
- Kendaraan pribadi masih mendominasi jalanan, menyebabkan kemacetan berjam-jam dan peningkatan emisi.
- Penggunaan bus listrik terus berkembang di berbagai kota di Indonesia. Hal ini menandai era baru transportasi publik yang lebih bersih dan berkelanjutan.
- Kehadiran bus listrik membawa berbagai manfaat, mulai dari menekan emisi gas buang, mengurangi polusi udara, hingga menekan biaya operasional dibandingkan bus konvensional.
Kemacetan dan polusi udara masih menjadi tantangan global, termasuk di Indonesia. Di kota-kota besar, seperti Jakarta, Tangerang, Surabaya, dan Bandung, kendaraan pribadi masih mendominasi jalanan, menyebabkan kemacetan berjam-jam dan lonjakan emisi yang tak terhindarkan. Minimnya transportasi umum yang efisien, nyaman, dan terjangkau membuat masyarakat enggan beralih dari kendaraan pribadi.
Sebagai solusi untuk mobilitas yang lebih bersih dan efisien, bus listrik mulai diperkenalkan di Indonesia. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan bus listrik pertama di Surabaya pada 2014. Perkembangannya semakin pesat pada 2018 dengan kehadiran PT Mobil Anak Bangsa (MAB), perusahaan yang didirikan oleh Jenderal (Purn.) Moeldoko. MAB kemudian meluncurkan bus listrik pertama yang diproduksi secara massal di dalam negeri.
Baca Juga
- Mudik Gratis Tanpa Emisi dengan Bus Listrik, Apa bisa?
- Bus Listrik Juga Diperkirakan Dapat Insentif Oleh Pemerintah
Di tahun yang sama, PT INKA bekerja sama dengan Karoseri Tentrem merilis E-Inobus. Selanjutnya, pada tahun 2022, PT Transjakarta mengoperasikan 30 unit bus listrik BYD untuk mempercepat adopsi transportasi ramah lingkungan di Jakarta. Kini, penggunaan bus listrik terus berkembang di berbagai kota, menandai era baru transportasi publik yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Yuk, cari tahu lebih lanjut kota mana saja yang telah mengoperasikan bus listrik di Indonesia!
Bus Listrik di Jakarta

Jakarta menjadi salah satu kota yang berkomitmen untuk memimpin upaya nasional dalam mengurangi emisi karbon. Pada tahun 2030, Jakarta mengupayakan 100% elektrifikasi kendaraan umum guna mendukung pencapaian target net zero emission pada 2050. Capaian target tersebut didukung oleh PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dengan operator, antara lain Perum Damri, PT Bianglala Metropolitan, dan PT Sinar Jaya.
Melalui kolaborasi tersebut, PT Transjakarta telah meluncurkan 200 unit armada bus listrik (high deck). Peluncuran 200 unit bus listrik ini menggenapi target 300 unit bus yang akan dioperasikan Transjakarta hingga penghujung tahun 2024. Bus listrik ini telah dioperasikan secara bertahap di 13 koridor untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat.
Bus listrik Transjakarta dilengkapi dengan baterai 324 kWh yang mampu menempuh hingga jarak 250 km atau beroperasi selama 17 jam dengan waktu pengisian daya hanya 1,5 jam.
Sementara itu, sistem pembayaran di halte Transjakarta sudah sepenuhnya berbasis e-ticketing dengan Kartu Uang Elektronik (KUE) dari berbagai bank, seperti BRIZZI (BRI), Flazz (BCA), Tapcash (BNI), e-Money (Mandiri), JakCard (Bank DKI), dan MegaCash (Bank Mega). Sebagai alternatif, pembayaran juga dapat dilakukan melalui QRIS melalui aplikasi Tije.
Bus Listrik di Surabaya

Sejak diluncurkannya bus listrik, warga Surabaya semakin antusias menggunakan transportasi umum. Di awal Januari 2025, jumlah penumpangnya sudah menembus 29.249 orang. Sebanyak 11 unit bus listrik mulai beroperasi sejak akhir November 2024. Bus ini melayani perjalanan dari pukul 05.30 hingga 22.00 WIB.
Pemerintah Kota Surabaya juga telah menyediakan halte dan bus stop di berbagai titik strategis, seperti RSI Jemursari, Taman Flora, Unair Kampus A, RS Unair, hingga halte integrasi. Ke depan, rute ini akan diperluas ke lebih banyak titik. Saat ini, jalur tersebut juga mencakup Terminal Bratang, RSUD dr. Soetomo, dan berbagai titik penting lainnya.
Dengan kapasitas 31 penumpang, bus listrik ini dirancang ramah bagi semua kalangan. Fasilitasnya mencakup bangku khusus penyandang disabilitas, pendingin ruangan, serta sistem pembayaran non-tunai (cashless). Tarifnya pun terjangkau yakni Rp5.000 untuk umum dan Rp2.500 untuk pelajar/mahasiswa.
Penumpang juga bisa menikmati tarif integrasi untuk berpindah koridor dengan sekali bayar selama tiket berlaku. Sebagai bentuk inklusivitas, penumpang disabilitas, anak di bawah 5 tahun, serta lansia di atas 60 tahun dapat menikmati layanan ini secara gratis.
Bus Listrik di Medan

