of this topic produced me individually imagine it from numerous numerous angles Its like men and women dont seem to be fascinated until it is one thing to do with Woman gaga Your own stuffs nice All the time care for it up