Pernah dengar istilah Geothermal? Kata geothermal (panas bumi) mungkin sudah sering didengar di telinga publik yang mengenai energi terbarukan sebagai pembangkit tenaga listrik. Namun, potensi panas bumi dapat dimanfaatkan untuk beberapa sektor, seperti pertanian, industri bahkan sektor pariwisata.
Panas bumi merupakan sumber daya alam yang mempunyai peranan penting sebagai salah satu sumber energi alternatif yang renewable. Sumber daya alam ini dapat diperbarui dan pemanfaatannya relatif ramah lingkungan. Energi geothermal adalah energi panas yang terkandung dalam fluida air (bisa dalam uap, cair, atau campuran keduanya) yang berada pada kedalaman lebih dari 1 kilometer di bawah permukaan bumi. Energi panas ini memiliki suhu dan tekanan yang tinggi, bahkan ada yang memiliki suhu lebih dari 300 derajat Celsius. Ini menjadikan geothermal sebagai potensi penyedia energi yang massif untuk masyarakat.
Indonesia menjadi negara yang memiiliki potensi panas bumi kedua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Potensi panas bumi Indonesia mencapai 23,76 GW, sedangkan Amerika Serikat mencapai 30 GW. Pengembangan energi geothermal untuk pembangkit tenaga listrik dimulai pada 1978 dengan pengembangan Monoblok 250 kW di Lapangan Kamojang, Garut, Jawa Barat sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Indonesia. Hingga saat ini, Total kapasitas terpasang untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) saat ini sebesar 1.948 MW.
Menurut Rina Wahyuningsih dalam penelitiannya mengenai potensi dan wilayah kerja pertambangan panas bumi di Indonesia. Sampai tahun 2004 sebanyak 252 area panas bumi telah diidentifikasi melalui inventarisasi dan eksplorasi. Sebagian besar dari jumlah area tersebut terletak di lingkungan vulkanik, sisanya berada di lingkungan batuan sedimen dan metamorf. Sekitar 80% lokasi panas bumi di Indonesia berasosasi dengan sistem vulkanik aktif seperti Sumatra (81 lokasi), Jawa (71 lokasi), Bali dan Nusa Tenggara (27 lokasi), Maluku (15 lokasi), dan Sulawesi Utara (7 lokasi), sedangkan yang berada di lingkungan non vulkanik aktif yaitu di Sulawesi (43 lokasi), Bangka Belitung (3 lokasi), Kalimantan (3 lokasi), dan Papua (2 lokasi).
Berdasarkan survei yang dilakukan Dinas Energi Sumber Daya Mineral Jawa Barat, kandungan energi panas bumi Jabar sebanyak 40% panas bumi nasional. Dengan jumlah tersebut tentu membuat Jawa Barat menjadi wilayah yang memiliki Potensi energi panas bumi terbesar di Indonesia.
Selain untuk pembangkit listrik, beberapa aspek yang dapat dioptimalkan dengan pemanfaatan energi panas bumi adalah :
1. Industri
Pengurangan emisi karbon. Penggunaan energi geotermal mengeluarkan emisi rendah. Dengan pemanfaatan energi panas bumi yang massif tentu akan mengurangi emisi karbon di Indonesia sesuai dengan keinginan Presiden dengan melakukan berbagai Langkah untuk mengurangi emisi karbon. Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Pemerintah Jokowi akan menurunkan emisi karbon 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030.
2. Pertanian
Pengeringan produk pertanian. Banyaknya produk pertanian yang dihasilkan oleh para petani di sekitar daerah energi panas bumi memungkinkan untuk mengembangkan potensi energi panas bumi untuk mengolah produk pertanian terutama paska panen, baik itu berupa pengeringan atau yang lainnya sehingga dapat meningkatkan mutu dan daya simpan hasil tani.
Di kanada tepatnya di Yukon, energi panas bumi dapat dimanfaatkan dengan menggunakan rumah kaca yang dipanaskan dengan panas bumi. Dengan iklim dingin, rumah kaca panas bumi menunjukkan bahwa energi panas bumi menghadirkan peluang untuk optimasi pertanian. Energi panas bumi yang diekstraksi ini menunjukkan kelayakan pertanian rumah kaca yang didukung oleh energi panas bumi untuk meningkatkan ketahan pangan di Yukon.
3. Perikanan
Budidaya perikanan
Keberadaan air panas yang ada di salah satu daerah dengan potensi energi panas bumi yakni daerah Gedongsongo memungkinkan masyarakat sekitar untuk mengembangkan perikanan dengan cara mengalirkan air panas ke dalam kolam penakaran yang digunakan untuk menjaga kestabilan suhu sehingga pertumbuhan ikan dapat optimal.
4. Pariwisata
Pemandian Air Panas
Air yang muncul dari mata air panas memiliki temperatur sekitar 300 derajat celcius. Air tersebut dapat dimanfaatkan untuk permandian, atau dialirkan langsung ke rumah rumah penduduk. Di samping itu, dengan adanya kandungan mineral yang ada dalam air atau uap dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan penyakit kulit, melegakan otot-otot yang kaku dan bahkan untuk spa kesehatan. Hal ini ditunjukkan dengan lokasi wisata permandian air panas yang ada di Kab. Pinrang dan Kab. Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan.
5. Fasilitas Publik
Pemanas ruangan
Banyaknya rumah penduduk dan bangunan hotel yang ada di sekitar daerah prospek serta suhu udara yang relatif dingin, memungkinkan fluida panas bumi dapat dimanfaatkan sebagai penghangat ruangan serta sumber air panas untuk permandian hotel.
Author,
Azhardi Hamzah
zonaebt.com
Renewable Content Provider
#zonaebt #energiterbarukan #geothermal #panasbumi
Editor: Riana Nurhasanah