VIETNAM: NEGARA PENGHASIL ENERGI SURYA TERBESAR DI ASIA TENGGARA

Ilustrasi Xuan Thien Ea Sup Solar PV di Vietnam. Sumber: https://vietnamenergy.vn
  • Vietnam sebagai negara beriklim tropis banyak menerima energi matahari.
  • Vietnam menjadi negara penghasil energi Surya terbesar di Asia Tenggara.
  • Negara ini, sudah paling maju dalam mengembangkan PLTS dibandingkan negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Indonesia.

Vietnam sebagai negara tropis yang terletak di wilayah Asia Tenggara banyak menerima energi matahari. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Vietnam untuk mengembangkan energi matahari menjadi listrik dengan PLTS. Keunggulan Vietnam dalam mengembangkan PLTS menjadikannya sebagai negara yang paling maju dan memiliki PLTS terbesar di Asia Tenggara. 

Xuan Thien Ea Sup Solar PV

Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia menyumbang sekitar 98% kapasitas tenaga surya di wilayah tersebut. Pada tahun 2020, Vietnam menjadi negara terdepan yang memasang PLTS atap dalam jumlah sebesar 9 GW, sekitar 6 GW dari jumlah tersebut pada bulan Desember dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan feed-in tariff (FiT) sebelum tarif masa berlakunya habis pada akhir tahun.

Dengan tambahan kapasitas PLTS sebesar 1 GW, Vietnam telah menjadi pasar tenaga surya terbesar keenam di dunia dengan total kapasitas sebesar 16,5 GW pada akhir tahun 2020 menurut International Renewable Energy Association (IRENA). 

Pada bulan November, PLTS terbesar di Asia Tenggara mulai beroperasi di Vietnam – proyek Xuan Thien Ea Sup tahap I berkapasitas 273 MW di Dak Lak. Proyek ini akan ditingkatkan hingga 2,8GW pada awal tahun 2022. Namun, tingkat instalasi baru di Vietnam diperkirakan akan melambat pada tahun 2021 karena pemerintah belum memperkenalkan fase FiT berikutnya.

FiT diperkirakan akan jauh lebih rendah karena jaringan listrik belum mampu mengimbangi pesatnya instalasi energi terbarukan. Dalam jangka panjang, pemerintah Vietnam akan terus meningkatkan kapasitas tenaga surya hingga mencapai 20 GW pada tahun 2030.

Baca Juga :



Taktik Jitu Vietnam dalam Mengembangkan PLTS

Ilustrasi Pemasangan Solar PV. Sumber: https://id.pinterest.com

Vietnam sebagai negara yang berhasil mengembangkan PLTS terbesar di Asia Tenggara banyak dijadikan sebagai role model oleh negara-negara lain di Asia Tenggara.

Taktik jitu yang digunakan Vietnam dalam mengembangkan PLTS adalah keberaniannya dalam menerapkan feed-in tariff (FiT) yang adaptif, yaitu disesuaikan dengan lokasi dan menyesuaikan perkembangan pasar Surya di Vietnam.

Kebijakan tersebut disebut dengan Keputusan No. 13/2020 /QD-TTg (Keputusan 13) yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Vietnam pada 6 April 2020.

Dalam sebuah webinar berjudul “Bringing Indonesia to The Gigawatt Club: Vietnam Made It, and So Can We”, Tran Viet Nguyen selaku Vice Director of Business Department of Vietnam Electricity Group (EVN) menjelaskan bahwa insentif FiT terbukti memberikan kemudahan bagi EVN dalam meningkatkan kapasitas energi terbarukan salah satunya dalam PLTS Atap.

Skema Pinjaman yang ditawarkan oleh Pemerintah Vietnam pun sangat memudahkan para developer atau investor swasta yang akhirnya berani mengambil risiko investasi karena opsi pembayarannya dipermudah.

Penerapan FiT di Vietnam berhasil menciptakan iklim investasi yang baru, membuka ataupun memobilisasi sumber pendanaan, serta menciptakan lapangan kerja baru yang dapat menumbuhkan ekonomi berkelanjutan di dalam negeri.

Baca Juga :



Mampukah Indonesia Menyaingi PLTS Vietnam?

Ilustrasi PLTS Terapung di Indonesia. Sumber: https://id.pinterest.com

Menurut Data Global Energy Monitor tahun 2023, Vietnam menjadi negara yang paling banyak menghasilkan energi surya di Asia Tenggara sebanyak 12.300 MW.

Sedangkan di posisi kedua terdapat Filipina sebanyak 1.757 MW, posisi ketiga dan keempat terdapat Malaysia sebesar 871 MW, Thailand sebesar 597 MW dan Kamboja 475 MW. Myanmar menghasilkan energi listrik sebesar 80 MW dan Singapura 60 MW dari PLTS, sedangkan Indonesia sebesar 21 MW. Indonesia masih tertinggal jauh dengan Vietnam dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya dalam mengembangkan PLTS.

PLTS di Indonesia masih ratusan megawatt sedangkan di Vietnam sudah memiliki kapasitas terpasang PLTS mencapai puluhan gigawatt (GW). Lambatnya pengembangan PLTS di Indonesia disebabkan oleh tingginya harga solar panel yang berpangkal dari kecilnya kapasitas produksi.

Rendahnya pengembangan PLTS juga karena minimnya partisipasi masyarakat untuk untuk makin tahu Indonesia, menggunakan solar panel di atap rumahnya masing-masing. Hal ini tak lepas dari minimnya pemberian kredit murah kepada masyarakat yang ingin menggunakan PLTS Atap.

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes

Editor: Nur Wasilatus Sholeha

Referensi :

[1] Len Industri Ungkap RI Kalah Dari Vietnam Kembangkan PLTS

[2] How Southeast Asia is driving the solar energy sector: 5 trends to watch out for

[3] Indonesia masih tertinggal di Asia Tenggara terkait pengembangan PLTS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *