- Penyimpanan CO2 di bawah tanah efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dengan memanfaatkan formasi geologi yang aman dan stabil.
- Tantangan utama teknologi CCS termasuk biaya tinggi untuk pembangunan infrastruktur dan potensi risiko dampak lingkungan seperti kebocoran.
- Penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan, bersama dengan penerapan yang lebih luas dan peningkatan kesadaran, diperlukan untuk mengatasi tantangan dan memaksimalkan manfaat CCS.
Tahukah Sobat Heroes, penyimpanan CO2 di bawah tanah melalui teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) dinilai efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Berikut adalah beberapa alasannya:
- Keamanan dan Kekuatan Penyimpanan: CO2 dapat disimpan dalam lapisan batuan yang mencegah gas ini lepas ke atmosfer, sehingga mengurangi risiko kebocoran dan pencemaran lingkungan.
- Potensi Penyimpanan: Indonesia memiliki potensi penyimpanan CO2 yang besar, dengan infrastruktur bawah tanah yang mampu menyimpan hingga 600 miliar ton CO2.
- Menggunakan Infrastruktur Alami: Penyimpanan karbon dioksida di reservoir minyak dan gas hemat biaya dan telah digunakan di banyak proyek CCS.
Penyimpanan bawah tanah dianggap baik karena CO2 dapat disimpan dalam formasi batuan dan tidak dapat dilepaskan ke atmosfer. Teknologi ini telah digunakan di banyak proyek CCS seperti Jerman dan Indonesia dengan kapasitas penyimpanan. Namun, biaya yang diperlukan untuk membangun infrastruktur penyimpanan bawah tanah sangat tinggi. Selain itu, penting untuk memastikan keamanan dan keandalan sistem penyimpanan. Simak penjelasannya lebih lanjut!
Baca Juga:
Faktor Keberhasilan Penyimpanan CO2 di Bawah Tanah
Efektivitas CCS (Carbon Capture and Storage) dalam menyimpan CO2 di bawah tanah sangat bergantung pada beberapa faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan penyimpanan jangka panjang. Berikut beberapa faktor yang menentukan efektivitas CCS:
- Pemilihan Lokasi Penyimpanan
Untuk pemilihan lokasi penyimpanan menggunakan formasi geologi, CO2 disimpan dalam struktur geologi yang dalam, seperti batuan berpori, ladang minyak atau gas bekas, atau lapisan batu. Struktur ini harus mempunyai sifat yang baik seperti kekuatan yang tinggi dan adanya lapisan batuan penutup yang kedap air untuk mencegah kebocoran CO2 ke permukaan. Sementara itu, CO2 biasanya disimpan pada kedalaman lebih dari 800 meter, di mana tekanan tinggi memungkinkan CO2 memasuki fase superkritis (antara air dan udara), yang mengurangi volume dan kemudahan penyimpanan.
- Keamanan Penyimpanan
Berdasarkan intergritas kapal geologi, struktur geologi tempat penyimpanan CO2 harus terus dipantau untuk memastikan tidak ada retakan atau kerusakan yang dapat menyebabkan kebocoran. Proyek seperti Sleipner di Laut Utara telah menunjukkan bahwa dengan pemantauan yang tepat, CO2 dapat disimpan dengan aman selama beberapa dekade. Di samping itu, kebocoran CO2 dari tempat penyimpanan, meskipun jarang terjadi, dapat terjadi jika lapisan penutup tidak cukup kuat atau jika terdapat kesalahan pengeboran dan injeksi. Kebocoran dapat mengurangi efisiensi penyimpanan dan berpotensi menimbulkan risiko terhadap lingkungan.
- Pemantauan dan Pengawasan
Penggunaan teknologi pemantauan modern, seperti seismik 4D, memungkinkan para ilmuwan melacak pergerakan CO2 dalam formasi batuan dan dengan cepat mendeteksi potensi kebocoran. Dalam pemantauan jangka panjang, CO2 dipastikan tetap aman berada di bawah tanah setelah dilakukan injeksi.
- Pengalaman dari Proyek Sebelumnya
Proyek seperti Sleipner di Norwegia dan Weyburn-Midale di Kanada telah berhasil menyimpan jutaan ton CO2, menunjukkan bahwa teknologi ini dapat menjadi praktik yang baik jika diterapkan dengan benar. Setiap proyek baru memberikan pemahaman yang lebih baik tentang cara meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko yang terkait dengan penyimpanan CO2 bawah tanah.
Baca Juga:
- Qatar, Highest Per Capita Carbon Emitter in the World
- The United States: a Giant of Carbon Capture and Storage
Kekurangan dan Kelebihan Penyimpan CO2 di Bawah Tanah
Penyimpanan CO2 di bawah tanah memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Berikut ini uraiannya.
Kelebihan
- Keamanan dan Permanen: Penyimpanan CO2 bawah tanah telah terbukti sebagai metode yang efektif dan permanen untuk mengurangi emisi karbon. Formasi geologi seperti reservoir air asin dan sumur minyak yang tidak aktif memiliki kapasitas alami untuk menyerap dan menyimpan CO2 secara efisien. Penelitian independen, seperti yang dilakukan oleh Universitas Carnegie Mellon, mendukung temuan ini dengan menunjukkan bahwa penyimpanan geologis adalah strategi yang aman dan dapat diandalkan dalam mitigasi perubahan iklim.
- Biaya dan Teknologi: Meskipun penyimpanan CO2 bawah tanah mahal, teknologinya sudah matang dan efektif dalam banyak aplikasi. Misalnya, ExxonMobil, yang menyumbang lebih dari 40% total emisi CO2 dunia, memiliki pengalaman puluhan tahun dalam eksplorasi, pengembangan, dan produksi sumber daya hidrokarbon. ExxonMobil dan mitranya mengembangkan beragam teknologi CCS melalui portofolio penelitian dan pengembangan, termasuk teknologi penangkapan udara langsung dan penggunaan sel bahan bakar karbonat. Selain itu, mereka juga menyelidiki material baru seperti kerangka logam-organik (MOFs) dan biosequestration.
Kelebihan
- Biaya: Biaya yang tinggi untuk pembangunan infrastruktur penyimpanan dan transportasi CO2 adalah tantangan besar. Investasi awal yang besar diperlukan untuk membangun fasilitas penyimpanan yang memadai dan sistem transportasi CO2.
- Dampak Lingkungan: Walaupun CCS dapat mengurangi emisi CO2, potensi dampak lingkungan dari proses injeksi dan penyimpanan harus dipertimbangkan. Risiko kebocoran dan efek jangka panjang terhadap lingkungan perlu diteliti lebih lanjut untuk memastikan keamanan.
Penyimpanan CO2 di bawah tanah melalui teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) adalah salah satu strategi penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim. Teknologi ini menawarkan sejumlah kelebihan, termasuk keamanan dan efisiensi dalam penyimpanan jangka panjang serta potensi penyimpanan yang besar di lokasi-lokasi geologis yang tepat.
#ZonaEBT #SebarTerbarukan #EBTHeroes
Editor: Savira Oktavia
Referensi:
[2] Memahami Penangkapan dan Penyimpanan Karbon
[3] CCS Dalam Mencapai Net Zero Emission
[4] CCS dan Bahan Bakar CO2 Sebagai Upaya Represif Melawan Perubahan Iklim
2 Comment
The degree to which I admire your work is as substantial as your own enthusiasm. Your visual presentation is refined, and the material you’ve written is stylish. However, you seem apprehensive about potentially delivering something that may be viewed as questionable. I’m confident you’ll be able to address this issue promptly.