Halo, Sobat EBT Heroes! Setiap kali membaca berita atau artikel yang berkaitan dengan emisi karbon, tentu istilah “karbon netral” atau neutral carbon dan “net zero” sudah tidak asing lagi ditemukan, bukan? Walaupun jika dilihat secara sekilas maknanya memang terlihat sedikit mirip, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan, loh. Mau tahu apa saja yang membedakan? Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Karbon Netral?
Karbon Netral atau Neutral Carbon didefinisikan sebagai kesetaraan antara jumlah karbon yang diproduksi dengan karbon yang dapat diserap. Penilaian karbon netral dilihat dari emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan dalam scope 1 dan scope 2. Mengacu pada National Grid, scope 1 mengacu pada emisi yang bersumber langsung dari sebuah perusahaan. Contohnya seperti gas pembuangan hasil penggunaan bahan bakar untuk menyalakan kendaraan atau alat-alat yang dimiliki.
Sementara itu, scope 2 merujuk pada produksi emisi tidak langsung yang berasal dari tempat di mana perusahaan membeli dan menggunakan suatu energi. Salah satu contoh dari jenis lingkup karbon ini adalah emisi yang dihasilkan dari listrik yang digunakan oleh gedung-gedung perusahaan.
Namun, sesuai namanya, fokus karbon netral biasanya hanya pada aspek karbon dioksida dan mungkin tidak memperhitungkan gas rumah kaca lainnya, seperti metana atau dinitrogen oksida, yang juga berkontribusi pada pemanasan global.
Baca Juga:
- Biomass Carbon Removal & Storage (BiCRS) for Remove Carbon Pollution
- Pajak Karbon, Solusi Menyelamatkan Bumi dan Memperkuat Ekonomi
Apa Itu Net Zero?
Lalu, bagaimana dengan Net Zero? Net Zero memiliki konsep yang lebih luas dan mencakup semua jenis gas rumah kaca, bukan hanya karbon dioksida. Dalam konsep net zero, manusia tidak hanya menargetkan pengurangan emisi karbon, tetapi juga gas rumah kaca lainnya dalam setiap aktivitas operasional mereka, mulai dari produksi, distribusi, hingga konsumsi akhir.
Dalam net zero, pengurangan emisi harus sedalam mungkin dan mencakup seluruh rantai pasokan. Artinya, tidak hanya scope 1 dan scope 2 yang dikurangi, melainkan sampai scope 3, yaitu semua emisi yang bukan merupakan hasil dari aktivitas atau aset yang perusahaan miliki. Dengan kata lain, scope 3 berada di luar jangkauan perusahaan. Contohnya seperti ketika pelanggan membeli, menggunakan, dan membuang produk dari pemasok atau supplier.
Mengacu pada penjelasan dari lingkup jenis tersebut, pendekatan ini biasanya memerlukan transformasi yang lebih menyeluruh, seperti mengubah sumber energi menjadi energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi secara signifikan sehingga membuat manusia juga harus benar-benar mengurangi emisi dari proses dan operasi utama mereka.
Dilansir dari Science Based Targets Initiative, net zero sering dianggap sebagai tujuan jangka panjang yang memerlukan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi dan energi untuk benar-benar menghilangkan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Karena itu, langkah penanganan untuk mencapai kondisi yang mendekati net zero lebih sulit dan kompleks.
Target Dunia dan Indonesia terhadap Emisi Karbon
Terlepas dari perbedaan yang ada, baik karbon netral maupun net zero, keduanya memiliki visi-misi yang sama, yaitu menekan pertumbuhan emisi karbon yang dihasilkan hingga sekecil mungkin. Di tingkat internasional, upaya pengurangan emisi karbon difokuskan melalui kerjasama dalam Kerangka Perjanjian Paris yang ditandatangani oleh hampir semua negara di dunia pada tahun 2015. Dalam perjanjian ini, negara-negara berkomitmen untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 2°C, dengan target ideal untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5°C dibandingkan tingkat pra-industri.
Salah satu langkah utama adalah mewajibkan negara-negara untuk mengajukan target kontribusi nasional atau Nationally Determined Contributions (NDC) yang diperbarui secara berkala. Melalui NDC ini, negara-negara diminta untuk menetapkan rencana pengurangan emisi sesuai dengan kapasitas nasional mereka dan melakukan pelaporan kemajuan secara berkala. Banyak negara maju yang telah menetapkan target untuk mencapai emisi net zero pada tahun 2050, sementara negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang memiliki tantangan dalam pendanaan dan teknologi, mendapat dukungan dalam bentuk pendanaan dan transfer teknologi dari negara-negara maju.
Baca Juga:
- How Mineralization Can Help Reducing Carbon Emission
- Awas! Pemakaian Ponsel Berdampak pada Jumlah Karbon!
Sebagai negara berkembang yang menjadi salah satu penghasil emisi terbesar, Indonesia menetapkan target untuk mengurangi emisi sebesar 31,89% dengan usaha sendiri atau hingga 43,2% dengan dukungan internasional pada tahun 2030, sebagaimana tercantum dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contributions (ENDC) yang diperbarui pada tahun 2022.
Indonesia juga telah menetapkan target jangka panjang untuk mencapai emisi net zero pada tahun 2060 atau lebih cepat jika dukungan internasional memungkinkan. Hal ini mencakup rencana besar untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi. Salah satu program yang cukup ambisius adalah percepatan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, terutama dari matahari dan panas bumi.
Tentu, mencapai target ini bukan tanpa tantangan. Dengan berbagai kondisi alam dan ekonomi yang dihadapi, Indonesia memiliki kendala dalam pendanaan, infrastruktur, serta resistensi dari industri yang masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, terutama batu bara. Meski demikian, langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan pendekatan yang bertahap.
#ZonaEBT #Sebarterbarukan #EBTHeroes
Editor: Adhira Kurnia Adhwa
Referensi:
[1] What is The Difference Between Carbon Netural vs Net Zero
[2] What is The Difference Between Carbon-Neutral, Net-Zero and Climate Positive?
[3] Apa Itu Carbon Neutral (Karbon Netral)? Apa Bedanya dengan Net Zero Karbon?
[4] What are Scope 1, 2 and 3 Carbon Emissions?
[5] Enhanced NDC: Komitmen Indonesia untuk Makin Berkontribusi dalam Menjaga Suhu Global
7 Comment
İstanbul su tesisatı kaçak tespiti Şişli’deki evimdeki su kaçağını hızlıca tespit ettiler. Çok memnun kaldım. https://kwave.ai/ustaelektrikci
Every time I visit your website, I’m greeted with thought-provoking content and impeccable writing. You truly have a gift for articulating complex ideas in a clear and engaging manner.
Nice blog here Also your site loads up very fast What host are you using Can I get your affiliate link to your host I wish my site loaded up as quickly as yours lol
My brother suggested I might like this website. He was totally right. This post actually made my day. You cann’t imagine just how much time I had spent for this information! Thanks!