
Rangkuman
- Pada 2015, ditemukan bahwa total area peternakan kelapa sawit mencapai 11.312.640 ha, dengan 30.948.931 ton produksi.
- Dari total biomassa kelapa sawit, 70% terdiri dari pelepah pohon sawit, sementara tandan buah kosong mencapai 10% dan batang sawit sebesar 5%.
- PLN EPI mencatat bahwa pengiriman biomassa mencapai 1,62 juta ton pada tahun 2024, disertai dengan penurunan emisi karbon sebesar 1,87 juta ton CO2. Sasaran pengiriman tahun 2025 naik menjadi 3 juta ton untuk semua PLTU Grup PLN.
Sobat EBT Heroes, ketersediaan biomassa di Indonesia sangat umum sebagai lahan pertanian sebagaimana dijuluki Negara Agraris. Salah satu ketersediaan biomassa adalah di perkebunan kelapa sawit. Sejak 1968, perkebunan kelapa sawit memiliki luas 119.600 ha, dengan hasil produksi 181.444 ton. Perkebunan minyak kelapa sawit berkembang. Pada 2015, ditemukan bahwa total area peternakan kelapa sawit mencapai 11.312.640 ha, dengan 30.948.931 ton produksi.
Ada keterkaitan yang sangat dekat antara limbah produksi dan limbah produksi. Ketika semua hasil produksi menghasilkan produksi limbah yang dapat menempatkan lingkungan pada risiko jika tidak dikelola dengan benar. Oleh karena itu, perlu mengolah dan menggunakan limbah produksi kelapa sawit.
Praktik Terbaik Biomassa Sawit Zero Waste
Untuk mencapai praktik terbaik industri kelapa sawit tanpa limbah (zero waste), beberapa pihak terkait terus berusaha untuk mengoptimalkan pemanfaatan kembali semua limbah dan produk sampingan (by product) dari kebun maupun PKS. Produk samping yang dihasilkan meliputi: pelepah hasil pemangkasan, janjang kosong (Empty Fruit Bunch), serat, cangkang (shell), padatan, dan limbah cair PKS (POME), serta sampah rumah tangga dari tempat tinggal karyawan.
Banyak negara yang kini mulai beralih ke biomassa kelapa sawit karena termasuk sumber energi yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui. Berdasarkan beberapa penelitian, potensi biomassa tandan buah kosong kelapa sawit diperkirakan mencapai sekitar 133,9 GW.
Baca Juga :
- Peralihan Energi dengan Penanaman Pohon Biomassa di Indonesia
- Sumber Daya Biomassa, Bisa Didapat dari Mana Saja?
Hasil ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki sebagai bahan bakar boiler, meskipun perlu diperhatikan pula kandungan mineral/alkali yang cukup tinggi. Biomassa juga dapat diolah menjadi bio batubara yang berfungsi sebagai substitusi batu bara. Pemakaian bio pelet atau bio batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik lebih berkelanjutan karena dapat menurunkan emisi gas rumah kaca.
Dari total biomassa kelapa sawit, 70% terdiri dari pelepah pohon sawit, sementara tandan buah kosong mencapai 10% dan batang sawit sebesar 5%. Biomassa dari batang sawit akan dihasilkan dalam jumlah besar saat proses replanting.

Suplai 350 Ton Cangkang Sawit dari PLN EPI
Dalam usaha mendukung pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan mencapai sasaran Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, PLN EPI menyuplai 350 Ton Cangkang Sawit melalui Laut untuk Cofiring Biomassa ke PLTU Tidore melalui kolaborasi dengan PT Bumi Indawa Niaga (BIN).
Pemerintah Indonesia terus mempromosikan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) dalam sektor energi. Salah satu strategi yang penting adalah penerapan teknologi cofiring biomassa di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
PLN EPI mencatat bahwa pengiriman biomassa mencapai 1,62 juta ton pada tahun 2024, disertai dengan penurunan emisi karbon sebesar 1,87 juta ton CO2. Sasaran pengiriman tahun 2025 naik menjadi 3 juta ton untuk semua PLTU Grup PLN.

Suplai 350 Ton Cangkang Sawit berada di Tidore
PLTU Tidore yang berada di Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, menjadi salah satu tempat penerapan cofiring biomassa. Usai percobaan, cangkang kelapa sawit yang berasal dari kebun di pulau-pulau sekitarnya, ditetapkan sebagai biomassa yang cocok.
PT Bumi Indawa Niaga (BIN), sebuah perusahaan agribisnis, memanfaatkan limbah cangkang sawit dari pabrik kelapa sawit (PKS) yang dimiliki oleh perusahaan saudara mereka, PT Gelora Mandiri Membangun, untuk mendukung teknologi ini.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, pada hari Sabtu (29/3/2025), menjelaskan bahwa program cofiring ini mencerminkan komitmen PLN dalam memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar dengan memanfaatkan limbah yang memiliki nilai tambah.
Baca Juga :
Ia juga menegaskan bahwa kerjasama dengan PT BIN adalah kolaborasi strategis yang dapat mendukung keberlanjutan energi di Maluku Utara dengan upaya ekstra dalam memanfaatkan transportasi Kapal Laut untuk menghadapi tantangan kondisi geografis di Maluku yang merupakan daerah kepulauan.
Lokasi PLTU dan Tidore yang berada di kepulauan memerlukan akses transportasi laut. Tidak hanya itu, pembuatan cangkang sawit sangat dipengaruhi oleh cuaca. Kondisi ini menyebabkan pasokan cangkang sawit dari limbah produksi menjadi berfluktuasi dan tidak stabil.
Karena dua faktor tersebut disertai dengan terbatasnya transportasi kapal, PT BIN mengimplementasikan metode ‘tumpang’ atau joint cargo transportation. Kapal tidak hanya memuat pasokan cangkang sawit, tetapi juga komoditas lain, yaitu Palm Kernel atau inti dari buah sawit yang akan dikirim ke Jawa Timur seberat 1.500 Ton.
Namun jika pasokan dari PT BIN terus meningkat kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan PLTU PLN yang semakin bertambah, ada kemungkinan akan mengirim dari sumber lain serta menggunakan pengiriman khusus tidak seperti yang dilakukan saat ini.
#zonaebt #serbaterbarukan #EBTHeroes
Editor: Tri Indah Lestari
Referensi :
[3] Perkuat Rantai Pasok Biomassa, PLN EPI Pasok 350 Ton Cangkang Sawit via Laut ke PLTU Tidore