Biomassa Kelapa Sawit: Solusi Energi Terbarukan dan Berkelanjutan

Pohon kelapa sawit
Pohon Kelapa sawit merupakan salah satu bagian berpotensi untuk biomassa sebagai energi berkelanjutan. Sumber: Astra Agro
  • Menurut data GAPKI (2024), ekspor CPO+CPKO Indonesia sebanyak 32,21 juta ton pada tahun 2023, dengan nilai total ekspor $30,32 miliar.
  • Biomassa terdiri dari 17,22 juta ton bahan kering tahunan; serat buah dan tandan kosong sebanyak 2,952 juta ton bahan kering/tahun; midrib dan daun sebanyak 114,39 juta ton bahan kering/tahun; serta biomassa dari batang selama proses implantasi mencapai 35,67 juta ton bahan kering/tahun.
  • Biomassa minyak kelapa sawit Indonesia digunakan untuk produksi bioetanol dan dapat menghasilkan 198,8 juta ton bahan kering sekitar 2.952 juta kilo bioetanol. Selain itu, biomassa kelapa juga dapat digunakan pada pembangkit listrik biomassa.

Kegiatan pada perkebunan sawit dan pengolahan crude palm oil (CPO) selalu menyisakan biomassa, yang sering disebut sebagai limbah industri sawit. Jika biomassa ini dibuang atau dibiarkan begitu saja, berpotensi menjadi masalah. Sebenarnya, biomassa sawit dapat bermanfaat untuk berbagai tujuan, salah satunya menjadi bahan bakar ramah lingkungan untuk pembangkit listrik.

Karena biomassa sawit adalah sumber bahan bakar yang ramah lingkungan dan terbarukan, produk sampingan kelapa sawit telah menjadi pilihan yang populer untuk pembangkit listrik dan energi terbarukan.


Baca Juga:


Besar Pengolahan Kelapa Sawit yang Dihasilkan Selama Ini

Petani kelapa sawit
Illustrasi bahwa petani kelapa sawit sesungguhnya telah menghasilkan bahan biomassa yang bisa dibuat dari kelapa sawit itu sendiri. Sumber: istock

Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah sangat diuntungkan oleh kelapa sawit. Minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO), yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit, adalah produk ekspor yang sangat populer di Indonesia dan menghasilkan banyak devisa.

Menurut data GAPKI (2024), ekspor CPO+CPKO Indonesia sebanyak 32,21 juta ton pada tahun 2023, dengan nilai total ekspor $30,32 miliar. Dari semua biomassa sawit yang ada 70% dari pelepah pohon sawit, 10% dari tandan buah kosong, 5% baik dari batang sawit maupun limbah cair kelapa sawit (POME).

Bagian buah kelapa sawit
Illustrasi isi brondolan sawit dimana semua bagian dari bisa dimanfaatkan tanpa sia-sia. Sumber: Facebook Asian Agri

Penelitian Kelapa Sawit sebagai Bahan Biomassa

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Foo-Yuen Ng (2011) di perkebunan kelapa sawit di Malaysia menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit dapat menghasilkan biomassa berikut: serat buah dan cangkang (serat buah dan cangkang) sekitar 2,4 ton bahan kering per hektare per tahun; pelepah dan daun (kelapa sawit frond) sekitar 9,3 ton bahan kering per hektare per tahun; dan batang sawit (batang kelapa sawit) sekitar 2,9 ton bahan kering/hektare/tahun.

Produk utama kelapa sawit memiliki nilai ekonomi yang besar, tetapi produk samping atau limbah, dari kelapa sawit memiliki potensi yang dapat dikembangkan serta memiliki keuntungan ekonomi maupun lingkungan. Hanya sekitar 20% hingga 22% tandan buah segar (TBS) yang dapat digunakan sebagai produk utama kelapa sawit, dan sisanya adalah limbah menurut PalmOil Agribusiness Strategic Policy Institute atau PASPI tahun 2021.

