Proyek Reaktor Nuklir TerraPower LLC Berteknogi Garam

Perusahaan reaktor nuklir TerraPower LLC milik Bill Gates. Sumber: akurat.co
  • Bill Gates melalui TerraPower berinovasi membuat reaktor Natrium dengan bahan bakar High-Assay Low-Enriched Uranium (HALEU) di kota batubara Kemmerer, Wyoming.
  • Proyek PLTN modern tersebut berfungsi untuk menggantikan pembangkit listrik batu bara yang sudah tua dan akan ditutup pada tahun 2025.
  • Diperlukan dana sekitar US$4 miliar yang berasal dari TerraPower dan sebagian dari Kementerian Energi AS untuk membangun PLTN tersebut.

Proyek pembangkit nuklir perusahaan rintisan Bill Gates, TerraPower yang berlokasi di daerah penghasil batu bara dan gas bumi, Kemmerer, Wyoming direncanakan akan beroperasi pada 2028. Menariknya, kolaborasi antara perusahaan reaktor nuklir TerraPower LLC dengan perusahaan pembangkit listrik PacifiCorp tersebut berinovasi merilis reaktor nuklir menggunakan natrium pertama di dunia. Agar Sobat EBT Heroes makin tahu Indonesia tentang proyek pembangkit reaktor nuklir berteknologi canggih Bill Gates, mari simak artikel berikut ini.

Baca juga



Reaktor Nuklir Inovatif TerraPower

Desain TWR reaktor nuklir natrium. Sumber: terrapower.com

TerraPower merupakan perusahaan reaktor nuklir inovatif, praktis, dan aman masa depan yang dirintis oleh Bill Gates pada 2008. Tujuan pembangunan perusahaan ini adalah menciptakan revolusi industri energi nuklir di AS sehingga dapat membantu melawan perubahan iklim, mengurangi emisi karbon tanpa mengganggu keandalan jaringan listrik, dan mendukung kemandirian energi di Amerika. Estimasi total biaya untuk proyek reaktor nuklir tersebut adalah US$ 4 miliar (± Rp. 56 triliun dalam kurs Rp. 14.200) dimana biaya tersebut ditanggung oleh TerraPower dan pemerintah AS sebagai hibah.

Dilansir dari cnbc.com, CEO TerraPower, Chris Levesque menyebutkan bahwa pembangunan reaktor tersebut menyerap sebanyak 2.000 tenaga kerja dari total 3.000 penduduk lokal pada puncak pembangunannya. Daya yang mampu dihasilkan reaktor nuklir tersebut adalah 345 megawatts dan berpotensi ditingkatkan hingga 500 megawatts. Sebagai gambaran, 1 gigawatt energi (setara dengan 1.000 megawatt) dapat menggerakkan suatu kota menengah. Sedangkan energi sebanyak 1 megawatt dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi di suatu kota kecil.

Diperkirakan pembangkit tersebut dapat menyuplai listrik selama 60 tahun. Pemilihan lokasi proyek tersebut didasarkan pada faktor geologis dan teknis meliputi kondisi seismik, kondisi tanah, dan dukungan masyarakat. Kedatangan TerraPower sebagai industri baru dengan konsep energi bersih disambut baik dan diapresiasi oleh Walikota Kemmerer, William Thek karena banyak pekerja yang menempuh jarak jauh guna bekerja di wilayahnya setiap hari.

Cara Kerja Teknologi Reaktor Nuklir

Desain teknologi reaktor natrium. Sumber: terrapower.com

Reaktor nuklir buatan TerraPower memiliki perbedaan dengan reaktor nuklir lainnya dari segi teknologi yang digunakan. Reaktor ini menggunakan desain nuklir canggih berbahan Natrium, dimana GE-Hitachi Nuclear Energy (GEH) merupakan partner teknologi proyek tersebut. Natrium cair berperan sebagai zat pendingin dalam reaktor (Sodium-cooled Fast Reactor (SFR)) karena memiliki titik didih yang lebih tinggi dan mampu menyerap panas lebih banyak dibandingkan air.

Penggunaan natrium pada reaktor dapat meminimalisir risiko ledakan karena tidak menciptakan tekanan tinggi dalam reaktor. Kelebihan lain dari pembangkit natrium ini adalah tidak membutuhkan sumber energi eksternal saat mengoperasikan sistem pendinginnya. Hal ini dapat mengurangi risiko kecelakaan seperti tragedi kebocoran bahan radioaktif akibat non-aktifnnya generator diesel yang menjalankan sistem pendingin cadangan pada pembangkit nuklir di Fukushima Daiichi, Jepang saat tsunami tahun 2011 silam.

