
- Kredit karbon adalah skema yang memberi penghargaan atas pengurangan emisi gas rumah kaca dan karbondioksida.
- Distributor resmi BYD di Thailand, Rever Automotive, meluncurkan program kredit karbon bagi pemilik mobil listrik BYD. Program ini memungkinkan pemilik kendaraan mengklaim kredit karbon yang didasarkan pada jarak tempuh mobil mereka.
- Sementara itu, Indonesia belum menerapkan sistem serupa untuk individu, namun telah memiliki dasar hukum pasar karbon melalui Perpres No. 98/2021 dan POJK No. 14/2023.
Hai EBT Heroes!
Tahukah kamu bahwa perusahaan asal Tiongkok, BYD (Build Your Dreams), menghadirkan inovasi baru berupa kredit karbon?
Sedikit mengulas, BYD merupakan perusahaan teknologi tinggi yang bergerak di bidang elektronik, otomotif, energi terbarukan, dan transit kereta api. BYD telah berdiri sejak November 1994 dan terus berkembang secara global. Dalam perjalanannya, BYD aktif memproduksi kendaraan listrik, baterai dan teknologi terkait, hingga sistem transportasi canggih seperti kereta cepat.
Baru-baru ini, melalui pasar kendaraan listrik yang sedang tumbuh pesat di Thailand, BYD memperkenalkan inovasi kredit karbon untuk pengguna mobil listriknya. Inovasi ini menarik perhatian karena menggabungkan teknologi ramah lingkungan dengan insentif berbasis emisi karbon.
Penasaran tentang inovasi ini? Yuk, simak artikel selengkapnya!
Baca Juga
- Revolusi Kendaraan Listrik: Dampak Positif pada Kesehatan dan Kualitas Lingkungan
- Motor & Sepeda Listrik di Indonesia: Perbedaan, Harga, dan Regulasi
Apa itu Kredit Karbon dan Mengapa Penting?
Sebelum membahas lebih lanjut tentang program kredit karbon BYD, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu sistem kredit karbon secara umum.
Sistem kredit karbon adalah izin terukur yang diberikan kepada perusahaan untuk mengeluarkan sejumlah gas rumah kaca, seperti karbondioksida (CO₂). Dengan kata lain, kredit karbon adalah hak perusahaan untuk menghasilkan sejumlah emisi dalam proses operasionalnya, namun hanya sampai batas tertentu. Satu unit kredit setara dengan satu ton karbondioksida (CO₂‑e). Jika perusahaan melebihi kuota emisinya, maka perusahaan harus membeli kredit tambahan di pasar karbon atau membayar denda. Sebaliknya, jika emisinya berada di bawah kuota, sisa kredit dapat dijual kembali.
Sistem kredit karbon ini menjadi penting bagi perusahaan karena membantu mereka memantau jumlah karbon yang dihasilkan, mengurangi emisi gas rumah kaca, mendorong inovasi teknologi ramah lingkungan, serta menciptakan pasar baru untuk produk dan layanan berkelanjutan. Penerapan sistem ini juga dapat berkontribusi pada pemeliharaan kualitas udara di bumi.
Sistem Kredit Karbon BYD di Thailand

Menariknya, konsep kredit karbon kini mulai diterapkan langsung pada tingkat konsumen.
Distributor resmi BYD di Thailand, Rever Automotive, meluncurkan program kredit karbon bagi pemilik mobil listrik BYD pada akhir tahun 2023. Program ini menjadi yang pertama di dunia yang memungkinkan pengguna kendaraan listrik untuk mengklaim kredit karbon dari kendaraan mereka. Bagaimana cara kerjanya? Mari kita lihat lebih dekat.
Skema ini mendasarkan klaim kredit karbon pada jarak tempuh mobil listrik BYD. Program ini merupakan bagian dari kampanye baru perusahaan, “ReverLution,” yang bertujuan untuk membangun dan mempertahankan Thailand sebagai masyarakat rendah karbon terkemuka. Melalui program ini, masyarakat Thailand diharapkan semakin terdorong untuk beralih ke kendaraan listrik, khususnya mobil listrik, serta mempercepat terciptanya ekosistem transportasi ramah lingkungan dan bersih.
Berikut adalah langkah-langkah dalam sistem ini:
- Persetujuan Pengguna: Pemilik mobil BYD memberikan persetujuan melalui aplikasi resmi agar jarak tempuh kendaraan mereka dapat dilacak.
- Pelacakan & Verifikasi: Setiap kilometer yang ditempuh tanpa menggunakan bahan bakar fosil dicatat sebagai emisi yang dihindari dan diverifikasi.
- Konversi: Emisi yang dihindari dikonversi menjadi kredit karbon sesuai dengan standar yang berlaku.
- Pemanfaatan Kredit: Kredit karbon yang diperoleh dapat digunakan langsung untuk membayar biaya pengisian daya di stasiun pengisian daya pribadi atau jaringan mitra di seluruh Thailand.
Dengan cara ini, program kredit karbon BYD dapat turut mempercepat penyempurnaan ekosistem kendaraan listrik di Thailand.
Potensi Penerapan di Indonesia

Sistem kredit karbon yang diberikan langsung kepada pemilik mobil listrik memang belum diterapkan di Indonesia. Namun, regulasi terkait sistem kredit karbon bagi perusahaan sebenarnya telah tersedia. Indonesia memiliki dua dasar hukum utama yang mendukung pasar karbon, yaitu Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon dan POJK No. 14 Tahun 2023 tentang Bursa Karbon. Kedua regulasi ini membuka peluang bagi penerapan skema kredit karbon seperti yang dilakukan BYD di Thailand, terutama dengan semakin meningkatnya adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
Beberapa alasan yang mendukung potensi implementasi program kredit karbon di Indonesia antara lain:
- Dukungan regulasi
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Bursa Karbon Indonesia dan memperkuat sistem pengawasan serta pencatatan karbon melalui platform SRN-PPI (Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim). SRN PPI ini merupakan platform berbasis web yang berfungsi untuk mengelola, menyimpan, dan memverifikasi seluruh data emisi karbon, sekaligus mencatat aktivitas transaksi dalam perdagangan karbon.
- Meningkatnya penggunaan kendaraan listrik
Pemerintah aktif mendorong adopsi kendaraan listrik melalui berbagai insentif fiskal maupun non-fiskal. Kondisi ini menciptakan peluang untuk mengembangkan sistem pelacakan jejak karbon kendaraan sebagai dasar pemberian kredit karbon.
- Peran swasta dan startup kendaraan listrik lokal
Produsen maupun distributor kendaraan listrik di dalam negeri dapat meniru model BYD dengan menghadirkan aplikasi pelacak jarak tempuh yang dikonversi menjadi kredit karbon bernilai ekonomi.
Baca Juga
- Carbon Trading: Make a Profit and Save the Environment
- Bus Listrik di Indonesia: Kota Mana Saja yang Sudah Menggunakannya?
Program kredit karbon membawa dampak positif jangka panjang, baik bagi perusahaan maupun pengguna kendaraan listrik. Selain menjadi insentif yang mendorong peralihan ke kendaraan ramah lingkungan, skema ini juga menawarkan manfaat ekonomi, seperti diskon pengisian daya atau bentuk kompensasi lainnya.
Melihat potensi yang ada, penerapan skema kredit karbon untuk pemilik kendaraan listrik di Indonesia bukanlah hal yang mustahil bahkan bisa saja terwujud dalam waktu dekat.
Dengan dukungan regulasi yang semakin matang dan meningkatnya minat masyarakat terhadap kendaraan listrik, kini saatnya menghadirkan sistem insentif yang adil, berkelanjutan, dan berpihak pada masa depan lingkungan. EBT Heroes, yuk ikut dorong masa depan yang lebih hijau dengan kendaraan listrik dan sistem kredit karbon!
#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan
Editor : Alfidah Dara Mukti
Referensi
[1] Pemilik Mobil Listrik BYD Bisa Klaim Karbon dari Jarak Tempuh
[2] BYD’s sales rep in Thailand launches carbon credit initiative for EV users
[3] Tentang BYD
[4] Apa Itu Tren Perdagangan Karbon dan Manfaatnya untuk Mengurangi Krisis Iklim
[5] Perdagangan Karbon: Pengertian, Manfaat, Cara Kerja, dan Dampak
[6] Mengenal Bursa Karbon Indonesia (Indonesia Carbon Exchange) dan Tantangannya di Masa Depan
Comment closed