
- Ekosistem Laut: Penyimpanan Karbon Terbesar.
- Pentingnya Pelestarian Mangrove dan Padang Lamun.
- Peran Blue Carbon dalam Mengatasi Krisis Iklim.
Ekosistem laut merupakan salah satu ekosistem yang paling penting di Bumi. Ekosistem ini memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, baik di darat maupun di laut. Salah satu peran penting ekosistem laut adalah sebagai penyimpan karbon.
Karbon merupakan unsur penting dalam kehidupan di Bumi. Karbon dibutuhkan oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Karbon juga dibutuhkan oleh hewan dan manusia untuk respirasi. Namun, karbon pun merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat menyebabkan perubahan iklim.
Ekosistem laut memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat besar. Ekosistem laut yang berperan penting dalam penyimpanan karbon ini dikenal dengan istilah “blue carbon”.
Baca Juga
- Menilik Rencana PT Pertamina Geothermal Energy dalam Konferensi COP28 Dubai
- Regulasi Energi Terbarukan untuk Indonesia yang Lebih Baik
Mangrove dan padang lamun merupakan dua ekosistem laut yang memiliki peran penting dalam penyimpanan karbon. Mangrove adalah hutan bakau yang tumbuh di daerah pantai yang berlumpur. Padang lamun adalah tumbuhan laut yang tumbuh di perairan dangkal.
Mangrove dan padang lamun memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat besar. Mangrove dapat menyerap dan menyimpan karbon hingga 100 ton per hektar per tahun. Sedangkan padang lamun dapat menyerap dan menyimpan karbon hingga 200 ton per hektar per tahun.
Pelestarian mangrove dan padang lamun sangat penting untuk menjaga ekosistem laut dan juga untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Pelestarian mangrove dan padang lamun dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
- melakukan penanaman mangrove dan padang lamun di daerah pesisir
- melakukan rehabilitasi mangrove dan padang lamun yang telah rusak
- memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mangrove dan padang lamun.
Peran Blue Carbon dalam Mengatasi Krisis Iklim

Krisis iklim merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling serius saat ini. Krisis iklim disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Salah satu gas rumah kaca yang meningkat adalah karbon dioksida. Peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer menyebabkan terjadinya perubahan iklim, seperti kenaikan suhu global, perubahan pola curah hujan, dan kenaikan permukaan laut.
Baca Juga
- Menggali Lebih Dalam Perubahan Iklim dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Laut
- Pembangkit Listrik Energi Panas Bumi: Apa saja Jenis-Jenisnya?
Blue carbon dapat berperan penting dalam mengatasi krisis iklim. Blue carbon dapat menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu, pelestarian mangrove dan padang lamun dapat membantu mengurangi konsentrasi karbon dioksida di atmosfer dan juga dapat membantu mengatasi krisis iklim.
Berikut adalah beberapa peran blue carbon dalam mengatasi krisis iklim.
- Mengurangi konsentrasi karbon dioksida di atmosfer
- Membantu menjaga keseimbangan ekosistem laut
- Melindungi pantai dari erosi
- Menjadi habitat bagi berbagai makhluk hidup
Pelestarian mangrove dan padang lamun merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis iklim. Pelestarian mangrove dan padang lamun dapat dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga swasta.
Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan mangrove dan padang lamun.
- Menanamkan mangrove dan padang lamun di daerah pesisir
- Melakukan rehabilitasi mangrove dan padang lamun yang telah rusak
- Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mangrove dan padang lamun
- Mengembangkan kebijakan yang mendukung pelestarian mangrove dan padang lamun
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan mangrove dan padang lamun dapat terus lestari dan dapat berperan penting dalam mengatasi krisis iklim.
Mangrove, Sang Pahlawan Berakar Lumat

Bayangkan hamparan hijau lebat menyelimuti garis pantai, akar kokoh mencengkeram lumpur bak prajurit yang tak kenal lelah. Itulah mangrove, sang pendekar blue carbon. Akarnya tak hanya menahan hempasan ombak, namun juga menjadi sarang bagi ikan dan invertebrata, sekaligus menjaring karbon dioksida dari atmosfer. Setiap hektar mangrove dapat menyimpan hingga 100 ton karbon per tahun, jauh melebihi kemampuan hutan daratan!
Tak hanya di daratan, lautan pun punya pahlawannya sendiri: padang lamun. Hamparan tumbuhan berdaun panjang ini bak permadani hijau yang terbentang di dasar laut dangkal. Lamun tak hanya menjadi “rumah makan” bagi dugong dan penyu laut, namun juga juara dalam menyerap karbon. Dalam setahun, satu hektar padang lamun bisa menyimpan hingga 200 ton karbon, dua kali lipat dibanding mangrove!
Namun, kisah heroik blue carbon dibayangi ancaman nyata. Penggundulan mangrove untuk tambak udang, reklamasi pantai yang tak henti, hingga polusi yang mencemari lautan, perlahan merenggut nyawa para penjaga iklim ini. Akibatnya, karbon yang seharusnya tersimpan justru dilepaskan kembali ke atmosfer, mempercepat laju perubahan iklim.
Oleh karena itu, melestarikan blue carbon bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kewajiban. Menanam mangrove dan lamun, menghentikan perambahan, dan mengurangi polusi laut adalah langkah awal untuk menjaga para pahlawan ini tetap kuat. Dengan menjaga blue carbon, kita tak hanya menyelamatkan laut, tapi juga merangkul harapan hijau: harapan iklim yang stabil dan masa depan yang lebih lestari bagi Bumi dan generasi mendatang.
Mari wujudkan kisah blue carbon menjadi nyata, bukan sekadar cerita. Laut memanggil, dan para penjaga iklim menantikan uluran tangan kita.
Editor: Ni Luh Nyoman Vitari Amritaning Ati
Referensi:
Pengertian Blue Carbon, Manfaat, dan Elemen Ekosistem Karbon Biru
Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun Solusi Atasi Perubahan Iklim