- Hanya selang beberapa bulan sejak diluncurkannya layang-layang raksasa SkySails untuk mengembangkan energi angin itu. Kini, sebanyak sepuluh lembaga penelitian di Eropa dan Amerika Serikat tengah serius mendalami potensi sumber daya angin pembangkit listrik paling anyar dan mutakhir di dunia yaitu layangan.
- Florian mengatakan layangan yang pihaknya siapkan harus mampu melewati beberapa tantangan teknologi dan komersial.
- Cara kerja layangan itu menurut Florian sangat sederhana. Prinsipnya hanya semakin tinggi objek berada di langit, maka semakin stabil pula angin yang menerpa. Hal itulah yang biasa terjadi pada layangan (mainan).
Lihatlah ke langit biru di pantai pasir putih Mauritius, Afrika timur, dan Anda mungkin melihat parasut raksasa terbang. Bentuknya seperti yang digunakan oleh paraglider atau peselancar layang-layang, tetapi ukurannya sebesar apartemen tiga kamar tidur, melingkari angka delapan di atas kepala.
Parasut-parasut itu bukanlah daya tarik wisata tapi untuk menghasilkan energi listrik negara kepulauan di lepas pantai timur Afrika.
Baca Juga
- Kok Bisa Angin Jadi Bauran Energi Terbarukan?
- PLN Bersama AFD Prancis Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin 200 MW Di Banten
Diluncurkan pada Desember 2021 oleh perusahaan Jerman, SkySails Power, parasut besar ini adalah sistem energi angin udara komersial pertama yang sepenuhnya otonom di dunia.
Selama dua bulan terakhir, perusahaan itu mengatakan telah menghasilkan sedikit di bawah target 100 kilowatt – biasanya cukup untuk memberi daya hingga 50 rumah. Jumlah itu memang hanya sebagian kecil dari permintaan listrik di pulau itu, tetapi SkySails berharap caranya ini akan menjadi pilihan yang tepat di masa depan.
Hanya selang beberapa bulan sejak diluncurkannya layang-layang raksasa SkySails untuk mengembangkan energi angin itu. Kini, sebanyak sepuluh lembaga penelitian di Eropa dan Amerika Serikat tengah serius mendalami potensi sumber daya angin pembangkit listrik paling anyar dan mutakhir di dunia yaitu layangan. Penggunaan layangan hingga ketinggian 200 meter dipercayai akan memberikan pasokan energi listrik yang jauh lebih besar dan stabil ketimbang menggunakan cara-cara yang lalu.
Baca Juga
- China Manfaatkan Tenaga Surya dan Angin untuk Proyek Terbarukan Hidrogen Hijau
- Jepang Manfaatkan Angin Topan untuk Turbin
“Metode itu sangat murah untuk dibuat, selain itu mudah untuk dibawa serta memiliki tingkat efisiensi tinggi” ujar Florian Bauer, Co CEO dan Chief Technology Officer di Kitekraft.
Florian mengatakan layangan yang pihaknya siapkan harus mampu melewati beberapa tantangan teknologi dan komersial. Termasuk juga mendemonstrasikan kemampuan akan keamanan, tidak menganggu makhluk hidup lain yang berada di sekitarnya hingga tidak menganggu masyarakat khususnya dari segi pendengaran. Dikhawatirkan layangan tersebut akan menimbulkan suara yang cukup menganggu ketika beraktivitas.
Cara kerja layangan itu menurut Florian sangat sederhana. Prinsipnya hanya semakin tinggi objek berada di langit, maka semakin stabil pula angin yang menerpa. Hal itulah yang biasa terjadi pada layangan (mainan).
Editor: Riana Nurhasanah
Referensi:
[1] “Layangan raksasa pemburu angin, solusi energi hijau dunia”
[2] “10 Lembaga Penelitian Siapkan Layangan Jadi Sumber Energi Tenaga Angin Paling Muktahir”