- Mitsubishi Heavy Industries telah mengajukan proposal kebijakan kepada pemerintah Indonesia untuk mempromosikan penerapan co-firing biomassa di PLTU.
- Co-firing sendiri merupakan proses pembakaran dari dua atau lebih material bahan bakar berbeda yang dioperasikan secara bersamaan. Contoh yang paling menarik saat ini adalah penggunaan biomassa yang dibakar bersama batu bara sebagai bahan bakar di Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
- Proposal tersebut menggabungkan keahlian PLN dalam menjalankan berbagai PLTU di Indonesia dan teknologi co-firing biomassa milik Mitsubishi Power.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan lokasi yang strategis di bumi bagian selatan. Hal ini tentu menyimpan segudang energi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Selain itu, Indonesia memiliki kekayaan biomassa yang sangat melimpah dan potensial, sementara Jepang memiliki teknologi untuk pemanfaatan biomassa tersebut. Hal ini membuat beberapa perusahaan Jepang menyatakan minat untuk segera bekerjasama membangun pembangkit listrik berbasis biomassa di Indonesia.
Sejak ditandatanganinya Nota Kesepahaman (MoU) Kerja sama penyediaan energi Biomassa untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara antara PT PLN, PTPN Group dan Perhutani secara resmi telah dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2021 lalu, kini perusahaan raksasa asal Jepang Mitsubishi Heavy Industries telah mengajukan proposal kebijakan kepada pemerintah Indonesia untuk mempromosikan penerapan co-firing biomassa di PLTU.
Baca Juga
- Sumber Daya Biomassa Indonesia, Potensi dan Pemanfaatan
- Pemprov Sulsel Dorong Pemanfaatan Biomassa dari Kotoran Hewan Sebagai Energi Alternatif
Co-firing sendiri merupakan proses pembakaran dari dua atau lebih material bahan bakar berbeda yang dioperasikan secara bersamaan. Contoh yang paling menarik saat ini adalah penggunaan biomassa yang dibakar bersama batubara sebagai bahan bakar di Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang telah ada. Ditinjau dari jenis operasi pembakaran terdapat dua cara co-firing yaitu direct dan indirect. Direct co-firing adalah pembakaran batubara dan biomassa secara bersamaan, sementara pada indirect co-firing salah satunya harus melalui proses lain terlebih dahulu seperti gasifikasi pada biomassa.
Presiden Mitsubishi Power Indonesia, Kazuki Ishikura menyatakan bahwa tujuan pihaknya ingin bekerja sama dengan Indonesia adalah energi bersih nasional setidaknya akan membutuhkan eksplorasi sistematis akan keberadaan berbagai sumber energi, salah satunya adalah biomassa sebagai sumber bahan bakar rendah karbon dan terbarukan.
Baca Juga
- Segudang Manfaat Energi Biomassa untuk Sistem Ketenagalistrikan
- Perusahaan Kencana Lestari Akuisisi PT Biomassa Energi Jaya untuk Bangun Proyek Biomassa 3 MW
Kolaborasi untuk membuat proposal kebijakan dilakukan oleh tim dari beberapa perusahaan dan institusi akademik diantaranya PT PLN (Persero), dua anak usaha PLN (PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa-Bali), serta Institut Teknologi Bandung. Proposal kebijakan ini menjelaskan penguraian inisiatif yang diperlukan dan tantangan yang perlu ditangani dalam mempromosikan penggunaan co-firing biomassa.
Proposal tersebut menggabungkan keahlian PLN dalam menjalankan berbagai PLTU di Indonesia dan teknologi co-firing biomassa milik Mitsubishi Power serta mencerminkan analisis kebijakan lokal dan riset pasar bahan bakar biomassa yang dipimpin oleh Institut Teknologi Bandung. Dalam kesempatannya ini, Mitsubishi Power akan terus mendukung pengaplikasian co-firing biomassa sekaligus memastikan penggunaan sumber daya hutan Indonesia yang melimpah secara berkelanjutan. Ke depan, Mitsubishi Power akan terus bekerja sama dengan Grup PLN, ITB, juga Pemerintah Indonesia untuk mendukung upaya terlaksananya dekarbonisasi di Indonesia.
Editor: Riana Nurhasanah
Referensi:
[1] “3 BUMN Keroyokan Kejar Target Bauran EBT Lewat Co-firing PLTU”
[2] “Mitsubishi Berminat Terapkan Co-firing Biomassa pada PLTU di Indonesia”
[3] “Mitsubishi Heavy Industries Gandeng ITB Dorong Dekarbonisasi”