Kecanggihan reaktor ini juga dapat ditinjau dari sistem penyimpanan energi garam cair (RVACS) dikombinasikan dengan teknologi dalam PLTS yang mampu menyimpan energi untuk digunakan saat malam hari. Sistem tersebut akan menarik panas dari reaktor guna meningkatkan suhu garam dan menyimpannya pada tangki penyimpanan yang berisi lelehan garam panas. Panas tersebut dapat digunakan sebagai cadangan energi untuk pembangkit listrik di masa depan. Apabila suatu hari terjadi krisis sumber energi hijau, maka operator jaringan dapat menggunakan cadangan energi dalam tangki tersebut sesuai keperluan.

Baca juga



Progres Reaktor Nuklir Berteknologi Garam

Ilustrasi pembangkit nuklir dengan reaktor nuklir TerraPower dan PacifiCorp. Sumber: terrapower.com

Terdapat berbagai rintangan internal maupun eksternal pengembangan reaktor nuklir berteknologi garam Bill Gates. Tantangan internal tersebut berupa mahalnya proses perizinan komprehensif yang diawasi oleh Komisi Pengaturan Nuklir setempat. Selain itu, kondisi geopolitik Amerika-Tiongkok pada tahun 2019 menjadi tantangan eksternal TerraPower untuk merealisasikan kesepakatan pembangunan reaktor berdaya 600 Megawatt di Xiapu, China dari tahun 2018-2025.

Prototipe hasil kolaborasi bersama BUMN China, China National Nuclear Corporation tersebut rencananya dapat menghasilkan 1150 MW di akhir tahun 2020. Namun, regulasi pemerintahan Trump yang membatasi kesepakatan antara perusahaan AS dengan Tiongkok menghambat dorongan Bill Gates terhadap energi nuklir dan membuat TerraPower menarik diri dari demonstran teknologi di Tiongkok. Oleh karena itu, pengembangan proyek ini sempat tertunda akibat permasalahan tersebut.

Bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit nuklir TerraPower adalah High-Assay Low-Enriched Uranium (HALEU). HALEU diperkaya 5% – 20% uranium (tingkat senjata 85% atau lebih) sehingga membantu daya tahan Natrium lebih lama dan mampu menghasilkan banyak energi dari bahan bakar lebih sedikit. Sayangnya, pada 2022 terjadi penundaan proyek akibat ditutupnya pintu hubungan perdagangan Rusia imbas invasi Rusia ke Ukraina.

Hal ini memengaruhi HALEU sebagai satu-satunya sumber komersial bahan bakar tidak lagi menjadi bagian yang layak dari rantai pasokan untuk TerraPower dan proyek mengalami penundaan selama hampir 2 tahun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Departemen Energi Amerika Serikat (DOE) berusaha mencari perpaduan beberapa persediaan uranium tingkat senjata yang tepat sebagai persediaan bahan bakar proyek reaktor. TerraPower akan terus bekerja sama dengan PacifiCorp yang dimiliki oleh Berkshire Hathaway Inc (BRKa.N) milik Warren Buffett guna mempelajari penambahan hingga lima reaktor Natrium pada tahun 2035.

Setelah Sobat EBT Heroes membaca artikel sampai pada titik ini, pastinya Sobat EBT Heroes makin tahu Indonesia tentang pembangkit nuklir berteknologi garam TerraPower dan PasifiCorp hingga progres implementasi proyek tersebut hingga saat ini. Jadi, apakah Sobat EBT Heroes lebih menyukai pembangkit listrik tenaga nuklir konvensional atau PLTN berteknologi nuklir sebagai pendingin reaktor fusi?

#zonaebt #sebarterbarukan #ebtheroes

Editor: Azahra Nabila

Referensi:

[1] Exclusive: Bill Gates on the future of nuclear energy, AI

[2] Rogoh Rp 56 T, Bill Gates Mau Bangun PLTN Pakai Teknologi ‘Garam’

[3] TerraPower and GE Hitachi Nuclear Energy Introduce Commercial Natrium™ Power Production and Storage System

[4] Bill Gates’ TerraPower aims to build its first advanced nuclear reactor in a coal town in Wyoming

[5] 5 Fakta Menarik Perusahaan Energi Nuklir TerraPower Milik Bill Gates

[6] Ambisi Bill Gates Membangun Reaktor Nuklir Generasi Baru Terganjal Perang

[7] Gara-gara Rusia, Pembangunan PLTN Bill Gates Molor Dua Tahun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *