- PLN daerah telah membangun beberapa pembangkit listrik tenaga biomassa.
- Pembangungan PLTBm ini akan memberikan dampak baik bagi perkembangan energi baru dan terbarukan serta perkembangan ekonomi dalam daerah-daerah di Indonesia.
- Penggunaan biomassa sebagai bahan bakar pada PLTU Bolok dapat menekan emisi, penghematan biaya pokok penyediaan listrik dan meningkatkan fuel alternate competitiveness bagi PLN.
PT PLN (Persero) melakukan transformasi perusahaan dengan menekankan 4 (empat) pilar penting, salah satunya adalah Green dengan sasaran untuk mengisi Bauran EBT sebanyak 23% pada 2025. Hal ini tentu saja dilakukan dalam rangka mendukung perkembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) serta Energi Hijau yang menjadi masa depan dari ketenagalistrikan dunia. Salah satu langkah yang diambil yaitu mengupayakan pembangunan dan pemanfaatan energi biomassa.
PLN Enjiniring memiliki pengalaman sebagai konsultan enjiniring pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) sejak tahun 2015.
Sebagai informasi, PLTBm adalah pembangkit listrik skala kecil yang memanfaatkan potensi energi biomassa, seperti bambu, kayu, serat kelapa sawit dan bahan organik kering lainnya. Sumber energi dari bahan organik menjadikan biomassa sebagai salah satu jenis Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Baca juga :
- Potensi Besar Biomassa yang Perlu Dukungan Banyak Pihak
- PLN Meets the 23 Percent Energy Mix Target Through Cofiring Technology
PLN daerah telah membangun beberapa pembangkit listrik tenaga biomassa. Sebagai contoh di Kalimantan Barat pada tahun 2016, PLN telah membangun PLTBm yang memanfaatkan cangkang kelapa sawit sebagai sumber bahan bakar dan menghasilkan listrik sebesar10 Megawatt (MW). Pembangkit yang berlokasi di Desa Wajok, Siantan, Kabupaten Mempawah ini merupakan pembangkit biomassa pertama yang dibangun di Kalimantan Barat.
“Di Kalimantan itu sangat banyak potensi biomassa. Pembangkit listrik biomassa ini selain cepat pengerjaan nya juga dapat dibangun dekat dengan transmisi listrik yang sudah ada milik PLN. Sehingga begitu produksi, listriknya langsung disalurkan,” ujar Djoko, Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan.
Pembangungan PLTBm ini akan memberikan dampak baik bagi perkembangan energi baru dan terbarukan serta perkembangan ekonomi dalam daerah-daerah di Indonesia. Dalam hal ini, Kalimantan sebagai salah satu pulau di Indonesia dengan potensi sumber energi biomassa yang berlimpah. Pemanfaatan sumber daya alam yang tepat akan membawa keuntungan yang besar bagi perekonomian negara dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan meningkatkan pasokan listrik di dalam daerah.
Baca juga :
- PT PLN Berhasil Uji Biomassa Jadi Bahan Bakar PLTU, Penggunaan Hingga 100 Persen
- Biomass is Useful as an Energy Source for Steam Power Plants
Baru-baru ini, PT PLN (Persero) berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Bolok dengan kapasitas 2×16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini, menurut Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah, merupakan salah satu tindakan lanjutan dari pencapaian sebelumnya yaitu PLTU Tembilahan yang telah berhasil menerapkan inovasi 100 persen biomassa.
PLTU Tembilahan menjadi PLTU pertama di Indonesia yang telah menerapkan 100 persen biomassa dalam HCR. HCR biomassa ini sekaligus menjadi jawaban masa depan energi bersih di Tanah Air.
Di sisi lain, General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT, Fintje Lumembang berharap penggunaan biomassa sebagai bahan bakar pada PLTU Bolok dapat menekan emisi, penghematan biaya pokok penyediaan listrik dan meningkatkan fuel alternate competitiveness bagi PLN.
Menurutnya, pemanfaatan biomassa woodchips untuk cofiring PLTU juga dapat membangun ekonomi kerakyatan.
“Dengan adanya cofiring ini, kalau dulu banyak lahan kosong tidur yang tidak produktif, sekarang bisa dimanfaatkan untuk menanam pohon kaliandra dan digunakan untuk cofiring,” pungkasnya.
Dengan perkembangan EBT pada PLTU dan PLTBm yang terus dikembangkan di Indonesia, diharapkan transisi energi yang terus digencarkan oleh pemerintah Indonesia dapat tercapai sesuai target. Apalagi dengan sumber daya alam dan potensi luar biasa yang dimiliki oleh Indonesia dalam menghasilkan energi baru dan terbarukan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Referensi
[1] PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASSA
[2] PLN Berhasil Ganti 75 Persen Batu Bara dengan Biomassa di PLTU Bolok NTT