PLN melalui PLTU Paiton Sukses Terapkan 6% Cofiring

  • Dalam mendukung pengembangan EBT di Indonesia, PLN menerapkan sistem cofiring biomasa pada PLTU batubara mereka
  • PLTU yang baru baru ini melakukan test run cofiring adalah PLTU Paiton 1 dan 2 dengan prosentase campuran biomasa sebesar 6% (meningkat 1% dibandingkan test run sebelumnya)
  • Kedepannya, PLN berniat untuk meningkatkan prosentase campuran biomasa pada PLTU, hingga dapat sepenuhnya menggantikan batubara.

Salah satu pokok bahasan yang ada pada KTT (Konfrensi Tingkat Tinggi) G20 di Bali nanti, menitikberatkan pada pemanfaatan energi terbarukan untuk memerangi krisis iklim. Telah menjadi konsensus bahwa krisis iklim disebabkan oleh naiknya emisi karbon, yang sebagian besar diemisikan oleh pembangkit listrik.

Berkaitan dengan pengembangan sistem ketenagalistrikan di Indonesia, berdasarkan UU No 30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan, PT. PLN Persero, memegang tanggung jawab untuk mengembangkan sistem ketenagalistrikan.

Dalam upayanya mengembangkan energi terbarukan di Indonesia, baru baru ini, PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) sukses menerapkan cofiring dengan prosentase sebesar 6% pada salah satu unit pembangkit listrik tenaga uapnya, yaitu (PLTU) Paiton unit 1 dan 2. Kesuksesan ini tentu akan menjadi salah satu showcase saat penyelenggaraan KTT G20, apalagi, setelah kita ketahui bahwa sebesar 400 MW listrik dari PLTU paiton, dikirim ke Provinsi Bali melalui kabel laut.

Gambar 1. Dirut PLN, Bapak Darmawan Prasodjo

Dirut PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa pemanfaatan cofiring dengan biomassa, paling tidak dapat menekan demand batubara, apalagi komplek PLTU paiton merupakan salah satu komplek PLTU terbesar di Indonesia yang tentunya memiliki demand sangat besar setiap harinya.

“Dengan persentase lebih tinggi dari yang sebelumnya lima persen menjadi enam persen, Alhamdulillah semua peralatan beroperasi normal dan SO2, NOx emisi dalam kondisi bagus di bawah batas nilai maksimum yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” ujar Darmawan.

Kabar baiknya, bapak Darmawan juga menjelaskan bahwa angka 6 persen ini bukanlah angka final, melainkan pijakan untuk meningkatkan bauran biomassa hingga dapat menggantikan bahan bakar batubara seutuhnya.

“Selanjutnya dalam waktu dekat akan dilanjutkan uji high co-firing rasio untuk PLTU Paiton unit 1 dan 2 hingga 30 persen biomassa. Biomassa juga termasuk carbon neutral, yang memiliki kadar sulfur yg lebih rendah, kadar abu yang kecil sehingga menurunkan emisi SOx dan lebih ramah lingkungan,” tambahnya.

Darmawan menjelaskan biomassa yang akan menggantikan batu bara memiliki kelebihan dalam pembakaran yang lebih optimal dibanding batu bara, selain itu kadar abu yang dari hasil pembakaran lebih ramah lingkungan dan tidak mempengaruhi biaya pokok penyediaan (BPP) listrik.

Baca Juga :



Selain di Paiton, Pak Dharmawan juga menyebutkan nama lain seperti PLTU Tembilahan yang akan melakukan pilot cofiring biomasa dengan cangkang sawit hingga hingga prosentase 100%.

“Dalam waktu 4 hari dengan hasil secara umum daya maksimum tercapai masih dalam batasan normal,” kata Darmawan.

Hingga Juni 2022, PT PJB telah menghasilkan 114,065.87 MWh energi hijau yang berasal dari co-firing. Tak hanya itu, PJB juga telah sukses mengurangi CO2 sebesar 176,111.76 metrik ton CO2 equivalent avoided. Khusus untuk PLTU Paiton 1-2 berhasil mengurangi CO2 sebesar 70,626.54 metrik ton CO2. Catatan ini, tentu menambah portofolio cofiring PLN persero, yang pada Februari lalu telah menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara pada 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan total output energi 96.061 Megawatt hour (MWh) di seluruh Indonesia.

Refrensi :

[1] PLN Terapkan Co-Firing pada PLTU Paiton

[2] PLTU Paiton Sukses Terapkan Co-Firing 6 Persen, PLN Siapkan Untuk Showcase KTT G20

[3] Tekan Emisi Lewat Co-Firing, PLN Hasilkan Listrik Hijau 96 Ribu MWh dari 28 PLTU

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *