Pasca berita menghebohkan atas penggabungan usaha antara Gojek dan Tokopedia bernama GOTO. Kini datang lagi kejutan baru dimana Gojek yang merupakan bagian dari GoTo Group mengumumkan untuk terjun ke kendaraan listrik, ambisi ini berkaitan dengan layanan ride hailing yang berencana menggunakan kendaraan listrik.
Saat ini Gojek, masih melakukan uji coba komersial. Dimana bermitra dengan beberapa perusahaan strategis salah satunya Pertamina untuk penerapan skema battery swap pada motor listrik gesit dan Gogoro.
Baca juga:
- Akankah Panas Bumi menjadi Potensi Energi Mendatang?
- Collaborating Electric Motorcycle Trend with Renewable Energy
Sebagai bagian memperlancar ambisi tersebut, gojek berkolaborasi strategis dengan Gogoro dimana mencakup dua bidang kerjasama utama yaitu: pertama, GoTo Group berinvestasi dana ke Gogoro melalui skema private investment in public equity (PIPE). Tapi sayang sekali, publik tidak tahu seberapa Goto merogoh kocek untuk investasi tersebut. Kedua, Gojek menjalin kerjasama dengan Gogoro dan Pertamina melalui skema swap dan uji coba kendaraan Gogoro Smartscooter di Jakarta.
Dihubungi secara terpisah, Kevin Aluwi selaku Co-Founder dan CEO Gojek mengatakan bahwa “Kemitraan antara Gojek dan Gogoro ingin menyatukan dua perusahaan dengan visi dan pemikiran yang sama untuk mengadopsi kendaraan listrik sebagai pilihan moda transportasi di Indonesia”. Dalam siaran persnya.
Apa itu Gogoro?
Sebagaimana disebutkan, bahwa Gogoro didirikan pada tahun 2011 di Taiwan. Platform baterai swap dan kendaraan Gogoro menawarkan ekosistem jangka panjang untuk menghadirkan pendekatan baru dalam mobilitas perkotaan.
Saat ini Gogoro berkonsentrasi pada produksi kendaraan listrik, desain baterai pintar, baterai swap dan layanan advanced cloud yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengelola ketersediaan dan keamanan baterai.
“Salah satu tantangan terbesar di Indonesia dan diseluruh dunia adalah mentransformasi moda transportasi perkotaan saat ini ke moda transportasi generasi baru. Memakai kendaraan listrik roda dua yang cerdas, berkelanjutan dan dapat diakses serta diterima oleh masyarakat luas. Bersama Gojek dan melalui dukungan pemerintah Indonesia, kami berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan nya”. Ujar Horace Luke, Founder dan CEO Gogoro.
Rencana terdekat
Kolaborasi Gojek dan Gogoro yang akan melakukan uji coba di Jakarta menghadirkan 250 Gogoro smartscooter dan empat stasiun swap GoStation yang berlokasi di SPBU milik Pertamina. Kedepannya lagi, kerjasama ini berlanjut untuk meningkatkan uji coba menjadi 5.000 kendaraan listrik roda dua dan menambah lagi jumlah stasiun baterai swap.
Dilansir dari Bisnis.com, Chief Transport Officer Gojek Raditya Wibowo mengatakan, jika ingin mencapai zero carbon pada tahun 2030. Kendaraan listrik merupakan salah satu kunci untuk mewujudkan hal tersebut.
Baca juga:
- Suhu Bumi Diprediksi Lampaui Batas Aman pada 2030, Apa Saja Dampaknya?
- MEMBAKAR SAMPAH RUMAH TANGGA SEMBARANGAN APA BAHAYANYA?
“Setelah uji coba dalam pilot project”, akan terlihat satu yang menjadi kekurangan yaitu infrastruktur yang belum ada. Seperti hal nya jika baterai habis mitra harus menunggu charging sedangkan mereka juga harus menyelesaikan orderan. Atas dasar itu, makanya kami mencoba menggunakan dengan skema swapping, kami taruh kabinet di beberapa SPBU jadi tinggal ganti baterai,” paparannya.
Mitra Gojek yang ingin menggunakan kendaraan listrik tersebut, lanjut Dito nantinya akan menyewa secara harian dengan harga yang kompetitif. Sementara Gojek akan menyediakan charging station terlebih dahulu untuk area Jakarta Selatan.
Masuknya Gojek ke industri kendaraan listrik bermitra dengan perusahaan asal Taiwan menambah jumlah merk yang akan bertarung merebutkan singgasana kursi jawara kendaraan listrik di Indonesia.
#zonaebt #sebarterbarukan #gojek #goto #ev
2 Comment