
- Penelitian terbaru menunjukkan batuan dapat terbentuk hanya dalam 35 tahun, jauh lebih cepat dari jutaan tahun yang sebelumnya dipahami, akibat limbah buangan manusia.
- Fenomena ini ditemukan di Derwent Howe, bekas lokasi pembuangan limbah terak (slag) dari pabrik besi dan baja, di mana material limbah manusia bergabung dengan sistem alami dan berubah menjadi batuan.
- Penemuan koin Raja George V (1934) dan kaleng aluminium (setelah 1989) yang terperangkap dalam batuan baru, mengindikasikan proses pembatuan ini terjadi dalam rentang waktu maksimal 35 tahun.
- Pembentukan batuan yang cepat ini berpotensi memengaruhi ekosistem pesisir, keanekaragaman hayati, dan mempersulit pengelolaan limbah karena material berubah menjadi batuan dalam hitungan dekade.
Secara alami, batuan umumnya terbentuk bertahap dalam siklus yang panjang. Pada awalnya, proses pembentukan batuan dipahami membutuhkan rentang waktu yang sangat lama, bahkan hingga jutaan tahun.
Namun, pemahaman ini berubah setelah hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa batuan dapat terbentuk hanya dalam waktu 35 tahun akibat akumulasi limbah buatan manusia.
Batu Hasil Terak Peleburan
Peneliti dari University of Glasgow, Skotlandia, mengungkapkan bahwa penemuan terbaru mereka membuka pemahaman baru tentang pembentukan batuan, terutama terkait proses geologi yang melibatkan campur tangan manusia. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geology pada 10 April 2025 ini memperkenalkan istilah baru, yakni “Siklus Batuan Antropogenik Cepat.”
Secara umum, siklus batuan antropogenik merujuk pada proses terbentuknya batuan yang telah dipengaruhi atau dimodifikasi oleh aktivitas manusia. Contohnya dapat ditemukan pada pembuatan beton, semen, aspal, hingga material konstruksi lainnya.
Penemuan ini berawal saat para peneliti menemukan sebuah tutup aluminium dari kaleng minuman yang terbungkus dalam formasi batuan baru di Derwent Howe, kawasan garis pantai di Cumbria Barat, Inggris. Tim mulai memperhatikan formasi tidak beraturan yang mencolok pada tebing, dan kemudian melakukan pengamatan lebih mendalam di 13 titik sepanjang pesisir tersebut.
Derwent Howe sendiri dikenal sebagai kawasan industri penghasil besi dan baja yang aktif pada abad ke-19 dan ke-20. Pada masa itu, pabrik-pabrik kerap membuang terak (slag) yang merupakan limbah padat sisa peleburan logam ke tempat pembuangan akhir (TPA) dekat pantai. Tercatat, industri di kawasan tersebut menghasilkan hingga 27 juta meter kubik slag.
Para peneliti menyimpulkan bahwa siklus ini mencerminkan proses geologi alami, tetapi melibatkan material buatan manusia dan berlangsung dalam waktu yang jauh lebih singkat. Mereka menyebut ini sebagai penelitian pertama yang berhasil mendokumentasikan proses pembentukan batuan tercepat yang memiliki kemiripan sangat dekat dengan proses alami.
Baca Juga
Mereka percaya bahwa siklus ini kemungkinan besar juga terjadi di berbagai kawasan industri di seluruh dunia. Dr. Amanda Owen dari Fakultas Geografi dan Ilmu Bumi, Universitas Glasgow, yang merupakan penulis korespondensi dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa fenomena serupa mungkin telah berlangsung di lokasi-lokasi lain, tetapi belum terdokumentasikan secara sistematis.
“Yang luar biasa di sini adalah kita telah menemukan bahan-bahan buatan manusia ini tergabung ke dalam sistem alami dan menjadi batuan beku, pada dasarnya berubah menjadi batu selama beberapa dekade,” ujarnya dalam University of Glasgow News.
Berdampak Buruk ke Lingkungan
Endapan slag ini membentuk tebing di sekitar pantai dan mengalami pengikisan akibat gelombang pasang surut. Uji laboratorium menunjukkan bahwa endapan tersebut mengandung unsur kalsium, besi, magnesium, dan mangan.
Unsur-unsur ini ternyata mempercepat proses pembentukan batuan. Saat slag terkikis oleh air laut, materialnya bercampur dengan unsur tanah di sekitarnya dan membentuk semen alami seperti kalsit, geotit, dan brusit.
Hasil penelitian ini turut diperkuat oleh penemuan material modern berupa koin Raja George V dari tahun 1934 yang terperangkap dalam beberapa sampel batuan. Temuan ini memungkinkan peneliti menentukan waktu pembentukan batuan dengan lebih akurat.
“Kami menemukan koin Raja George V dari tahun 1934 dan kaleng aluminium dengan desain yang kami sadari tidak mungkin diproduksi sebelum tahun 1989 tertanam dalam material tersebut,” ujar John MacDonald, salah satu penulis penelitian.

“Ini memberi kami jangka waktu maksimum 35 tahun untuk pembentukan batuan ini, jauh di dalam rentang hidup manusia. Ini adalah contoh kecil tentang bagaimana semua aktivitas yang kita lakukan di permukaan Bumi pada akhirnya akan berakhir dalam catatan geologis sebagai batuan, tetapi proses ini terjadi dengan kecepatan yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya,” lanjutnya.
Para peneliti menjelaskan bahwa sebenarnya tidak mengherankan jika slag mengandung unsur-unsur yang mendukung proses pembentukan batu ketika terkena air laut dan udara. Namun, yang mereka khawatirkan adalah pembentukan batuan yang berlangsung cepat ini dapat memberikan dampak negatif terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati di sekitar wilayah pesisir.
Baca Juga
“Munculnya batu secara cepat dapat memengaruhi ekosistem di atas dan di bawah air, serta mengubah cara pesisir merespons tantangan kenaikan permukaan air laut dan cuaca yang lebih ekstrem seiring pemanasan planet kita,” ucap Dr. Amanda Owen.
Ia juga mengkhawatirkan bahwa proses pembatuan yang cepat ini dapat mempersulit pengelolaan limbah di masa depan.
“Saat material limbah pertama kali diendapkan, material tersebut lepas dan dapat dipindahkan sesuai kebutuhan. Temuan kami menunjukkan bahwa kita tidak punya banyak waktu seperti yang kita duga untuk menemukan tempat penyimpanan material tersebut yang dampaknya terhadap lingkungan sangat minimal sebaliknya, kita mungkin hanya punya waktu beberapa dekade sebelum material tersebut berubah menjadi batu, yang jauh lebih sulit untuk dikelola,” jelasnya.
Temuan ini memberikan peringatan bahwa limbah industri tidak hanya menjadi masalah jangka panjang, tetapi juga dapat menimbulkan dampak geologis dalam skala waktu yang jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Oleh karena itu, pendekatan baru dalam pengelolaan limbah dan pemanfaatan kembali material buangan menjadi semakin mendesak.
#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes #KurangiPlastik #MengolahSampah
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi:
[1] Human Trash Is Expediting Rock Formation, From Millions Of Years To Just 35
[2] Evidence for a rapid anthropoclastic rock cycle
[3] Industrial waste is turning to rock in just decades, research reveals