Sampah Ancaman Dunia yang Nyata

Ilustrasi sampah plastik menumpuk (shutterstock)
  • Sampah merupakan ancaman destruktif yang nyata terhadap lingkungan dan keseimbangan alam di seluruh dunia, khususnya sampah plastik yang sulit terurai.
  • Indonesia merupakan negara penghasil sampah terbanyak kedua di dunia setelah Tiongkok, dan salah satu faktor utamanya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah.
  • Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan prinsip 4R dalam kehidupan sehari-hari yaitu mengurangi, memakai kembali, daur ulang, dan mengganti barang dengan yang lebih ramah lingkungan.

Sampah masih menjadi permasalahan pelik di seluruh penjuru dunia.  Sifatnya yang sulit terurai, membuat kadar limbah yang satu ini selalu meningkat setiap tahunnya. Ancaman destruktif yang timbul akibat sampah kerap terjadi di sekitar kita, seperti tercemarnya lingkungan, polusi, hingga kerusakan lingkungan.

Melansir dari laporan Bank Dunia tentang produksi sampah global, Lembaga Keuangan Internasional itu menyebutkan bahwa terdapat 2,01 miliar ton sampah pada tahun 2016.

Ancaman Destruktif Sampah

Ada jenis sampah yang paling berpotensi mencemarkan lingkungan yakni, sampah plastik. Penelitian dalam jurnal Science menyebutkan bahwa, terdapat 24-34 juta metrik ton polusi plastik yang masuk ke lingkungan laut setiap tahunnya. Diperkirakan sekitar 11% dari total sampah plastik di dunia.

Penelitian dari IFL Science bahkan memprediksi keadaan akan semakin memburuk dalam satu dekade mendatang, jika tidak segera ditangani dengan tepat. Jumlah sampah diperkirakan akan membeludak menjadi 53-90 juta ton pada tahun 2030.

Berangkat dari permasalahan tersebut, maka sampah harus mendapat perhatian lebih oleh pemerintah di dunia, dengan diikuti oleh kesadaran masing-masing individu tentang betapa fatalnya akibat yang ditimbulkan jika sampah tidak dikelola dengan tepat. 

Indonesia Darurat Sampah

Menjadi negara dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, membuat produksi sampah di Indonesia juga rentan membeludak. Bahkan Indonesia diklaim sebagai negara penghasil sampah terbanyak kedua di dunia, setelah Tiongkok. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan total sampah nasional pada 2021 sebanyak 68,5 juta ton. 

Dari total sampah yang ada, yang paling mendominasi adalah jenis sampah rumah tangga, yakni sebesar 32,5. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah, dan kurangnya lahan pembuangan sampah menjadi dua penyebab utama tidak terkelolanya sampah dengan baik.

Kegiatan dasar untuk dapat memilah sampah sesuai jenisnya masih belum diemplementasikan secara masif oleh masyarakat Indonesia. Padahal, sampah yang tercampur sangat berdampak negatif.

Karena itu pemerintah pusat diimbau untuk memperkuat komitmennya terhadap pengelolaan sampah. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku, dan bahan daur ulang ekonomi. Itulah yang menjadi pesan Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, dalam webinar menyambut HPSN pada 18 Februari 2021, di Jakarta.


Baca juga:

Begini Cara Korea Selatan Menangani Masalah Sampah Plastik

Pejeng Kendalikan Pencemaran Lingkungan Dengan TPS-3R dan Bank Sampah


Sebagai langkah awal untuk belajar bagaimana mengelola sampah, masyarakat perlu mengelompokkan sampah dengan prinsip 4R.

Apa Itu Prinsip 4R?

  1.  Reduce (mengurangi), meminimalisir barang atau material yang kita gunakan.
  2.  Reuse (memakai kembali), gunakan kembali barang yang sekiranya masih bisa dipakai. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable. Banyak sampah yang dapat kita gunakan, seperti kertas, kemasan plastik, dan botol bekas.
  3.  Recycle (daur ulang), memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Bahkan ditangan para orang kreatif mereka dapat membuat sesuatu yang bernilai tinggi dari sampah.
  4. Replace (mengganti), mengganti barang yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan. Dengan mengganti barang tersebut, kita menjadi ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Seperti, mengganti penggunaan kantong kresek dengan goodie bag.

Bentuk upaya perang melawan peningkatan jumlah sampah sudah semestinya dilakukan guna menjaga keseimbangan alam. Banyak inovasi yang harus kita ciptakan untuk mengelola sampah dengan tepat.

Setelah membaca uraian di atas, bukankah Sobat Heroes sekarang ini tengah merasa tergerak untuk mulai melawan peningkatan jumlah sampah? 

Ingat, tidak harus berinovasi besar, cukup memulainya dengan perubahan positif di kehidupan sehari-hari, bukankah begitu Sobat Heroes?

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes

Penulis: Alisa Ardelia

Editor: Himatul Azqiya

Sumber : https://www.iflscience.com/

Staf pada Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutan Provinsi banten by S. Sayuti S.T

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *