Kisah Alfira Oktaviani, Pendiri Semilir Ecoprint yang Go International dengan Produk Fesyen Lokal Ramah Lingkungan dan Bekelanjutan

Alfira Oktaviani, Pendiri Semilir Ecoprint. Sumber: instagram.com
  • Alfira Oktaviani, pemilik merek fesyen berbasis lingkungan, Semilir Ecoprint.
  • Semilir Ecoprint berfokus pada kebudayaan Indonesia dan mengusung konsep “Sustainable Fashion”
  • Alfira berhasil memenangkan penghargaan bergengsi SATU Indonesia Awards ke-13 tahun 2022 Bidang Kewirausahaan dari PT. Astra Internasional Tbk.

Produk industri pakaian yang ditujukan untuk jangka waktu pemakaian yang singkat dan diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif cepat dapat didefinisikan sebagai fenomena fast fashion. Untuk mengurangi biaya produksi, digunakan bahan berkualitas rendah, yang pada gilirannya dapat merusak lingkungan. Fakta bahwa banyak produk fast fashion yang dibuang menjadi limbah menunjukkan betapa menyedihkannya hal ini. Menurut data yang dia kumpulkan, Annika Rachmat, co-founder dari Our Reworked World, sebanyak 33 juta ton tekstil diproduksi di Indonesia, satu juta ton di antaranya menjadi limbah tekstil. Perlu adanya sinergi positif antara pemerintah, masyarakat, serta pelaku industri tekstil untuk mengurangi jumlah limbah fesyen ini.

Inilah kisah inspiratif wanita asal Yogyakarta yang berdarah Bengkulu yang menciptakan produk fesyen lokal yang ramah lingkungan dan bekelanjutan hingga ke manca negara.

Kisah Inpiratif Alfira Oktaviani Mendirikan Semilir Ecoprint

Alfira Oktaviani, seorang ibu rumah tangga sekaligus wirausaha (mompreneur) berdarah Bengkulu yang memiliki gelar sarjana apoteker dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, adalah pemilik merek fesyen berbasis lingkungan yang ia namakan Semilir Ecoprint. Dengan menggunakan teknik ecoprint, Semilir Ecoprint bertujuan untuk mempromosikan budaya fesyen berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia.

Kecintaanya pada fesyen dan seni, membuat ia belajar tentang teknik pewarnaan alam (ecoprint) yang baru muncul di Indonesia pada tahun 2016. Ketertarikannya pada kedua bidang tersebut membuat ia mendirikan Semilir Ecoprint. Alfira memulai bisnisnya dengan tekad dan keterampilannya dan hanya bermodalkan Rp 500 ribu.

Dari learning by doing hingga akhirnya menjadi alat untuk berkomunikasi, berekspresi, menghasilkan karya, serta berkontribusi pada lingkungan. Itulah kisah Alfira Oktaviani, pendiri Semilir Ecoprint dari Sleman, Yogyakarta. Semilir Ecoprint awalnya hanya memproduksi tas wanita, tetapi seiring dengan meningkatnya permintaan pasar, mereka juga membuat kain ecoprint, pakaian, dan desain rumah bertema ecoprint. Target pasarnya adalah wanita usia di atas 25 tahun dari kelas ekonomi A yang memiliki gaya hidup green natural dan menyukai barang handmade dan lokal.

Keunggulan dari produk Semilir yaitu, mereka menggabungkan warisan budaya Indonesia ke dalam setiap produk. Salah satunya adalah penciptaan produk ecoprint yang digunakan pada kulit kayu lantung. (Program yang mengangkat lantung Bengkulu dengan keindahan ecoprint). Hasil ecoprint Semilir memiliki motif tegas dan warna pastel yang alami.

Baca juga


Prakarsai ANDESPIN Deep West Sumatra, David Hidayat Jaga dan Perbaiki Laut Pesisir Selatan, Sumatra Barat

Tingkatkan Keberlanjutan Lingkungan dengan Kisah Sukses Siti Salamah: Pionir Teknologi Waste Solution Hub Satu (WasteHub) dalam Pengelolaan Sampah Terintegrasi


Mengusung Konsep “Sustainable Fashion”

Salah satu produk Similir Ecoprint. Sumber: instagram.com

Bisnis kerajinan ramah lingkungan Semilir Ecoprint didirikan pada tahun 2018 di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan berfokus pada kebudayaan Indonesia dan mengusung konsep “Sustainable Fashion”. Lokasi bisnis di Yogyakarta dianggap strategis karena wilayah ini memiliki nuansa budaya yang kuat, menarik wisatawan untuk menggali cerita di balik produk Semilir. Aksesoris, tas, dompet, selendang, dan kebaya, produk-produk tersebut mengusung konsep “Sustainable Fashion” karena dibuat menggunakan bahan alami yang mudah menyerap pewarnaan alam, seperti katun, sutra, linen, dan bahan lain karena teknik ecoprint langsung mentransfer bentuk dan warna daun asli ke kain selama proses pembuatan.

