Tujuh Negara di Dunia Ini Berhasil Capai 100% Tenaga Listrik dari Energi Terbarukan!

Data Tujuh Negara berhasil menghasilkan energi terbarukan. Sumber: Instagram zonaebt

  • Tujuh negara berhasil menghasilkan 100 persen listrik dari energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, angin, dan matahari yang ramah lingkungan.
  • Transisi energi berkelanjutan menuju sumber energi bersih terbukti mampu mengurangi emisi karbon dan menciptakan kemandirian energi nasional tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.
  • Indonesia memiliki potensi energi terbarukan melimpah dari hidroelektrik, panas bumi, surya, dan angin yang dapat dikembangkan untuk mencapai target net zero emission 2060.

Transisi energi global menuju sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan kini bukan lagi sekadar wacana. Di tengah krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan, tujuh negara telah membuktikan bahwa mimpi mendapatkan 100% pasokan listrik dari energi terbarukan adalah kenyataan yang dapat diwujudkan. Albania, Nepal, Bhutan, Islandia, Etiopia, Paraguay, dan Republik Demokratik Kongo telah mencatat pencapaian luar biasa dengan menghasilkan hampir seluruh kebutuhan listrik mereka dari sumber energi panas bumi, air, matahari, atau angin.

Berdasarkan kompilasi data dari International Energy Agency (IEA) dan International Renewable Energy Agency (IRENA), ketujuh negara ini berhasil menghasilkan lebih dari 99,7% listrik mereka dari sumber energi terbarukan. Pencapaian ini menjadi inspirasi bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia, yang tengah berupaya meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Mari kita telusuri bagaimana masing-masing negara ini berhasil mencapai target ambisius tersebut.

Baca juga:



Albania

Negara Albania. Sumber: una.oic.prg

Albania, negara kecil di Semenanjung Balkan, telah menjadikan tenaga air sebagai tulang punggung sistem kelistrikannya. Dengan memanfaatkan kondisi geografis berupa pegunungan dan sungai-sungai yang deras, Albania mengoperasikan beberapa pembangkit listrik tenaga air (PLTA) besar yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan listrik nasional. Topografi yang berbukit dan curah hujan tinggi memberikan potensi hidroelektrik yang melimpah bagi negara dengan populasi sekitar 2,8 juta jiwa ini.

Komitmen Albania terhadap energi terbarukan tidak hanya berdampak pada kemandirian energi, tetapi juga mengurangi emisi karbon secara drastis. Pemerintah Albania terus mengembangkan infrastruktur PLTA baru sambil mempertahankan ekosistem sungai. Keberhasilan ini memposisikan Albania sebagai salah satu negara paling hijau di Eropa dalam hal produksi listrik.

Nepal dan Bhutan

Bendera Negara Nepal dan Bhutan. Sumber: Shutterstock.poto

Nepal, negara yang terkenal dengan Gunung Everest, memiliki potensi hidroelektrik yang sangat besar berkat ribuan sungai yang bersumber dari Pegunungan Himalaya. Dengan kapasitas teoritis mencapai 83.000 MW, Nepal telah memanfaatkan sumber daya airnya untuk menghasilkan listrik yang bersih dan berkelanjutan. Investasi besar-besaran dalam pembangunan PLTA telah mengubah Nepal menjadi eksportir listrik potensial ke negara tetangga seperti India dan Bangladesh.

Sementara itu, Bhutan bahkan lebih mengesankan dengan mencapai surplus energi dari PLTA-nya. Negara kecil yang mengukur kebahagiaan melalui Gross National Happiness ini tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga mengekspor listrik dalam jumlah besar ke India. Bhutan membuktikan bahwa pembangunan berkelanjutan dan konservasi lingkungan dapat berjalan beriringan, dengan lebih dari 70% wilayahnya tetap berupa hutan.

Islandia

5 Aktivitas Unik yang Bisa Dilakukan di Islandia, Negara Paling Utara di Dunia
Kawasan Reykjavik, Islandia. Sumber: roughguides.com

Islandia adalah negara unik yang memanfaatkan aktivitas vulkanik sebagai sumber energi utama. Sekitar 85% rumah tangga di Islandia dipanaskan menggunakan energi panas bumi, sementara hampir 100% listriknya berasal dari kombinasi panas bumi dan hidroelektrik. Lokasi geografis Islandia di perbatasan lempeng tektonik menciptakan kondisi ideal untuk ekstraksi energi geothermal yang melimpah.

Dengan populasi hanya sekitar 370.000 jiwa, Islandia telah menjadi model bagi negara-negara lain dalam mengoptimalkan sumber daya alam untuk energi terbarukan. Negeri es dan api ini membuktikan bahwa dengan teknologi yang tepat, bahkan kondisi geografis yang ekstrem dapat diubah menjadi berkah energi berkelanjutan.

Etiopia

h_57272155
Negara Ethiopia. Sumber: dip.or.id

Etiopia, sebagai negara terpadat kedua di Afrika, telah melakukan investasi masif dalam energi terbarukan, khususnya tenaga air dan angin. Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD), salah satu proyek bendungan terbesar di Afrika, menjadi simbol ambisi Etiopia untuk mencapai kemandirian energi dan bahkan menjadi eksportir listrik regional. Dengan kapasitas terpasang mencapai 6.450 MW, GERD diharapkan dapat mengubah lanskap energi Afrika Timur.

Selain hidroelektrik, Etiopia juga mengembangkan energi angin dan panas bumi untuk diversifikasi sumber energi. Proyek-proyek ini tidak hanya meningkatkan akses listrik bagi jutaan warga Etiopia yang sebelumnya tidak terjangkau jaringan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Paraguay

istana kepresidenan di asuncion, paraguay - paraguay potret stok, foto, & gambar bebas royalti
Istana Kepresidenan di Asuncion, Paruguay. Sumber: iStock.Photo

Paraguay memiliki keunggulan unik sebagai negara dengan produksi energi terbarukan per kapita tertinggi di dunia. Bendungan Itaipu, yang dibangun bersama Brasil di Sungai Paraná, merupakan salah satu PLTA terbesar dunia dengan kapasitas 14.000 MW. Paraguay hanya menggunakan sebagian kecil dari produksi Itaipu untuk kebutuhan domestiknya, sementara sisanya diekspor ke Brasil dan Argentina.

Keberhasilan Paraguay dalam energi terbarukan telah mengubah perekonomian negara dan memberikan pendapatan signifikan dari ekspor listrik. Dengan hampir 100% listrik berasal dari tenaga air, Paraguay membuktikan bahwa sumber daya alam yang dikelola dengan baik dapat menjadi aset ekonomi jangka panjang sambil menjaga kelestarian lingkungan.

Republik Demokratik Kongo

Bendera Republik Demokratik Kongo. Sumber: bricsjournal.com

Republik Demokratik Kongo (RDK) memiliki potensi hidroelektrik terbesar di Afrika, dengan Sungai Kongo sebagai aset utama. Meskipun hanya sebagian kecil dari potensi yang telah dikembangkan, RDK sudah mencapai hampir 100% produksi listrik dari energi terbarukan. Proyek Inga Dam, jika selesai sepenuhnya, diproyeksikan dapat menghasilkan 40.000 MW, menjadikannya kompleks PLTA terbesar di dunia.

Tantangan utama RDK adalah mengembangkan infrastruktur untuk mendistribusikan listrik ke seluruh negara yang luas dan meningkatkan akses energi bagi jutaan warga yang masih belum terlayani. Namun, dengan potensi yang dimiliki, RDK berpeluang menjadi pemasok energi bersih untuk seluruh benua Afrika.

Baca juga:



Ketujuh negara ini membuktikan bahwa transisi menuju energi terbarukan 100% bukanlah utopia, melainkan realitas yang dapat dicapai dengan komitmen kuat dan pemanfaatan optimal sumber daya alam. Masing-masing negara berhasil mengubah keunggulan geografis mereka—mulai dari pegunungan tinggi, sungai deras, hingga aktivitas vulkanik—menjadi sumber energi bersih yang tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi melalui ekspor listrik. Keberhasilan mereka menjadi bukti nyata bahwa ketergantungan pada bahan bakar fosil dapat dikurangi secara drastis tanpa mengorbankan pembangunan ekonomi.

Indonesia, dengan potensi energi terbarukan yang melimpah dari panas bumi, hidroelektrik, surya, angin, hingga biomassa, seharusnya dapat mengikuti jejak sukses ketujuh negara ini. Dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, ribuan pulau, dan posisi di Ring of Fire yang kaya akan panas bumi, Indonesia memiliki semua modal untuk menjadi pemimpin energi terbarukan di Asia Tenggara. Yang dibutuhkan adalah konsistensi kebijakan, investasi infrastruktur berkelanjutan, dan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mewujudkan target bauran energi terbarukan 23% pada tahun 2025 dan mencapai net zero emission pada 2060, demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Referensi:

[1] Potensi Energi Terbarukan Indonesia

[2] Statistik Energi Terbarukan Global

[3] Kebijakan Energi Terbarukan Indonesia