- Fast Fashion merupakan suatu fenomena yang sedang terjadi dalam dunia fashion.
- Penggunaan fast fashion dapat memicu perilaku konsumtif.
- Dari proses produksi hingga limbah Fast fashion berdampak buruk terhadap lingkungan.
Masalah lingkungan yang semakin kompleks belakangan ini mengharuskan kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Hal ini karena kita sebagai manusia masih bergantung dengan lingkungan. Oleh sebabnya Sobat EBT Heroes, kita harus lebih peka terhadap apa hal-hal yang dapat merusak alam.
Fast Fashion, merupakan salah satu hal yang dapat merusak lingkungan yang paling dekat dengan kita. Tanpa kita sadari pengaruh fast fashion ini sangat berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan sekitar.
Sejarah Fast Fashion
Banyak dari sobat EBT Heroes mungkin sudah sering mendengar istilah fast fashion, sebelum membahas lebih jauh mengenai fast fashion, sebaiknya kita tahu terlebih dahulu bagaimana sejarahnya. Singkatnya, sekitar tahun 1960-an, fashion merupakan suatu hal yang mewah yang hanya bisa dipakai oleh orang-orang kelas atas karena harganya yang sangat mahal. Hal ini karena minimnya pengetahuan tentang mesin jahit sehingga mereka memproduksi secara manual dan menghasilkan kualitas yang terbaik.
Kemudian sekitar tahun 1980-an, mulai maraknya penggunaan mesin jahit, kemudian muncul lah istilah fast fashion. Hal ini yang kemudian membuat produsen hanya berfokus pada kuantitas agar dapat menjual sebanyak-banyaknya hingga meraup keuntungan. Sehingga saat itu fashion tidak hanya diperuntukan untuk kelas atas namun seluruh kalangan bisa menggunakannya.
Fast Fashion Menjadi Tren Pakaian
Belakangan ini konsep fast fashion banyak sekali digunakan oleh produsen-produsen pakaian. Karena dengan adanya fast fashion ini membuat laju bisnis sangat cepat, dengan kata lain fast fashion mengusung harga produksi yang murah, namun secara kualitas tidak lebih baik dari produk buatan tangan. Produsen sering kali memanfaatkan momen, dengan membuat pakaian menjiplak gaya yang sering ditampilkan pada acara peragaan busana atau yang sering digunakan oleh selebriti.
Strategi yang digunakan oleh pembisnis adalah sering menghadirkan tren baru dengan jumlah yang terbatas, sehingga konsumen akan merasa FOMO dan cepat-cepatan membeli barang tersebut. Dengan begitu penjualan fast fashion memiliki siklus yang sangat cepat.
Fenomena fast fashion sekarang ini sangat jelas terlihat di sekitar kita, tren fashion yang terus berganti dalam rentang waktu yang singkat, dan tren yang sangat cepat menyebar lewat sosial media. Harga yang sangat murah, sehingga semua kalangan masyarakat bisa membeli. Juga akses untuk berbelanja lebih mudah sekarang ini, karena banyaknya e-commerce.
Disebutkan oleh World Clean Up Day bahwa Tingkat konsumsi fashion saat ini naik hingga 400% dari dua puluh tahun lalu. Tidak hanya itu, studi dari Parliament UK menunjukkan bahwa Tingkat konsumsi pakaian akan meningkat 63% pada 2030, dan peningkatan produksi diprediksi akan meningkat 3 kali lipat pada 2050.
Baca Juga:
- Gili Trawangan: Pulau Wisata Ramah Lingkungan
- Program Sociolla & Sukin ‘Waste Down Kindness Up’ Wujud Peduli Lingkungan?
Dampak Fast Fashion pada Lingkungan
Fast fashion tidak hanya menghasilkan perilaku konsumtif bagi masyarakat, namun dampaknya juga terhadap lingkungan dari limbah dan polutan yang dihasilkan. Hal ini karena industri fast fashion sering kali mengabaikan dampak buruk terhadap lingkungan.
Limbah Sampah & Air
Industri fashion adalah industry terbesar kedua di dunia yang menggunakan air. Dibutuhkan sekitar 2.649 liter air untuk memproduksi satu kemeja katun dan 7.570 liter air untuk memproduksi celana jeans. Ditambah lagi penggunaan warna-warna cerah, motif, dan tekstur kain yang menjadi daya tarik industry fast fashion yang diperoleh dari bahan kimia beracun juga bisa berdampak pada pencemaran air.
Disebutkan oleh Orsola de Castro, pendiri Fashion Revolution, menyampaikan bahwa jumlah besar dari produksi busana yang dihasilkan oleh bisnis fast fashion menjadikan bisnis tersebut sebagai penyumbang limbah terbesar. Hal ini karena sisa air dari proses pewarnaan sering kali dibuang ke selokan, sungai, atau saluran air lainnya.
Buruknya lagi, dikarenakan bahan katun yang digunakan juga biasanya dicampur dengan air dan pestisida dalam jumlah yang sangat banyak, kemudian tersebut dapat meningkatkan resiko kekeringan, menciptakan tekanan besar pada sumber air, menurunkan kualitas tanah, serta berbagai masalah lingkungan lainnya.
Bahan-bahan yang digunakan dalam industry fast fashion selain katunadalah serat sintetis seperti polyester, yang mana bahan ini lebih murah disbanding bahan yang lainnya. Namun, sayangnya bahan polyester merupakan jenis plastik yang berasal dari bahan bakar fosil, yang mana tidak dapat terurai secara hayati dan melepaskan mikroplastik yang dapat merusak ekosistem dan meningkatkan jumlah sampah plastik.
Baca Juga:
- PLTS Terapung Cirata, Manfaatkan Waduk untuk Membangun Energi Ramah Lingkungan
- Coldplay: Konser Ramah Lingkungan Hingga Sumbang Kapal Pembersih Sampah ke Indonesia
Emisi Karbon
Cepatnya produksi fast fashion, maka semakin besar dan cepat pula polutan yang dihasilkan. Disebutkan beberapa brand fast fashion mampu merancang, memproduksi, dan mengirim produk baru dalam dua pekan hingga delapan pekan. Hal ini tentunya akan berkontribusi terhadap polutan global.
Jumlah peminat fast fashion yang tinggi ini juga berkontribusi pada penumpukan limbah tekstil. Diperkirakan limbah tekstil mencapai 92 juta ton setiap tahunnya. Dan limbah tekstil ini biasanya dibuang begitu saja atau dibakar, dan yang didaur ulang kurang dari 1 persen.
Dilansir dari Business Insider, produksi fashion menyumbang hinggal 10 persen dari total emisi karbon global. Bahkan diprediksi oleh Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB, emisi dari manufaktur tekstil akan melonjak hingga 60 persen pada 2030.
Wah, ternyata fast fashion tidak hanya merugikan kita karena memunculkan perilaku konsumtif, tetapi juga menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan, loh Sobat EBT Heroes. Untuk itu sebagai wujud peduli kita terhadap lingkungan, Sobat EBT Heroes bisa lebih bijak dalam memilih dan menggunakan fashion, dengan memilih timeless fashion atau tidak termakan zaman dan tentunya dengan kualitas yang lebih bagus agar bisa digunakan lebih lama.
#zonaebt #serbaterbarukan #ebtheroes
Editor: Nur Wasilatus Sholeha
Referensi:
[1] Fast Fashion: Pengertian, Dampak, dan Tips Menghindarinya
[2] Mengenal Fast Fashion dan Dampak yang Ditimbulkan
[3] Fast Fashion: Tren Pakaian yang Berdampak Buruk untuk Lingkungan
[4] MENGENAL ISTILAH FAST FASHION, DAMPAK, DAN CIRI-CIRINYA
[5] Fast Fashion: Tren Mode yang Menjadi Bumerang terhadap Lingkungan
1 Comment