“Sustainable Fashion” sendiri adalah upaya untuk mengubah sistem produksi industri fesyen menuju nilai ekologis dan keadilan sosial yang lebih besar. Konsep ini mendorong industri fesyen untuk memberikan dampak yang lebih baik terhadap kesejahteraan lingkungan. Industri fesyen harus mempertimbangkan produk yang ramah lingkungan dalam segala hal, mulai dari bahan baku dan proses produksi, serta ramah lingkungan bagi masyarakat dan semua perusahaan yang terlibat. Hal ini didorong oleh tingginya limbah tahunan yang dihasilkan industri fesyen. Ini adalah limbah yang berasal dari proses produksi, pakaian bekas, dan limbah lainnya yang merusak lingkungan.

Baca juga


KREDIBALI: Mengedukasi untuk Melindungi Bumi Sejak Dini

Gerakan Pencerdas Anak Petani: Membangun Kesadaran Lingkungan dan Pendidikan di Pedesaan


Menjadi Salah Satu Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards

Alfira Oktaviani menjadi salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards ke-13. Sumber: instagram.com

Dengan menjadi pendiri program “Pelestari Kain Lantung Bengkulu”, Alfira yang memiliki kecintaan fesyen dan seni. Ia memutuskan untuk berwirausaha dan belajar tentang ecoprint, yang masuk ke Indonesia pada 2016. Sejak 2018, ia mendirikan Semilir Ecoprint, yang memperkenalkan fesyen ramah lingkungan yang menggunakan media kain secara langsung dan mengadaptasi bentuk dan warna daun asli.

Alfira menunjukkan produknya sebagai cara lain untuk melestarikan alam dan budaya. Alfira membuat aksesori dan kerajinan seperti tas, dompet, dan selendang bersama sekelompok ibu-ibu yang membantunya. Produk yang dibuat dari kulit kayu lantung khas Bengkulu adalah salah satu andalannya. Alfira ingin menunjukkan pesona kulit lantung.

Dengan kiprahnya yang luar biasa dalam kewirausahaan, Alfira berhasil memenangkan penghargaan bergengsi SATU Indonesia Awards ke-13 tahun 2022 Bidang Kewirausahaan dari PT. Astra Internasional Tbk. Alfira mendapatkan dukungan baru dari hubungannya dengan pemenang dan PT. Astra Internasional Tbk. untuk mencapai tujuannya melalui penghargaan ini. Selain itu, Alfira menyarankan generasi muda untuk lebih mengeksplorasi potensi budaya lokal untuk mengembangkan bisnis.

Alfira telah melakukan banyak hal untuk mengembangkan bisnis Semilir Ecoprint. Sampai saat ini, Semilir Ecoprint, yang terbuat dari kain lantung dan dikerjakan oleh ibu-ibu lokal sebagai tenaga pengrajin, telah mengikuti berbagai pameran dan workshop. Alfira berharap Semilir Ecoprint dapat membuat kain lantung khas Bengkulu sebagai warisan budaya lebih dikenal di masyarakat Indonesia.

#zonaebt #serbaterbarukan #ebtheroes

Referensi:

[1] Mengenal Alfira Oktaviani, Pelestari Kain Lantung Bengkulu

[2] Alfira Oktaviani, Pemberdaya Fashion Lokal dengan Ecoprint yang Ramah Lingkungan

[3] Mengenal Alfira Oktaviani, Founder Semilir Ecoprint Yogyakarta

[4] Alfira Oktaviani Ciptakan Semilir Ecoprint, Brand Fashion Ramah Lingkungan Modal Rp500 Ribu

[5] “Sustainable Fashion” yang Ramah Lingkungan

[6] Fast Fashion Waste, Limbah yang Terlupakan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 Comment