- Pemakaian kendaraan listrik saat ini perlahan makin luas diperkenalkan di Indonesia , dan juga kendaraan listrik makin digunakan oleh pelaku industri jasa antaran orang, makanan dan barang.
- Mengantisipasi potensi lonjakan biaya antaran paket karena kenaikan BBM, perusahaan kurir ekspres SiCepat, mulai mengalihkan armada antarannya dari kendaraan bermesin konvensional ke kendaraan listrik.
- Berdasarkan dari data ini, diproyeksikan hingga akhir tahun 2022, operasional SiCepat dapat menghemat BBM dan biaya maintenance motor lebih dari Rp 71 miliar.
Pemakaian kendaraan listrik saat ini perlahan makin luas diperkenalkan di Indonesia, dan juga kendaraan listrik makin digunakan oleh pelaku industri jasa antaran orang, makanan dan barang.
Di industri jasa kiriman barang atau paket, kendaraan listrik digunakan untuk pengantaran ke alamat kiriman tujuan akhir.
Strategi ini diambil bertepatan dengan kabar dari pemerintah akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar dalam waktu dekat.
Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) sudah menghimbau kepada anggotanya agar menaikkan operasional hingga 10% sebagai antisipasi atas isu kenaikan harga BBM.
Mengantisipasi potensi lonjakan biaya antaran paket karena kenaikan BBM, perusahaan kurir ekspres SiCepat, mulai mengalihkan armada antarannya dari kendaraan bermesin konvensional ke kendaraan listrik.
Perusahaan ini sudah mengoperasikan motor listrik Volta 401 untuk sejumlah kurirnya.
Chief Executive Officer (CEO) SiCepat Ekspres, The Kim Hai, menegaskan saat ini perusahaannya belum berencana menaikkan ongkos kirim untuk pengiriman paket.
Baca juga :
- Jokowi Turunkan Inpres Penggunaan Kendaraan Listrik
- Wow!! Mobil Listrik Kia EV6 Sudah Dipesan Lebih dari 60 Unit GIIAS 2022
Untuk mengefisiensikan biaya antaran paket pihaknya melakukan pengalihan kendaraan operasional motor yang awalnya menggunakan BBM akan diganti menjadi motor listrik secara bertahap.
Menurut beliau, pemanfaatan electric vehicle (EV) ini merupakan Langkah diversifikasi sumber energi oleh SiCepat Ekspres agar perusahaan tidak hanya bergantung pada sumber energi fosil dalam operasionalnya.
Ketika dilihat dari sisi operasional cost, pemanafaatan EV ini telah membuat SiCepat mengalami penghematan bahan bakar hingga lebih dari Rp 9 miliar.
Berdasarkan dari data ini, diproyeksikan hingga akhir tahun 2022, operasional SiCepat dapat menghemat BBM dan biaya maintenance motor lebih dari Rp 71 miliar.
The Kim Hai menjelaskan, untuk memudahkan kurir SiCepat, yaitu SiGesit, dalam melakukan pengiriman paket menggunakan EV, SiCepat kerja samanya dengan Volta juga menyediakan infrastruktur Sistem Ganti Baterai (SGB) di 181 titik.
SGB ini tersebar di Jabodetabek, Semarang, dan Bali. Inisiatif ini sekaligus merupakan upaya pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi.
Baca juga :
- Has Using an Electric Car Been the Most Environmentally Responsible Option?
- Keren!! Ada Satu Lagi Mobil Listrik yang Bakal Dibuat di Indonesia
Dalam satu kali pengisian baterai, motor listrik Volta mampu menempuh jarak hingga 60 km. Lalu untuk mengisi ulang daya baterai, SiGesit hanya perlu menukarkan baterai yang sudah habis dengan baterai baru di mesin SGB.
Willty Awan, Direktur PT Volta Indonesia Semesta, memaparkan bahwa proyeksi EV terhadap bisnis logistik dapat menjadi solusi di tengah wacana kenaikan harga BBM bersubsidi.
“SiCepat telah melakukan inovasi yang strategis dan terbukti bahwa produk EV kami dapat menjawab kebutuhan operasional SiCepat. Motor listrik Volta 401 dapat mengangkut beban hingga 200 kg dan minim biaya maintenance, terutama baterai, karena menggunakan Sistem Ganti Baterai,” ujar Willty.
Referensi :
[1] Harga BBM Mau Naik, Perusahaan Kurir Ekspres Ini Alihkan Moda Transportasinya ke Kendaraan Listrik
[2] Harga BBM Mau Naik, Perusahaan Kurir Ekspres Ini Alihkan Moda Transportasinya ke Kendaraan Listrik