
- PLN Nusantara Power mengelola 29,600 MW kapasitas energi dengan dominasi batu bara 14,400 MW dan gas alam 10,520 MW.
- Energi terbarukan PLN NP mencakup hidro 2,850 MW, solar 390 MW, dan angin 70 MW untuk mendukung transisi energi berkelanjutan.
- Target PLN NP adalah mencapai 23% energi terbarukan pada 2025 dan net zero emission 2060 melalui diversifikasi enam sumber energi.
PLN Nusantara Power (PLN NP) mengelola portofolio energi yang mencakup enam sumber energi utama dengan total kapasitas mencapai lebih dari 29,600 MW pada tahun 2025. Sebagai pilar ketahanan energi nasional, PLN NP menunjukkan diversifikasi sumber energi yang strategis, mulai dari dominasi batu bara hingga pengembangan energi terbarukan yang semakin menguat di era transisi energi Indonesia.
Baca juga:
- Zona EBT Sukses Gelar ZE Talk: Menjelajahi Sistem Registri Nasional untuk Proyek Karbon Indonesia
- Mengukur Langkah Menuju Netral Karbon dengan Zona GHG
Batu Bara: Raja Energi dengan Kapasitas 14,400 MW

Batu bara mendominasi portofolio PLN Nusantara Power dengan kapasitas terbesar yaitu 14,400 MW, menyumbang hampir 49% dari total kapasitas perusahaan. Dominasi ini tidak mengherankan mengingat Indonesia memiliki cadangan batu bara terbesar ke-6 di dunia dan merupakan eksportir batu bara thermal terbesar secara global.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara tersebar strategis di seluruh nusantara, dari PLTU Ombilin di Sumatera Barat hingga PLTU Tanjung di Kalimantan Selatan. Keunggulan batu bara terletak pada ketersediaan lokal yang melimpah, harga yang relatif stabil, dan teknologi pembangkitan yang sudah mature. Namun, tantangan emisi karbon mendorong PLN NP untuk mengimplementasikan teknologi co-firing biomassa untuk mengurangi jejak karbon operasional.
Gas Alam: Fleksibilitas Tinggi dengan 10,520 MW

Menempati posisi kedua, pembangkit berbahan bakar gas natural berkontribusi 10,520 MW atau sekitar 35% dari kapasitas total PLN NP. Gas alam menjadi pilihan strategis karena menawarkan fleksibilitas operasional tinggi dengan kemampuan start-up cepat dan ramping rate yang responsif terhadap fluktuasi beban.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) menggunakan teknologi combined cycle yang mampu mencapai efisiensi termal hingga 60%. Indonesia memiliki cadangan gas alam yang signifikan, terutama dari lapangan gas di Natuna, Arun, dan Tangguh, yang mendukung pasokan jangka panjang. Gas alam juga menghasilkan emisi CO2 sekitar 50% lebih rendah dibandingkan batu bara, menjadikannya pilihan transisi yang ideal menuju energi yang lebih bersih.
Pembangkit Hidro: Kekuatan Air dengan 2,850 MW

Sumber energi terbarukan terbesar dalam portofolio PLN NP adalah tenaga air dengan kapasitas 2,850 MW. Indonesia memiliki potensi hidro yang luar biasa dengan estimasi kapasitas teknis mencapai 95,000 MW, namun baru sekitar 3% yang termanfaatkan secara optimal.
PLN NP mengelola 26 pembangkit hidro yang tersebar di 58 lokasi strategis. Distribusinya meliputi 12 pembangkit di Sumatera seperti PLTA Asahan dan PLTA Sigura-gura, 2 pembangkit di Jawa, dan 12 pembangkit di Sulawesi termasuk PLTA Bakaru. Keunggulan energi hidro terletak pada sifatnya yang renewable, tidak menghasilkan emisi operasional, memiliki usia teknis yang panjang (50-100 tahun), dan biaya operasional yang minimal setelah masa konstruksi.
Diesel: Solusi Daerah Terpencil dengan 1,420 MW

Pembangkit diesel berkontribusi 1,420 MW dalam sistem PLN NP, berperan vital dalam penyediaan listrik di daerah-daerah terpencil dan pulau-pulau kecil yang belum terjangkau jaringan transmisi utama. Meski menggunakan bahan bakar fosil, pembangkit diesel menawarkan mobilitas dan fleksibilitas instalasi yang tinggi.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) umumnya beroperasi di wilayah Papua, Maluku, dan pulau-pulau terluar Indonesia. Teknologi diesel modern yang digunakan PLN NP memiliki efisiensi yang semakin baik dan dapat menggunakan biodiesel sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan. Strategi jangka panjang PLN NP adalah menggantikan sebagian PLTD dengan sistem hibrid solar-diesel atau micro-hydro di lokasi yang memungkinkan.
Solar: Energi Matahari dengan Potensi 390 MW

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menunjukkan perkembangan signifikan dengan kapasitas 390 MW. Meski masih relatif kecil, angka ini mencerminkan komitmen serius PLN NP dalam mengembangkan energi terbarukan, mengingat Indonesia memiliki intensitas radiasi matahari rata-rata 4,8 kWh/m2/hari yang sangat ideal untuk teknologi fotovoltaik.
PLN NP mengoperasikan berbagai jenis PLTS, mulai dari ground-mounted, rooftop, hingga floating solar. PLTS Terapung Trembesi di Batam dengan kapasitas 35 MWac menjadi flagship project yang mendemonstrasikan inovasi teknologi solar di Indonesia. Keunggulan PLTS floating adalah efisiensi yang lebih tinggi karena efek pendinginan air dan tidak memerlukan lahan darat yang luas. Target PLN NP adalah mengembangkan kapasitas solar hingga mencapai 1,000 MW pada 2030.
Angin: Energi Masa Depan dengan 70 MW

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau wind power menjadi sumber energi terkecil dalam portofolio PLN NP dengan kapasitas 70 MW, namun memiliki potensi pengembangan yang menjanjikan. Indonesia memiliki potensi angin teknis sekitar 60,000 MW, terutama di wilayah pesisir dan daerah pegunungan.
PLTB Sidrap di Sulawesi Selatan menjadi proyek pionir dengan kapasitas 75 MW yang dioperasikan dalam skema kerja sama. Tantangan utama pengembangan energi angin di Indonesia adalah karakteristik angin yang relatif lemah (rata-rata 3-6 m/s) dibandingkan standar internasional. Namun, kemajuan teknologi turbine angin kecepatan rendah membuka peluang besar untuk ekspansi PLTB di masa depan.
Baca juga:
- Jejak Bursa Karbon Dunia: Dari Eropa Hingga Asia dalam Mewujudkan Ekonomi Hijau Global
- Strategi Bisnis Berkelanjutan: Kuasai Sustainability Report di ZE Academy
Makin Tahu Indonesia diversifikasi enam sumber energi dalam portofolio PLN NP menciptakan sistem kelistrikan yang resilient dan sustainable. Kombinasi base load dari PLTU batu bara, peaking power dari PLTG/PLTGU, renewable energy dari PLTA dan PLTS, backup power dari PLTD, serta future growth dari PLTB membentuk ekosistem energi yang komprehensif.
Strategi PLN NP ke depan fokus pada peningkatan proporsi energi terbarukan dari ketiga sumber (hidro, solar, angin) sambil mempertahankan keandalan sistem melalui optimalisasi gas dan coal flexibility. Target 23% energi terbarukan pada 2025 dan net zero emission 2060 menjadi driving force transformasi mix energi PLN NP menuju portofolio yang lebih hijau dan berkelanjutan.
#zonaebt #EBTHeroes #Sebarterbarukan
Referensi: