Industri Andalkan Co-firing Biomassa Menuju Transisi Energi

  • Potensi cadangan batu bara sebesar itu akan cukup untuk memenuhi kebutuhan paling tidak hingga 65 tahun ke depan.
  • Co-firing merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU.
  • Terdapat sekitar 5 persen batu bara diganti biomassa di PLTU PLN. Yakni, dari 52 kompleks PLTU yang tersedia di PLN, sekitar 35 unit pembangkit sudah dicoba co-firing

Perihal pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), Indonesia selalu menemukan cara-cara terbaiknya dalam mewujudkan netral karbon dikemudian hari. Pemerintah hingga saat ini sebagian besar masih mengandalkan batu bara sebagai sumber energi harus merelakan transisi energi kotor tersebut.

Pada 2030 nanti,  Pemerintah Indonesia berencana menghentikan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) secara bertahap yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan batu bara.

Meskipun demikian, sumber daya batu bara yang melimpah di tanah air sendiri mencapai 143,7 miliar ton dengan cadangan sebanyak 38,8 miliar ton. Rata-rata produksi pun mencapai 600 juta ton pertahun.

Baca juga:



Artinya, dengan adanya potensi cadangan batu bara yang besar itu akan cukup untuk memenuhi kebutuhan paling tidak hingga 65 tahun ke depan.

Lalu, apakah ada tindakan tepat untuk memanfaatkan batu bara itu dengan cara yang lebih ramah?

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa potensi biomassa berbasis limbah pertanian maupun tanaman punya potensi yang menjanjikan untuk menghasilkan energi.

“Indonesia terletak di negara tropis berbasis pertanian, sehingga potensi bioenergi baik itu berbasis limbah maupun tanaman biomassa ini juga mempunyai potensi yang sangat menjanjikan,” ujar Dadan Kusdiana, Rabu (14/7/2021).

Adapun rancangan Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM Sujatmiko yang akan dilakukan.

Pertama, pemanfaatan potensi batu bara sebagai sumber energi pun akan terus dilakukan dengan strategi energy mix atau pencampuran dengan energi lain.

“Dalam porsi energy mix selama tahun 2021-2030 nanti, batu bara masih menempati porsi 60 persen pada bauran energi nasional,” ujarnya dalam webinar DETalk Outlook 2022: Masa Depan Industri Batu Bara Menuju Transisi Energi, Selasa (14/12/2021).

Selanjutnya yang tak kalah penting, pemanfaatan batu bara selama beberapa tahun kedepan harus diimbangi dengan teknologi ramah lingkungan atau clean coal technology untuk mengurangi emisi kotor CO2 atau karbondioksida.

Beberapa mekanisme pun harus dilakukan dengan inovasi teknologi sebagai pengganti PLTU. Artinya, PLTU yang beroperasi saat ini akan diganti secara bertahap dengan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) Baseload, seperti melalui co-firing biomassa.

Co-firing dengan Biomassa 

Co-firing merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU.

“Kami harapkan 10-20 persen batu bara bisa diganti menjadi biomasa (hingga 2025). Dengan begitu, kita berharap 3-6 persen target bauran EBT bisa tercapai 5 tahun ke depan,” kata Edwin dalam DETalk Outlook 2022: Masa Depan industri Batu Bara Menuju Transisi Energi, Selasa (14/12/2021).

Baca juga:



Hingga akhir tahun 2021 ini, hanya terdapat sekitar 5 persen batu bara diganti biomassa di PLTU PLN. Yakni, dari 52 kompleks PLTU yang tersedia di PLN, sekitar 35 unit pembangkit sudah dicoba co-firing dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar lokasi proyek PLTU.

Di sisi lain, PLN akan berinovasi untuk menggunakan teknologi carbon capture, utilization, and storage (CCUS) alias penangkapan dan pemanfaatan karbon untuk PLTU. Tujuannya untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) atau gas rumah kaca.“Emisi yang ada di PLN 330 juta ton, 300-nya dari batu bara dan 30-an dari gas. Untuk menyelesaikannya adalah dengan teknologi CCS/CCUS. Kalau pakai CCS/CCUS harga bisa kembali ke awal,” ungkap Edwin.

zonaebt.com

Renewable Content Provider

#zonaebt #sebarterbarukan #cofiring #biomassa

Referensi:

https://money.kompas.com/read/2021/12/15/123000726/pltu-batu-bara-disetop-co-firing-biomassa-dan-teknologi-ccs-jadi-pilihan?page=all

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 Comment