JALAN PANJANG MENUJU NEGARA ELEKTRIFIKASI

Ada yang menarik dalam perhelatan Gaikindo Indonesia International (GIIAS) 2021. Dimana Presiden Joko Widodo datang langsung secara khusus mengunjungi pameran otomotif terbesar ini. Bersama dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kenji Kanasugi dan ketua umum Gaikindo Yohannes Nangoi.

Setelah puas berkeliling ke area pameran dan melihat-lihat booth, Jokowi berkesempatan melakukan test drive Mitsubishi Minicab-MiEV, dimana merupakan mobil niaga ringan atau light commercial vehicle (LCV) bertenaga listrik. 

Dalam kesempatan yang sama Jokowi juga mengungkapkan sesuatu hal “Pemerintah mendorong untuk produksi mobil listrik [electric vehicle], hybrid. Sekali lagi semua harus ramah lingkungan” kata Jokowi yang diliput oleh Bisnis.com

Jokowi sebagai kepala negara mengatakan telah bertemu dengan para pimpinan pabrikan kendaraan listrik di Indonesia dan menyampaikan perhatian pemerintah mengenai pembangunan ekosistem mobil listrik. 

Selain itu juga, pemerintah juga memberi sinyal untuk memperpanjang kebijakan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) yang akan berakhir pada 31 Desember 2021. Selain intensif pajak, dalam rencananya ke depan. Pemerintah bakal memberikan program subsidi bagi masyarakat yang berkeinginan untuk membeli kendaraan listrik.

Baca juga:



Berdasarkan informasi yang tersebar luas, salah satu industri yang terkena dampak pandemi COVID-19 yaitu sektor otomotif, yang menunjukkan geliatnya setelah penerapan kebijakan diskon PPnBM sejak awal tahun ini.

“Jadi kita tahu semuanya, industri otomotif salah satu industri terkena dampak yang sangat besar karena pandemi” ujar Jokowi

Adanya kebijakan relaksasi ini tidak hanya menumbuhkan sektor otomotif semata, tetapi juga di sepanjang rantai nilainya, yang juga terdiri atas industri kecil menengah (IKM).

Selain dengan penerapan program, PPnBM, pemerintah melalui Kementerian Industri tengah meyiapkan kebijakan intensif tambahan untuk memacu produksi kendaraan listrik di tanah air. Agus menyebut kebijakan tersebut berupa insentif pajak yang berbasis emisi. 

“Kami ingin memberikan dorongan kepada produsen agar memproduksi mobil yang ramah lingkungan. Intensif ini diperlukan agar mereka berlomba-lomba menciptakan kendaraan listrik”, kata Agus dalam Bisnis,com. 

Baca juga:



Ia pun menegaskan supaya pemerintah memberikan ruang yang luas kepada para produsen kendaraan listrik, baik kendaraan listrik tersebut sepenuhnya berbahan bakar setrum. Namun imbuhnya, Indonesia memprioritaskan kendaraan listrik (EV) dengan pertimbangan potensi penghiliran dari sumber daya dalam seperti nikel dan kobalt. 

Agar tidak seperti dulu lagi, Indonesia hanya bisa mengekspor bahan mentah dalam industri kendaraan listrik. Sudah saatnya kita mampu untuk memproduksi dalam negeri dengan memanfaatkan sumber daya yang melimpah ini.   

#zonaebt #sebarterbarukan #kendaraanlistrik #listrik 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 Comment