Pada awal 2024, Pemerintah Kota Medan menguji coba bus listrik sebagai inovasi transportasi ramah lingkungan. Seiring dengan kehadiran bus listrik, operasional Bus Trans Metro Deli (TMD) dihentikan. Untuk memenuhi kebutuhan mobilitas warga, pemerintah menambah 60 bus listrik dan meluncurkannya pada November 2024.
Bus listrik ini melayani enam koridor utama, termasuk rute Amplas–Lapangan Merdeka–Pinang Baris, J-City–Plaza Medan Fair, Belawan–Lapangan Merdeka, Tembung–Lapangan Merdeka, Tuntungan–Lapangan Merdeka, serta RSUD Adam Malik–Lapangan Merdeka. Dengan kapasitas 52 penumpang, bus ini menyediakan 24 kursi reguler, 4 kursi khusus difabel dan prioritas, serta ruang berdiri untuk 24 orang.
Beroperasi dari pukul 06.00 hingga 22.00 WIB, bus listrik ini hanya menerima pembayaran menggunakan kartu e-money. Tarif perjalanan ditetapkan sebesar Rp5.000 untuk umum. Sementara itu, pelajar, mahasiswa, lansia, dan penyandang disabilitas cukup membayar Rp3.000. Anak-anak di bawah lima tahun juga dapat menikmati layanan ini secara gratis.
Bus Listrik di Bogor

Sejak Desember 2024, Kabupaten Bogor resmi mengoperasikan dua unit bus listrik hasil produksi dalam negeri dari PT Mobil Anak Bangsa. Bus ini melayani rute sepanjang 12 kilometer yang melintasi koridor Bambu Kuning–Bojong Gede–Tugu Pancakarsa Sentul–Jalan Tegar Beriman–Simpang Daralon–Jl. Edi Yoso–GOR Pakansari–Simpang Kandang Roda–Jalan Alternatif Sentul. Beroperasi dari pukul 06.00 hingga 19.00 WIB, bus ini mampu menampung 28 penumpang dengan waktu tunggu sekitar 30 menit.
Sebagai bentuk dukungan terhadap transportasi berkelanjutan, pemerintah Kabupaten Bogor masih menggratiskan layanan ini bagi seluruh penumpang. Masyarakat, termasuk pelajar, diajak untuk memanfaatkan bus listrik ini sebagai pilihan mobilitas sehari-hari yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Bus Listrik di Yogyakarta

Sebagai bagian dari komitmen mengurangi emisi di kawasan Sumbu Filosofi, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Dinas Perhubungan DIY mulai menguji coba dua unit bus listrik pada 20 Januari 2025. Uji coba ini menjadi langkah awal dalam menghadirkan transportasi ramah lingkungan di Yogyakarta.
Saat ini, rute tetap untuk kedua bus listrik tersebut belum ditetapkan. Namun, ada tiga jalur alternatif yang sedang diuji. Jalur pertama menghubungkan Bandara Adisutjipto dengan Malioboro, jalur kedua melintasi Ngabean, Pasar Kranggan, Tugu, hingga Malioboro sementara jalur ketiga melewati Malioboro, Kotabaru, UKDW, Mall Galeria, Tugu Pal Putih, dan kembali ke Malioboro.
Dalam satu kali pengisian daya yang memakan waktu sekitar 1-1,5 jam, bus listrik ini mampu menempuh hingga 160 km, dengan konsumsi baterai sekitar 11-12% per putaran rute.
Masing-masing bus berkapasitas 28 penumpang, dengan 18 kursi duduk dan ruang berdiri untuk 10 orang. Hingga saat ini, layanan bus listrik masih digratiskan. Namun setelah operasional penuh, tarifnya direncanakan setara dengan bus Trans Jogja.
Baca Juga
- Bus Listrik Transjakarta: Solusi Ramah Lingkungan untuk Transportasi Publik Jakarta
- Potensi Bus Listrik sebagai Kendaraan Ramah Lingkungan di Indonesia
Penutup
Program bus listrik menjadi terobosan penting dalam menghadirkan transportasi publik yang lebih hemat, modern, dan ramah lingkungan, terutama di kota-kota dengan tingkat polusi tinggi. Kehadirannya membawa berbagai manfaat, mulai dari menekan emisi gas buang, mengurangi polusi udara, hingga menekan biaya operasional dibandingkan bus konvensional. Penggunaan bus listrik juga dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang berperan penting dalam pengendalian perubahan iklim.
Selain itu, program ini juga mendorong inovasi serta pengembangan infrastruktur transportasi yang lebih berkelanjutan. Dengan begitu, bus listrik bukan sekadar solusi mobilitas, tetapi juga langkah strategis dalam membangun masa depan transportasi publik yang lebih hijau dan efisien.
#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan
Editor: Aghnia Tazqiah
Referensi
[3] Surabaya Mencatat Sejarah Peluncuran Bus Listrik Pertama di Indonesia
[4] Bus Listrik: Sejarah & 7 Keunggulannya Dibanding Bus Biasa
[6] Beda Nasib dengan Bus Listrik Trans Semanggi, Bus Listrik Suroboyo Bus Kini Jadi Primadon
[7] Siap-Siap Warga Medan! 60 Bus Listrik Akan Diluncurkan, Transportasi Massal Modern Ramah Lingkungan
[8] novasi Transportasi, Pemkab Bogor Luncurkan Bus Listrik Sentul-Bojong Gede Jadi Rute Perdana
[9] Komitmen Kurangi Laju Emisi, DIY Rintis Bus Listrik
[10] Mulai 1 Januari 2025 Angkutan Perkotaan Bus Listrik Dikenakan Tarif Rp 5000, Pelajar Rp 3000