
- Para ahli teknologi energi terbarukan memperkirakan turbin angin di masa depan akan lebih besar, lebih tinggi, dan lebih efisien
- Listrik yang dihasilkan dari angin adalah salah satu sumber energi yang paling murah dan jangka panjang
- Selain ukuran turbin, kapasitas pembangkit listrik tenaga angin akan meningkat menjadi 600 MW untuk pembangkit listrik terapung lepas pantai dan 1.100 MW untuk pembangkit listrik tetap.
Para ahli teknologi energi terbarukan memperkirakan turbin angin di masa depan akan lebih besar, lebih tinggi, dan lebih efisien. Sebuah siaran pers dari National Renewable Energy Laboratory (NREL), lembaga utama Departemen Energi AS yang menyelidiki energi terbarukan dan efisiensi, menyatakan bahwa perubahan ini dapat dicapai paling cepat pada pertengahan dekade mendatang.
Dalam upaya mereka untuk mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil dan emisi karbon yang ditimbulkannya, negara-negara di seluruh dunia ingin memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan. Laporan Badan Energi Internasional (IEA) tahun 2021 menunjukkan bahwa instalasi energi terbarukan mencapai angka tertinggi 290 Gigawatt pada tahun itu, dengan instalasi energi surya dan instalasi energi angin menyumbang sebagian besar ekspansi.
Angin lepas pantai terapung akan sepenuhnya dikomersialkan, tanpa perlu subsidi untuk menutupi biaya, pada tahun 2035, menurut 60% ahli energi angin terapung yang telah disurvei untuk sebuah studi baru oleh konsultan energi DNV.
DNV mensurvei 244 ahli angin terapung, sekitar seperlima dari para pengembang proyek tersebut. Seperempat dari semua responden percaya bahwa angin terapung sudah akan sepenuhnya komersial pada tahun 2030.
Selain itu, hampir sepertiga 32% responden percaya bahwa biaya operasional angin terapung akan lebih rendah daripada angin lepas pantai yang dipasang di dasar laut pada pertengahan abad ini. Hal ini “mengejutkan”, kata DNV, “mengingat bahwa angin terapung merupakan sistem yang lebih kompleks dan sering kali berada lebih jauh dari pantai”.
Baca juga
- Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Lepas Pantai di Selandia Baru
- Korea Selatan Luncurkan Kapal Instalasi Angin Lepas Pantai Pertamanya
Kelebihan dari Energi Angin

Pembangkit energi angin sekarang dapat dipasang di anjungan terapung untuk mengatasi tantangan konstruksi bawah laut, tetapi pembangkit listrik tenaga surya dapat dibangun tanpa mengubah pola penggunaan lahan secara signifikan.
Meskipun instalasi angin sangat rumit dan turbin dapat menimbulkan masalah pengelolaan limbah setelah siklus hidupnya, listrik yang dihasilkan dari angin adalah salah satu sumber energi yang paling murah dan jangka panjang. Namun, ada banyak contoh penggunaan kembali bilah turbin, dan produsen berharap untuk membuat bilah yang dapat didaur ulang sepenuhnya dalam sepuluh tahun mendatang.
Baca juga
- Negara Djibouti Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Pertamanya
- Kisah Alfira Oktaviani, Pendiri Semilir Ecoprint yang Go International dengan Produk Fesyen Lokal Ramah Lingkungan dan Bekelanjutan
Energi Angin Siap Melejit di Tahun 2035

Para peneliti di NREL meminta pendapat dari 140 ahli di bidang ini untuk mengetahui seberapa besar harapan mereka untuk desain pembangkit listrik tenaga angin hingga tahun 2035.
Kita telah melihat produsen turbin yang menargetkan pembangkit listrik berkapasitas 15 MW dengan baling-baling 377 kaki (115 m). Para peneliti mengatakan dalam sebuah artikel berjudul Expert Perspectives on the Wind Plant of the Future bahwa turbin akan tumbuh lebih besar dan diameter rotor mereka akan meningkat lebih jauh dalam sepuluh tahun mendatang untuk memungkinkan penangkapan energi yang lebih besar.
Menurut survei sebelumnya, ketinggian pusat turbin angin pada tahun 2030 akan mencapai 377 kaki (115 m). Namun, para ahli telah merevisi perkiraan ini menjadi 426 kaki (130 m) pada tahun 2035 dan bahkan mencapai 495 kaki (151 m) untuk instalasi lepas pantai.
Para ahli memperkirakan bahwa, selain ukuran turbin, kapasitas pembangkit listrik tenaga angin akan meningkat menjadi 600 MW untuk pembangkit listrik terapung lepas pantai dan 1.100 MW untuk pembangkit listrik tetap. Sebagai perbandingan, pembangkit listrik lepas pantai terapung terbesar di dunia di Skotlandia memiliki kapasitas nominal 50 MW.
Biaya energi angin akan turun hingga 27% untuk pembangkit listrik darat dan mungkin turun hingga 17% hingga 35% untuk pembangkit listrik lepas pantai seiring dengan pilihan desain lain yang dibuat selama periode ini.
Merangkul Ekonomi Sirkular
Semua langkah rantai pasokan produk dan bahan baku menghasilkan emisi, beberapa darinya berasal dari kegiatan di Australia, sementara yang lainnya berasal dari kegiatan di luar negeri seperti Indonesia. Namun, semuanya berujung pada atmosfer.
Mulai dari bahan mentah hingga daur ulang, mengatasi masalah ini memerlukan pengurangan limbah dan emisi di setiap fase proses produksi. Sekitar 29% emisi global berasal dari sistem pangan, tetapi 30-40% makanan terbuang sia-sia, hal tersebut harus diketahui dengan mulai makin tahu Indonesia dan global.
Meskipun demikian, lebih dari itu. Tujuan akhirnya harus mendukung ekonomi sirkular, yang berarti mengurangi konsumsi berlebihan dan menggunakan limbah sebagai sumber barang baru.
Itulah prediksi energi angin di tahun 2035.
#zonaebt #serbaterbarukan #ebtheroes
Editor: Nur Wasilatus Sholeha
Referensi:
[1] Wind energy in 2035: Cheaper, more efficient, and bigger turbines
[2] UAE adds wind energy to its grid to power 23,000 homes a year
[3] Net zero by 2050? Too late. Australia must aim for 2035