
- Indonesia mampu memanfaatkan panas bumi sebagai sumber energi potensial demi menyokong kebutuhan energi nasional sekaligus menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
- Dengan total kapasitas terpasang lebih dari 2.300 MW Indonesia berada di peringkat kedua dunia setelah Amerika Serikat dalam hal pemanfaatan energi panas bumi.
- Keberhasilan ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin global dalam pemanfaatan energi terbarukan.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia. Sebagai negara yang terletak di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), Indonesia memiliki sumber daya panas bumi yang melimpah. Potensi sumber daya panas bumi di Indonesia menyentuh 23,7 Gigawatt (GW). Dengan tenaga yang sangat potensial, Indonesia telah mengembangkan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) secara signifikan, menjadikannya salah satu pemimpin global dalam pemanfaatan energi bersih ini. Supaya Sobat EBT Heroes lebih paham, artikel ini akan menyajikan lima kota di Indonesia dengan kapasitas pembangkit listrik panas bumi terbesar yang berkontribusi besar terhadap penyediaan energi terbarukan.
1. Pangalengan, Jawa Barat

Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menjadi lokasi salah satu PLTP terbesar di Indonesia, yaitu PLTP Wayang Windu. Pembangkit ini memiliki kapasitas total sebesar 227 MW yang dikelola oleh Star Energy Geothermal Wayang Windu Limited. PLTP Wayang Windu terdiri dari dua unit: Unit 1 dengan kapasitas 110 MW dan Unit 2 dengan kapasitas 117 MW.
Wayang Windu berperan penting dalam menyuplai listrik untuk sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (JAMALI). Selain itu, pembangkit ini juga menjadi contoh sukses pengelolaan energi panas bumi yang ramah lingkungan dan efisien. Dengan teknologi modern yang digunakan, Wayang Windu mampu memanfaatkan sumber daya panas bumi secara optimal tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem.
Baca Juga
- Tenaga Terbarukan, Solusi Revolusioner untuk Menopang Masa Depan
- Transisi Energi Bersih Melalui PLT Berbasis Terbarukan
2. Pamijahan, Jawa Barat
Pamijahan di Kabupaten Bogor adalah rumah bagi PLTP Salak, salah satu pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di Indonesia dengan kapasitas total 377 MW. Dikelola oleh PT Star Energy Geothermal Salak Ltd. PLTP ini memainkan peran penting dalam penyediaan energi bersih untuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.
PLTP Salak terdiri dari beberapa unit pembangkit yang menerapkan teknologi single-flash. Selain menghasilkan listrik, PLTP Salak juga menyokong upaya pelestarian lingkungan melalui pengelolaan emisi karbon yang rendah. Keberadaan PLTP ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan di kawasan tersebut.
3. Pahae Jae, Sumatera Utara
Di Sumatera Utara, tepatnya di Pahae Jae, Tapanuli Utara, terdapat PLTP Sarulla, yang merupakan salah satu proyek panas bumi terbesar di dunia. PLTP Sarulla dikelola oleh Sarulla Operations Ltd dengan kapasitas total sebesar 330 MW. PLTP Sarulla terdiri dari tiga unit pembangkit yang menggunakan teknologi binary cycle, yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya panas bumi pada suhu rendah hingga sedang. Teknologi ini membuat Sarulla menjadi salah satu pembangkit paling efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, PLTP Sarulla berkontribusi besar terhadap kebutuhan listrik di Sumatera Utara dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
4. Pasirwangi, Garut, Jawa Barat
Garut juga menjadi salah satu daerah penting dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia melalui PLTP Kamojang, yang terletak di Kecamatan Pasirwangi. Berkapasitas total sebesar 235 MW, PLTP Kamojang menjadi salah satu pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama yang dibangun di Indonesia dan Asia Tenggara.
Dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PLTP Kamojang menggunakan kombinasi teknologi single-flash dan dry steam. Teknologi yang memungkinkan efisiensi tinggi dalam konversi uap panas bumi menjadi energi listrik. Selain itu, Kamojang juga dikenal sebagai pusat penelitian dan pengembangan energi panas bumi di Indonesia, menjadikannya simbol keberhasilan negara dalam memanfaatkan potensi energi terbarukan.
5. Tomohon, Sulawesi Utara
Di Sulawesi Utara, tepatnya di Kota Tomohon, terdapat PLTP Lahendong, yang memiliki kapasitas sebesar 120,5 MW. Dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PLTP Lahendong menjadi tulang punggung penyediaan listrik untuk segenap wilayah Sulawesi Utara.
PLTP Lahendong menggunakan kombinasi teknologi single-flash dan binary cycle, sehingga mampu memanfaatkan sumber daya panas bumi secara efisien. Selain itu, pembangkit ini juga mendukung pengurangan emisi karbon secara signifikan di wilayah tersebut. Dengan sumbangsihnya terhadap penyediaan energi bersih dan stabilitas jaringan listrik lokal, Lahendong menjadi salah satu aset penting dalam pengembangan energi terbarukan di kawasan timur Indonesia.
Kontribusi Panas Bumi terhadap Energi Nasional

Kelima kota ini menunjukkan bagaimana Indonesia mampu memanfaatkan panas bumi sebagai sumber energi potensial demi menyokong kebutuhan energi nasional sekaligus menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan total kapasitas terpasang lebih dari 2.300 MW pada tahun 2025 (dan akan terus bertambah), Indonesia kini berada di peringkat kedua dunia setelah Amerika Serikat dalam hal pemanfaatan energi panas bumi.
Selain memberikan manfaat ekonomi berupa pasokan listrik yang stabil dan berkelanjutan, pengembangan PLTP juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) serta SDG 13 (Aksi Iklim). Pemerintah Indonesia menargetkan peningkatan kapasitas hingga 9,3 GW pada tahun 2030 sebagai bagian dari komitmen transisi energi menuju netral karbon pada tahun 2060.
Keberhasilan ini menampilkan keperkasaan Indonesia, juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin global dalam pemanfaatan energi terbarukan. Melalui genjotan investasi dan inovasi dalam sektor panas bumi, Indonesia dapat memperkuat ketahanan energinya sekaligus berkontribusi pada upaya global melawan perubahan iklim.
#ZonaEBT #SebarTerbarukan #EBTHeroes
Editor: Tri Indah Lestari
Referensi