Bersumber PASPI juga, dalam laporan berjudul Potensi Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit, biomassa kelapa sawit dapat diperoleh dari pelepah daun dan batang sawit saat pruning dan dari limbah pabrik kelapa sawit yang terdiri dari tandan kosong, serat, dan cangkang buah.

Mengenai hasil penelitian ini, PASPI disiapkan pada tahun 2017 dalam laporan yang sama dengan area pertanian kelapa sawit Indonesia. Laporan ini mencapai 19,3 juta hektar dan mencapai 198,8 juta ton total biomassa bahan kering/tahun. Biomassa terdiri dari 17,22 juta ton bahan kering tahunan; serat buah dan tandan kosong sebanyak 2,952 juta ton bahan kering/tahun; midrib dan daun sebanyak 114,39 juta ton bahan kering/tahun; serta biomassa dari batang selama proses implantasi mencapai 35,67 juta ton bahan kering/tahun PASPI (2021).

Laporan di atas menunjukkan potensi pemanfaatan biomassa tanaman kelapa sawit untuk produksi bioetanol (premium/bensin). Hal ini sejalan dengan kajian dari Experience of Energy Corporation (2007) yang menyatakan bahwa setiap ton bahan kering biomassa dapat menghasilkan hingga 150 liter etanol.

Besar Pemanfaatan Biomassa dari Kelapa Sawit yang Diproduksi dan Dihasilkan

Sekitar 89% biomassa dihasilkan untuk digunakan sebagai pupuk, mulsa, dan bahan bakar. Selain itu, biomassa dapat diubah menjadi bio batu bara sebagai pengganti batu bara. Penggunaan bio pelet atau bio batubara untuk pembangkit listrik dinilai lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.

Selain itu, biomassa minyak kelapa sawit Indonesia digunakan untuk produksi bioetanol dan dapat menghasilkan 198,8 juta ton bahan kering sekitar 2.952 juta kilo bioetanol. Bahkan biomassa kelapa juga dapat digunakan pada pembangkit listrik biomassa.

Berdasarkan perhitungan, pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas 60 ton/jam. Ini dapat menghasilkan energi listrik dari penggunaan mangkuk 2 megawatt (MW). Sekitar 1,5 mW dari serat digunakan, dan penggunaan anggur kosong menghasilkan 1,5 MW (PASPI 2018).

Oleh karena itu, kemungkinan menggunakan PKS 4336 MW biomassa dapat menghasilkan energi listrik. Berdasarkan perhitungan, juga dilestarikan bahwa masing-masing 1 MW 4.000 kiloliter dapat memenuhi bahan bakar diesel dan persyaratan daya 1.050 rumah tangga pedesaan (Paspi, 2021).

PASPI ditemukan dalam laporannya bahwa limbah zona minyak tidak hanya keras atau biomassa, tetapi juga menghasilkan flap oli tiang (pinus) dalam jumlah yang lebih besar daripada limbah cair PKS, yaitu limbah tetap.

Ini menunjukkan bahwa ada manfaat lain dari telapak tangan minyak yang dapat membantu Indonesia mencapai keamanan energi nasional yang berkelanjutan serta dampak ekonomi yang masif melalui industri kelapa sawit apabila pemanfaatan dilakukan secara optimal.

Selain itu, pabrik pengolahan kelapa sawit dapat diintegrasikan dengan penggerak listrik berbahan bakar biomassa, sehingga sumber energi terbarukan tetap tersedia dan keberadaannya memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Dengan kata lain, menggunakan biomassa atau limbah padat sawit sebagai biofuel generasi kedua adalah salah satu cara yang menguntungkan dan berkelanjutan untuk menggunakan limbah sawit.

#zonaebt #EBTHeroes #Serbaterbarukan

Editor: Tri Indah Lestari


Baca Juga:


Referensi :

[1] Biomassa Sawit Mendukung Ketahanan Energi Berkelanjutan

[2] Biomassa Sawit, Sumber Energi Terbarukan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 Comment