- Masalah sampah merupakan salah satu masalah serius yang sampai saat ini belum sepenuhnya terselesaikan.
- Jakarta menghasilkan 7.700 ton sampah per hari dan jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun.
- Penggunaan pupuk organik cair akhir-akhir ini semakin populer karena ramah lingkungan dan memberikan banyak manfaat bagi tanah dan tanaman.
Siapa bilang sampah rumah tangga tak bernilai? Ternyata sampah bisa dibuat pupuk organik cair loh!
Masalah sampah menjadi masalah gloal saat ini. Pengolahan limah sampah dilakukan dengan pemakaran penyimpanan dan pemuangan ke dalam sistem pengolahan air limah (SPAL). Berdasarkan sifatnya 60% sampah adalah sampah organik. Oleh karena itu masyarakat perlu dilatih cara mengolah sampah organik rumah tangga dengan kompos cair (POC).
Dilansir Kompas.com, Dr Ir Suharti MA selaku Deputi Guernur Pengendalian Kependudukan dan Permukiman Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatakan Jakarta menghasilkan 7.700 ton sampah per hari. Jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Selama 5 tahun terakhir, jumlah sampah di DKI Jakarta meningkat 36%. Tanpa pengelolaan yang baik masalah sampah dapat mengancam kehidupan manusia karena menimulkan pencemaran pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran udara.
Nah bagi yang memiliki hobi bercocok tanam, penggunaan pupuk organik bisa menjadi alternatif karena lebih aman bagi tanaman dan lingkungan serta murah dan mudah diproduksi. Pupuk organik ini terdiri dari dua, yaitu bentuk cair dan padat.
Pupuk organik cair adalah larutan yang diuat dari penguraian ahan organik yang berasal dari sisa tumuhan hewan dan manusia yang mengandung leih dari satu unsur hara. Keunggulan pupuk organik cair ini adalah dapat mengatasi kekurangan nutrisi dan mampu menyediakan nutrisi dengan cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak berbahaya bagi tanah dan tanaman meskipun digunakan secara rutin.
Penggunaan pupuk organik cair akhir-akhir ini semakin populer karena ramah lingkungan dan memberikan banyak manfaat bagi tanah dan tanaman. Selain itu, pupuk cair ini dapat dibuat dari bahan-bahan yang tersedia di sekitar atau bahkan dari limbah rumah tangga.
Baca juga:
- Krisis Batubara, Akan Buka Peluang Energi Terbarukan di Indonesia
- Dahlan Iskan Sebut PLN Harus Dorong Energi Geotermal Melalui Investor
Alternatif pintar pengelolaan sampah dengan pengolahan pupuk organik
Sebagai penghuni bumi, kita harus mulai menjaga lingkungan termasuk mengelola sampah di rumah kita. Ada banyak cara untuk mengatasi masalah sampah, salah satunya adalah pengomposan. Pengomposan dapat dikatakan adalah cara yang paling efektif. Pengomposan adalah metode di mana sampah diubah menjadi kompos cair atau padat. Cara ini merupakan langkah sederhana tanpa efek samping bagi lingkungan.
Apa bedanya dengan pupuk organik cair dengan yang padat?
Pupuk organik sendiri terdiri dari dua jenis jika dilihat dari bentuknya yaitu pupuk organik cair dan pupuk organik padat. Apa perbedaannya? Keduanya sama-sama berasal dari limah organik. Baik itu dari sampah organik sisa-sisa pelapukan tanaman, kotoran hewan atau kotoran manusia. Perbedaannya hanya ada pada bentuknya saja. Pupuk cair berbentuk larutan sedangkan pupuk padat berbentuk padat. Walaupun hanya berbeda bentuk, pupuk cair leih populer dan banyak dikembangkan belakangan ini ketimbang pupuk padat.
Penggunaan pupuk cair pada daun dan batang dipercaya mampu mengurangi penyakit, meningkatkan nutrisi, dan mengurangi racun pada tanaman. Kualitas nutrisi dan rasa sayuran yang dipanen dapat leih baik setelah pemerian pupuk cair. Pupuk organik cair atau POC adalah pupuk cair yang mudah larut dalam tanah dan membawa unsur hara yang bermanfaat bagi pertumuhan tanaman. POC merupakan hasil fermentasi dimana dalam prosesnya terjadi perubahan enzimatik anaerobik (tanpa udara) dari senyawa organik menjadi zat organik yang lebih sederhana.
Baca juga:
- PLTA Hydropower Sungai Kayan Kalimantan Utara, Menjadi PLTA Terbesar di Asia Tenggara
- Kapastitas PLTS Indonesia Dinilai Paling Rendah di Antara G-20
Tips pembuatan pupuk organik cair agar berhasil
Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita mengontrol suhu kelembapan dan oksigen, sehingga bakteri memiliki lingkungan yang optimal untuk berkemang biak. Pastikan ada cukup bahan organik (30-50%) dan udara segar. Lebih baik lagi jika sampah organik dipotong kecil-kecil untuk mempercepat proses pengomposan, mengurangi abu, dan menambah nutrisi yang diutuhkan tanaman. Tambahkan juga inokulum mikroba atau iostimulan sebagai larutan mikroba efektif yang dapat dibeli di toko pertanian.
zonaebt.com
Renewable Content Provider
#zonaebt #sebarterbarukan #Sampah #Organik #Pupuk
Referensi:
https://safetysignindonesia.id/mengolah-sampah-dapur-jadi-pupuk-organik-cair-begini-caranya/