Potensi Using Cooking Oil (UCO) sebagai Bahan Baku Bioenergi di Indonesia

Potensi Using Cooking Oil (UCO) sebagai Bahan Baku Bioenergi di Indonesia zonaebt.com
Ilustrasi minyak goreng yang sering digunakan untuk memasak, Food24
  • Using cooking oil atau sering disingkat dengan UCO merupakan salah satu sumber bahan bakar biodiesel yang dapat dijadikan alternatif
  • UCO merupakan feedstock yang murah dan relatif sederhana untuk dikonversi menjadi biodiesel.
  • Pemerintah Indonesia perlu berkolaborasi lebih banyak dengan pemerintah daerah untuk menetapkan kebijakan yang dapat membantu koordinasi dalam pengumpulan UCO.

Indonesia dengan keanekaragaman hayati dan nabati di dalam nya menjadikannya negara dengan potensi sumber energi organik yang besar. Sumber daya alam tersebut dapat berupa biomassa yang menjadi salah satu sumber energi alternatif. Beberapa contoh sumber energi terbarukan yang tersedia melimpah di Indonesia ini adalah kelapa sawit, tanaman pangan, dan limbah perkotaan.

Berbagai hasil hutan dan pertanian menjadi komoditas utama dalam meningkatkan penggunaan biomassa di Indonesia Saat ini, perkebunan kelapa sawit menghasilkan proporsi terbesar dari jumlah total bioenergi yang dihasilkan di Indonesia, yaitu 38,8%, lebih banyak dari limbah sekam padi (30,8%), karet (8,5%), limbah perkotaan (6,3%), dan kayu (4,1%).

Namun, terdapat peluang lain dalam perkembangan bioenergi di Indonesia. Using cooking oil atau sering disingkat dengan UCO merupakan salah satu sumber bahan bakar biodiesel yang dapat dijadikan alternatif karena tidak berasal dari bahan pertanian langsung, tetapi berasal dari limbah pemakaian. Saat ini, perkebunan kelapa sawit menghasilkan proporsi terbesar dari jumlah total bioenergi yang dihasilkan di Indonesia, yaitu 38,8%, lebih banyak dari limbah sekam padi (30,8%), karet (8,5%), limbah perkotaan (6,3%), dan kayu (4,1%).

Baca juga :



Minyak Jelantah Bisa Jadi Sumber Energi?

Ilustrasi UCO atau minyak bekas papai pada penggorengan, CESP Africa

Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang hampir tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia. Penggunaan nya yang masif dari segala kalangan menjadikan nya salah satu potensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber energi alternatif.

Hal itu terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang mencatat permintaan minyak goreng sawit, terutama dari kalangan rumah tangga cenderung meningkat setiap tahun. 

UCO merupakan feedstock yang murah dan relatif sederhana untuk dikonversi menjadi biodiesel. Penggunaan UCO saat ini meningkat drastis terutama di Eropa. Sejak tahun 2011 impor untuk UCO di pasar Eropa sangatlah rendah hanya 0,68 juta ton. Memasuki tahun 2016 import meningkat 360% menjadi 2,4 juta ton dalam waktu lima tahun.

Indonesia memiliki potensi yang besar akan sumber daya UCO. Dari 16 juta kilo liter konsumsi minyak goreng Indonesia, sekitar 3 juta kilo liter UCO yang dapat dikumpulkan. Saat ini ekspor UCO sebagian besar ditujukan ke Belanda dengan total nilai ekspor mencapai USD 23,6 juta.

Baca juga :



Bagaimana Indonesia Memanfaatkan Peluang Energi Baru dan Terbarukan dari UCO?

Ilustrasi usaha pengolahan minyak jelantah, VOI

Pemerintah Indonesia perlu berkolaborasi lebih banyak dengan pemerintah daerah untuk menetapkan kebijakan yang dapat membantu koordinasi dalam pengumpulan UCO. Untuk mendorong pengembangan sektor energi baru terbarukan, pemerintah dan lembaga swasta harus memberikan dukungan penuh untuk memfasilitasi lebih banyak penelitian di masa mendatang. Sebagai contoh, saat ini, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) sepakat untuk melakukan kerja sama dengan PT BGR dalam pengembangan teaching factory.

Tak hanya dari pemerintah, peneliti dan pengusaha saja, tetapi masyarakat juga dapat berkontribusi dalam mengumpulkan dan memanfaatkan limbah minyak goreng bekas pakai atau UCO. Kepala Program Sedekah Minyak Jelantah dari Rumah Sosial Kutub Afiq Hidayatullah, salah satunya, telah berkontribusi dalam mengkompilasi minyak jelantah yang dihasilkan oleh masyarakat. 

Menurutnya, tingginya potensi limbah minyak jelantah terlihat dari pengumpulan UCO oleh pihaknya sebanyak 10-15 ton per bulan. Bahkan, sampai saat ini pengumpulan minyak jelantah yang dilakukan lembaga amil zakat di bawah Baznas Bazis DKI itu meningkat hingga 78%, yakni sekitar 180 ton. Angka ini jauh lebih tinggi dari pengumpulan di tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 100.000 liter minyak jelantah. Hal ini membuat kita makin tahu Indonesia bahwa sumber energi alternatif yang dapat dihasilkan di Indonesia sangat bervariasi dan dapat dimanfaatkan dengan baik bersama inovasi anak bangsa.

Kolaborasi dan sinergi yang baik dari banyak pihak ini juga mendorong perkembangan energi ramah lingkungan di Indonesia, salah satunya biomassa. Tak hanya itu, limbah minyak jelantah yang dihasilkan masyarakat Indonesia juga dapat dikurangi dan dimanfaatkan kembali menjadi bahan yang bernilai jual. 

Referensi

[1] Berkah Dari Minyak Jelantah

[2] POTENSI USED COOKING OIL (UCO) SEBAGAI BAHAN BAKU GREEN DIESEL DI INDONESIA DAN NEGARA LAINNYA

[3] Pemanfaatan Biomassa Dukung Biodiesel Berkelanjutan di Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *