Zona EBT Sukses Gelar ZE Talk: Menjelajahi Sistem Registri Nasional untuk Proyek Karbon Indonesia

ZE Talk: Sistem Registri Nasional(SRN): Alur, Manfaat, dan Tantangan dalam Implementasi Proyek Karbon zonaebt.com
ZE Talk: Sistem Registri Nasional(SRN): Alur, Manfaat, dan Tantangan dalam Implementasi Proyek Karbon

Jakarta, 23 September 2025 – Zona EBT dengan bangga mengumumkan keberhasilan penyelenggaraan ZE Talk bertajuk “Sistem Registri Nasional (SRN): Alur, Manfaat, dan Tantangan dalam Implementasi Proyek Karbon.” Acara yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Senin malam, 22 September 2025, pukul 19.00 WIB ini, telah menarik perhatian luas dari berbagai kalangan yang antusias untuk memahami lebih dalam peran krusial SRN dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon di Indonesia.

ZE Talk spesial ini menghadirkan narasumber terkemuka, Ibu Rully Dhora Carolyn, S.Hut., M.Si., Koordinator Pokja SRN, Direktorat Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring Pelaporan dan Verifikasi (IGRK MPV) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Dipandu oleh fasilitator, diskusi berlangsung interaktif dan informatif, memberikan pemahaman komprehensif mengenai Sistem Registri Nasional sebagai tulang punggung implementasi nilai ekonomi karbon di Tanah Air.

Dalam pemaparannya, Ibu Rully Dhora Carolyn menegaskan bahwa SRN, yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2016, merupakan mandat dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 sebagai bentuk ratifikasi Paris Agreement. “SRN adalah sistem MRV (Measurable, Reportable, Verifiable) kita,” jelas Ibu Rully, menekankan pentingnya transparansi dalam pelaporan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Indonesia. Beliau juga menjelaskan bahwa implementasi nilai ekonomi karbon baru dapat dilakukan ketika Indonesia mencapai surplus emisi dari target yang ditetapkan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden 98.

Diskusi mendalam menyoroti berbagai aspek SRN, termasuk alur pendaftaran proyek karbon, manfaat yang dapat diperoleh oleh berbagai pihak—mulai dari pelaku usaha, masyarakat, pemerintah subnasional, hingga kementerian dan lembaga—serta tantangan-tantangan dalam implementasinya. Ibu Rully menjelaskan bahwa SRN bukan hanya sekadar platform pencatatan, tetapi juga berfungsi sebagai etalase atau pasar primer bagi para proponent yang memiliki Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPEGRK) untuk bertransaksi langsung dengan pembeli.

Salah satu poin penting yang diangkat adalah konektivitas SRN dengan sistem registri UNFCCC untuk memantau komitmen negara-negara anggota dalam mencegah kenaikan suhu bumi sebesar 1,5 derajat Celcius. Ini menegaskan ambisi Indonesia yang lebih tinggi dalam mengatasi perubahan iklim. Selain itu, Ibu Rully juga memaparkan dua mekanisme utama dalam SRN, yaitu MRV dan Nilai Ekonomi Karbon, yang dibedakan berdasarkan proses validasi dan verifikasi. Mekanisme nilai ekonomi karbon divalidasi oleh lembaga independen, sementara skema apresiasi divalidasi oleh tim MRV yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup.

Tantangan dalam proses penerbitan SPEGRK juga menjadi fokus pembahasan. Ibu Rully mengakui bahwa masih banyak pelaku usaha yang ragu-ragu dan menunggu kepastian, serta adanya kendala dalam penggunaan metodologi. Namun, Kementerian Lingkungan Hidup terus berupaya melalui berbagai strategi, termasuk pendekatan dengan asosiasi industri dan menjalin Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan skema internasional seperti GCM Jepang, Gold Standard, dan Plan Vivo, untuk meningkatkan kepercayaan publik dan memperluas opsi metodologi yang dapat digunakan.

Sesi tanya jawab yang interaktif juga mengungkap antusiasme peserta terhadap isu karbon. Pertanyaan-pertanyaan seputar dual listing di pasar karbon internasional dan domestik, persiapan proyek karbon untuk mendapatkan nilai ekonomi, akses SRN bagi individu, kolaborasi dengan skema internasional seperti Corsia dan Verra, perbedaan antara perdagangan karbon sukarela dan wajib, hingga penerapan SRN di sektor pendidikan, dijawab dengan lugas oleh Ibu Rully Dhora Carolyn. Beliau juga mengundang pihak-pihak yang ingin berdiskusi lebih lanjut untuk memanfaatkan “Rumah Kolaborasi dan Koordinasi Iklim dan Karbon (RKK)” yang disediakan oleh KLH.

ZE Talk ini diselenggarakan oleh Zona EBT, sebuah platform yang berkomitmen untuk mendukung transisi energi melalui informasi dan edukasi. Zona EBT juga menyediakan sertifikat karbon untuk mengimbangi jejak karbon dan mendukung proyek pengurangan emisi gas rumah kaca.

“Kami berharap ZE Talk ini dapat menjadi pondasi penting dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon di Indonesia, serta mendorong partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mitigasi perubahan iklim,” Ujar I Kadek Alamsta Suarjuniarta, CEO ZONAEBT,

Rekaman lengkap ZE Talk ini dapat diakses melalui kanal YouTube Zona EBT: https://youtu.be/JV0Y8AsVUE.

Tentang ZonaEBT 

Berdiri sejak April 2021, ZonaEBT adalah platform informasi dan edukasi energi terbarukan di Indonesia. Dengan visi untuk memberdayakan setiap individu dan organisasi menuju transisi energi yang adil dan berkelanjutan, ZonaEBT aktif mendukung upaya dekarbonisasi di tanah air.