Halo, Sobat EBTHeroes!
PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah salah satu upaya negara untuk mengatasi pemerataan dan kestabilan arus listrik di berbagai daerah Indonesia. Pemanfaatan tenaga kinetik air sebagai pilihan sumber energi bukan hal yang baru-baru ini terjadi. Sistem tersebut sudah berlaku sejak ribuan tahun lalu, yaitu di zaman Yunani Kuno yang menggunakan tenaga air untuk menggiling gandum.
Salah satu wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan akan sumber mata air adalah Pulau Sumatera. Lalu, apa saja pembangkit listrik tenaga air yang banyak dikenal di daerah Sumatera? Simak penjelasannya di bawah ini.
PLTA Koto Panjang: Destinasi Wisata Populer Tahun 2020-an
PLTA Koto Panjang merupakan pembangkit listrik tenaga air yang berlokasi di Kabupaten Kampar, Riau. Dengan kapasitas mencapai 114 MW (MegaWatt) dan tiga buah turbin yang melengkapi, sistem pembangkit listrik ini turut berkontribusi memasok 10 persen listrik di Pulau Sumatera. Dalam menggerakkan turbinnya, PLTA Koto Panjang memanfaatkan arus air Sungai Kampar Kanan dan Sungai Batang Mahat.
Baca Juga
- PLTA Poso Sebagai Pembangkit EBT Untuk Indonesia Timur
- PLTA : Stabilitas Energi di Tengah Krisis Global
Pembangkit listrik tenaga air di Sumatera tersebut beroperasi dengan mengatur debit in-flow dan out-flow, agar simpanan air di daerah yang terintegrasi oleh waduk tetap terjaga. Mengacu pada empiris.id, awal pembuatan PLTA Koto Panjang ini didasari oleh tujuan pemerintah untuk memajukan persediaan energi di wilayah Sumatera. Segalanya direncanakan pada 1970, dan proses pembangunan dimulai tiga tahun kemudian. Mesin pembangkit ini, kemudian resmi beroperasi pada 1985.
Seiring berjalannya waktu, di tahun 2000-an, PLTA Koto Panjang mengalami renovasi agar terlihat lebih modern. Tidak hanya berfungsi sebagai alat produksi listrik, tempat tersebut juga dijadikan destinasi wisata yang populer dan edukatif, baik untuk warga Riau maupun di luar Riau.
PLTA Asahan 1: Berawal dari Pemadaman Listrik Bergilir
Berlokasi di hulu Sungai Asahan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. PLTA Asahan 1 menjadi mesin pembangkit listrik pertama yang menerapkan konsep pemanfaatan tiga pembangkit di sekitar sungai tersebut. Mantan presiden keenam, Susilo Bambang Yudhoyono, telah meresmikannya pada 18 Januari 2011.
PLTA Asahan 1 dibangun oleh PT Bajradaya Sentranusa, perusahaan swasta yang berfokus pada pengembangan listrik (Independent Power Producer), dan sudah beroperasi sejak tahun 2011. Dilansir dari esdm.go.id, keberadaan sistem pembangkit berkapasitas 180 MW (MegaWatt) ini, didasari oleh tujuan ingin menstabilkan arus listrik di wilayah Sumatera Utara agar kebijakan pemadaman bergilir dapat dihentikan. Dengan begitu, para penduduk mampu beraktivitas seperti biasa dengan lancar.
Selain itu, PLTA Asahan 1 juga berpotensi membantu PLN meningkatkan efisiensinya, termasuk dalam menekan biaya produksi. Dibandingkan dengan listrik yang dihasilkan oleh panas bumi, listrik yang diproduksi pembangkit listrik tenaga air terhitung relatif rendah. Mempertimbangkan aspek tersebut, PLN akhirnya bersedia membeli PLTA Asahan 1 dan turut mengelolanya.
PLTA Sigura-gura: Tersembunyi di Bawah Tanah
Pembangkit listrik yang terletak di Desa Paritohan, Kabupaten Toba, Sumatera Utara ini memanfaatkan aliran Sungai Asahan yang bersumber dari Danau Toba.
Dikutip dari akun Instagram resmi Ditjen Ketenagalistrikan (@infogatrik) pada 28 Mei 2024, pembangkit listrik milik PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mempunyai total kapasitas mencapai 286 MW, dan beroperasi sejak tahun 1981. PLTA ini diresmikan oleh mantan wakil presiden keempat, Umar Wirahadikusumah, pada 1983.
Satu hal yang paling mencolok dari PLTA Sigura-gura adalah infrastrukturnya yang berada di kedalaman 200 meter dpl. Untuk menggerakkan turbinnya, pembangkit listrik tersebut mengandalkan ketinggian Bendungan Sigura-gura di daerah Simorea. Air dari Sungai Asahan akan ditampung terlebih dahulu, lalu dialirkan ke bawah. Keunikannya ini membuat PLTA Sigura-gura dinobatkan sebagai stasiun pembangkit listrik tenaga air bawah tanah pertama di Indonesia.
PLTA Batang Toru: Terbesar di Sumatera
Menerapkan sistem run-for-river, PLTA Batang Toru merupakan proyek pembangkit listrik yang ditujukan untuk memasok listrik di wilayah Sumatera dan Jawa-Bali. Pembangunannya bertempatkan di Sungai Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. PT North Sumatera Hydro Energy (PT NSHE), menjadi pengembang dari mesin pembangkit berkekuatan mencapai 510 MW ini. Kapasitasnya membuat PLTA Batang Toru dijuluki sebagai pembangkit listrik tenaga air terbesar di Sumatera.
Berbeda dari tiga PLTA sebelumnya, PLTA Batang Toru masih dalam proses pengerjaan. Setelah penandatanganan kerjasama antara PT. NSHE dan pemerintah, tahapan awal konstruksi dimulai pada 2015 silam. Dikutip dari kompas.id, per Agustus 2024 kemarin, kemajuan pembangunan telah mencapai 62% dan direncanakan beroperasi pada akhir 2026 nanti.
Baca Juga
- PLTA: Energi Terbarukan yang Ramah Lingkungan
- PLTA Peusangan, Pertama di Aceh Beroperasi Akhir Tahun 2024
Keberadaan teknologi pembangkit bertenaga air di daerah Sumatera bukan sekadar menjadi sumber energi ramah lingkungan, tetapi juga berpartisipasi untuk menyediakan listrik yang lebih stabil bagi masyarakatnya. Dengan demikian, potensi keberlanjutan pembangunan di Pulau Sumatera akan semakin meningkat.
#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi:
[2] Beroperasinya PLTA Asahan 1 Memperkuat Kelistrikan Sumut
[3] Jantung Energi Riau: Merajut Sejarah dan Keindahan di PLTA Koto Panjang